lahan jika dapat ditemukan inovasi baru yang lebih bermanfaat dan jika dapat ditimbulkan sikap budaya baru dan kesadaran mendalam tentang bahaya perang
secara menyeluruh. Teori mengenai sebab-sebab perang pada Perang Teluk III lebih condong
pada pendapat yang dikemukakan Walter S. Jones. Penyebab Perang Teluk III disebabkan oleh adanya naluri agresi yaitu sifat haus darah yang dimiliki oleh
Amerika Serikat. Mesin politik luar negeri Amerika Serikat sering kali diarahkan pada negara yang dikehendakinya untuk memenuhi sifat haus perangnya. Perang
Teluk III juga terjadi karena rangsangan ekonomi yaitu kepentingan Amerika Serikat atas ladang minyak Irak dan rangsangan ilmiah sebagai ajang pamer
teknologi persenjataan. Dalam Perang Teluk III juga tampak bahwa Amerika Serikat melancarkan perang sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dengan
Irak.
c. Hukum Perang
Berdasarkan ketentuan bahwa bagi suatu negara yang berada dalam state of war keadaan perang dengan negara lain akan berlaku suatu perangkat
ketentuan hukum yang hanya berlaku dalam keadaan perang saja. Perangkat ketentuan hukum ini berbeda dari perangkat ketentuan hukum yang berlaku dalam
masa damai. Adanya dua perangkat ketentuan hukum ini sering disebut ”legal dichotomy”. Seorang ahli memberikan penjelasan sebagai berikut: ”The legal
syistem contained two paralled bodies of law; a more elaborate one functioning in time of peace; another which became operaive following a declaration of war”.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa negara yang berada dalam keadaan perang, maka yang berlaku adalah hukum perang.
Nagendra Singh dalam G.P.H. Haryomataram 1994: 7 mengatakan bahwa:
”The fundamental basis of the laws of war and their main purpose is to limit the use of force violence to that which, an according to all
accepted canons is the submission of the enemy to terms”.
Pokok dari adu kekuatan dalam perang sesuai dengan semua peraturan-peraturan yang disetujui, adalah menundukkan musuh pada
akhirnya.
Berdasarkan definisi-definisi mengenai hukum perang, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hukum perang ialah:
1 Rangkaian ketentuan yang mengatur pemakaian kekuatan bersenjata yang
meliputi pengaturan tentang cara dan alat apa yang boleh dipakai. 2
Rangkaian kekuatan yang mengatur perlakuan terhadap orang-orang yang menjadi korban perang tawanan perang, orang luka dan sakit dan sebagainya.
Tetapi mengingat bahwa istilah perang dapat diberi arti bermacam-macam, dan mengingat pula bahwa ketentuan tersebut tidak hanya berlaku dalam perang
saja, maka diusulkan untuk mengganti istilah hukum perang dengan ”rules governing the use of armed force and the treatment of individuals in time of
war and armed conflict”. Artinya adalah peraturan-peraturan yang mengatur penggunaan angkatan bersenjata dan perlakuan individu pada saat perang dan
koflik bersenjata.
Adapun tujuan dari hukum perang yang dikemukakan G.P.H Haryomataram 1994 adalah:
1 Melindungi dari penderitaan yang tidak perlu.
2 Menjamin hak-hak asasi manusia yang fundamental.
3 Mencegah dilakukannya perang secara kejam tanpa mengenal batas.
B. Kerangka Berpikir
Ambisi Menjadi Pemimpin Arab
AMERIKA SERIKAT
Politik Luar Negeri AS
Politik Standar Ganda AS
Politik Internasional AS di Timur Tengah
IRAK
Politik Luar Negeri Irak