Tipe-Tipe Konflik Hakekat Konflik

b. Tipe-Tipe Konflik

Konflik dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu konflik yang realistis dan konflik yang tidak realistis. Konflik realistis yaitu konflik yang berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi akibat adanya pikiran keuntungan para partisipan, yang ditujukan pada obyek yang mengecewakannya. Konflik tidak realistis yaitu konflik yang datang dari adanya kebutuhan untuk meredakan ketegangan yang datang dari salah satu pihak Sudijono Sastroatmodjo, 1995. Menurut Maswadi Rauf 2001:6 dilihat dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, konflik dapat dibagi menjadi 2 yaitu konflik individual dan konflik kelompok. Konflik individual yakni konflik yang terdiri antara dua orang yang tidak melibatkan kelompok masing-masing. Sedangkan konflik kelompok yakni konflik yang terjadi antara 2 kelompok atau lebih. K.J. Holtsi 1988 menyebutkan bahwa terdapat enam tipe utama atau jenis konflik yaitu: 1 Konflik wilayah terbatas, dimana terdapat pandangan yang tidak cocok dengan acuan pada pemilikan suatu bagian khusus wilayah atau pada hak-hak yang dinikmati oleh suatu negara di dekat negara lain. 2 Konflik yang berkaitan dengan komposisi pemerintah. Tipe konflik ini sering mengandung nada tambahan ideologis yang kuat, maksudnya adalah menjatuhkan suatu rezim dan sebagai gantinya mendirikan satu pemerintahan yang cenderung lebih menguntungkan pihak yang melakukan intervensi. 3 Konflik kehormatan nasional, dimana pemerintah mengancam atau bertindak untuk membersihkan pelanggaran tertentu yang telah diduga. Konflik ini biasanya dari skala kecil menjadi skala besar. 4 Imperialisme regional, dimana suatu pemerintah berusaha menghancurkan negara lain, biasanya demi suatu kombinasi tujuan ideologis, keamanan dan perdagangan. 5 Konflik pembebasan atau perang revolusioner, yaitu perang yang dilakukan oleh suatu negara untuk ”membebaskan” rakyat negara lain, biasanya karena alasan-alasan etnis atau ideologis. 6 Konflik yang timbul dari tujuan pemerintah untuk mempersatukan suatu negara yang terpecah. Menurut Ramlan Surbakti 1992 konflik dapat dibedakan menjadi dua yaitu konflik yang berwujud kekerasan dan konflik non kekerasan. Konflik yamg mengandung kekerasan biasanya terjadi dalam masyarakat negara yang belum memiliki konsensus bersama tentang dasar, tujuan negara dan lembaga pengatur atau pengendali konflik yang jelas. Pemberontakan dan sabotase merupakan contoh konflik yang mengandung tindak kekerasan. Sedangkan konflik yang non kekerasan biasanya terjadi pada masyarakat yang telah memiliki dasar tujuan yang jelas sehingga penyelesaian konflik sudah bisa ditangani melalui lembaga yang ada. Adapun konflik non kekerasan biasanya berwujud perbedaan pendapat antar kelompok individu dalam rapat, pengajuan petisi kepada pemerintah, polemik melalui surat kabar dan sebagainya. Apabila dilihat dari sudut konflik sebagai sarana dan konflik sebagai tujuan Achmad Fedyani Saifudin 1986: 64 membagi konflik dalam dua macam yaitu konflik realistik dan konflik non realistik. Konflik yang timbul karena tuntutan-tuntutan tertentu dan diarahkan kepada objek tertentu disebut konflik realistik. Sebaliknya dalam konflik non realistik, konflik itu sendiri sebagai tujuan, tidak dikondisikan pada objek tertentu dan berfungsi memenuhi kebutuhan untuk meredakan ketegangan dari sekurang-kurangnya salah satu pihak yang bertentangan. Konflik yang terjadi antara Amerika Serikat dan Irak dalam Perang Teluk III termasuk konflik yang berkaitan dengan komposisi pemerintah, karena Amerika Serikat berusaha untuk meruntuhkan rezim Saddam Hussein dan menggantinya dengan pemerintahan baru yang dinilainya lebih demokratis. Konflik yang dimunculkan Amerika Serikat juga termasuk dalam jenis imperialisme regional, mengingat Amerika Serikat melakukan intervensi demi tujuan ideologi, keamanan Israel dan perdagangan minyak. Konflik Amerika Serikat dan Irak ini juga termasuk konflik pembebasan, karena Amerika Serikat mengatakan bahwa intervensinya dilakukan untuk membebaskan rakyat Irak dari rezim diktator Saddam Hussein.

c. Sumber Konflik