Analisis Laporan Keuangan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Financial Distress

perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo tersebut. 2.1.3.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut SAK No.1 adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Menurut Indra 2010:297, tujuan umum laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas suatu entitas yang berguna bagi sejumlah pemakai untuk membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai suatu enitas dalam aktivitasnya guna mencapai tujuan.

2.1.3.2 Analisis Laporan Keuangan

Terdapat empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dilakukan dengan model rasio keuangan Foster, 1986 dalam Luciana, 2003 yaitu: 1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu. 2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan. 3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan dengan rasio keuangan. 4. Untuk mengkaji hubungan empiris antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu seperti kebangkrutan atau financial distress Tujuan pokok analisis keuangan adalah memprediksi kinerja perusahaan pada periode-periode yang akan datang. Laporan ini biasanya memberikan indikator-indikator bagaimana kondisi perusahaan pada periode-periode berikutnya. Hasil analisis laporan keuangan akan memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan, sehingga diketahui kinerja perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan ini tercermin dalam rasio-rasio keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang dihasilkan dari analisis laporan keuangan inilah yang merupakan indikator yang digunakan untuk memprediksi terjadinya financial distress.

2.1.3.3 Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Financial Distress

Pengertian rasio keuangan menurut James Van Horne 2000 merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kesehatan suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Daves 2003, tanda-tanda potensi financial distress biasanya terbukti dalam analisis rasio jauh sebelum perusahaan benar- benar gagal. Hal ini diperkuat oleh Whitaker 1999:2, yang menyatakan bahwa financial distress bukan hanya masalah pada saat perusahaan default tetapi juga dimulai ketika terjadinya peningkatan kemungkinan atau probabilitas perusahaan mengalami default. Menurut Etty 2001 dalam Brahmana 2007, rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi kesulitan keuangan bisnis untuk periode satu sampai lima tahun sebelum bisnis tersebut benarbenar bangkrut. Menurut Lukman 2004:40, likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas dapat muncul akibat dari keputusan masa lalu perusahaan mengenai pendanaan oleh pihak ketiga, baik yang berupa aset maupun yang berbentuk kas. Dari keputusan tersebut, maka muncullah kewajiban sejumlah pembayaran di masa yang akan datang. Likuiditas berkaitan dengan besarnya kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban keuangan perusahaan yang telah jatuh tempo. Menurut Toto 2008:20, ketidakmampuan membayar kewajiban secara tepat waktu akan langsung dirasakan oleh kreditor, terutama kreditor yang berhubungan dengan operasional perusahaan supplier. Menurut Luciana 2003, hal ini telah mengindikasikan adanya sinyal distress yang menyebabkan adanya penundaan pengiriman dan masalah kualitas produk. Apabila perusahaan mampu mendanai dan melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik maka potensi perusahaan mengalami financial distress akan semakin kecil. Adapun rasio likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio CR yang menurut Wild 2010:44 , yaitu total aktiva lancar dibagi dengan total kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Current Ratio =

2.1.4 Laba

Dokumen yang terkait

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

12 49 50

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

2 11 78

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 10

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 2

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 2 9

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 23

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 2 3

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 4

Pengaruh Likuiditas, Laba, Dan Arus Kas Dapat Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Likuiditas, Laba, Dan Arus Kas Dapat Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8