2. Variabel Laba memiliki jumlah sampel N sebanyak 225, dengan nilai minimum -0,1147 dan nilai maksimum 1,0815 serta mean nilai rata-
rata 0,1306. Standard deviation simpangan baku variabel ini adalah 0,1379.
3. Variabel Arus Kas memiliki jumlah sampel N sebanyak 225, dengan nilai minimum 0,0003 dan nilai maksimum 0,5836 serta mean nilai
rata-rata 0,1046. Standard deviation simpangan baku variabel ini adalah 0,1095.
4. Variabel Likuiditas memiliki jumlah sampel N sebanyak 225, dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 serta mean nilai rata-rata
0,07. Standard deviation simpangan baku variabel ini adalah 0,258.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis
grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah
berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.
Gambar 4.1 :Pegujian Normalitas.
Sumber : Output SPSS 18, Diolah 2015 Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti
data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistic berupa Uji Glejser. Melalui analisis grafik, suatu model
regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang
jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.
Scatterplot
Gambar 4.2 : Pengujian Heteroskedastisitas.
Sumber : Output spss 18, Diolah 2015 Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini tidak terjadi
heteroskedasitisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memperdiksi kondisi financial distress pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan variabel independennya.
4.2.2.3 Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel indenpenden manakah yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Tolerance adalah mengukur
variabalitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,10
dan VIF 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4. 2 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Likuiditas
,552 1,810
Laba Bersih ,857
1,167 Arus Kas
,529 1,892
a. Dependent Variable: Financial Distress Sumber : Output SPSS 18, Diolah 2015
Pada tabel 4.2 memperlihatkan semua nilai variabel independen memiliki nilai Tolerance 0,1 dan VIF 10,00. dimana nilai tolerance
variabel Rasio Likuiditas 0,552 1,0; nilai tolerance Laba Bersih 0,857 0,1 dan nilai tolerance Arus Kas 0,529 1.00 demikian juga nilai
VIF variabel Rasio Likuiditas 1,810 10,00; nilai VIF Laba Bersih 1,167 10,00 dan nilai VIF Arus Kas 1,892 10,00. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.
4.2.3 Pengujian Hipotesis