2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan kerangka yang dapat menggambarkan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kerangka
konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
Kerangka konseptual financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan dan apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut maka
akan menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Financial distress berawal ketika perusahaan mengalami kerugian operasional yang terus menerus
sehingga menyebabkan defisiensi modal. Financial distress ini dapat dilihat dengan berbagai cara, seperti kinerja perusahaan yang semakin menurun,
ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya, adanya penghentian pembayaran dividen, masalah arus kas yang dihadapi perusahaan, kesulitan
likuiditas, adanya pemberhentian tenaga kerja, dan kondisi-kondisi lainnya yang mengindikasikan kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk
mendeteksi financial distress suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
Current Ratio X
1
Laba Bersih X
2
Arus Kas X
3
Financial Distress Y
menggunakan rasio keuangan perusahaan. Secara umum rasio likuiditas, laba dan arus kas berlaku sebagai indikator yang signifikan.
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Apabila perusahan mampu mendanai dan melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik maka potensi
perusahaan mengalami financial distress akan semakin kecil. Laba merupakan selisis lebih antara pendapatan dan beban. Jika
pendapatan lebih besar daripada beban, maka perrusahaan akan mendapatkan laba. Deminikain pula sebaiknya jika pendapatan lebih kecil daripada biaya maka
perusahaan akan mengalami kerugian. Perusahaan mengalami kondisi financial distress jika perusahaan mengalami ekrugian atau dalam penelitian ini
memperoleh laba operasi negatif. Laporan arus kas dapat membantu para pemakainya untuk melihat
bagaimana saldo kas dan setara kas dalam neraca perusahaan berubah dari awal hingga akhir periode akuntansi dan apa artinya perubahan tersebut bagi
perusahaan, aakah menunjukkan prestasi positif atau negatif. Oleh karena itu, penialian yang tepat atas prestasai suatu perusahaan tidak hanya memperhatikan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tetapi juga memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif dari kegiatan
operasinya. Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress terjadi sebelum
perusahaan mengalami kebangkrutan. Jika perusahaan profitable namun mengalami defisit arus kas, dapat merupakan indikasi bahwa perusahaan
mengalami masalah keuangan dan dikhawatirkan tiak mampu mengembalikan pinjaman kepada kreditor maupun membayar dividen keada investor. Kondisi
financial distress juga dapat terjadi jika perusahaan memiliki arus kas positif namun laba yang diperoleh negatif. Kondisi tersebut menjadikan investor tidak
mempercayakan investasinya kembali kepada perusahaan karena dari kondisi laba negatif menjadikan tidak adanya pembagian dividen.
2.4 Hipotesis Penelitian