5.4.5. Anyaman kursi rotan
Dari hasil olahan data diperoleh bobot faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen tertinggi untuk desain anyaman kursi rotan adalah estetika dengan
bobot 0,402. Kata Kansei yang dominan pada faktor ini adalah kata cantik dan unik dengan bobot masing-masing 0,201 dan 0,201. Faktor yang menjadi urutan
kedua adalah konstruksi dengan bobot 0,235 dengan kata Kansei kokoh dan sederhana dengan masing masing bobot 0,175 dan 0,060. Faktor bahan menjadi
faktor ketiga dengan bobot 0,186 dengan kata alami 0,106 dan modern 0,080, sedangkan faktor keempat adalah fungsi dengan bobot 0,177 dengan kata Kansei
inovatif dan nyaman dengan bobot masing-masing 0,065 dan 0,112. Secara jelas bobot faktor untuk anyaman kursi rotan disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Bobot faktor desain anyaman kursi rotan Faktor
Bobot Peringkat
Kata Bobot
Peringkat Estetika
0,402 1
Cantik 0,201
1 Unik
0,201 2
Fungsi 0,177
4 Inovatif
0,065 7
Nyaman 0,112
4 Bahan
0,186 3
Alami 0,106
5 Modern
0,080 6
Konstruksi 0,235
2 Kokoh
0,175 3
Sederhana 0,060
8 Hasil pemilihan alternatif desain anyaman menunjukkan desain anyaman
liris V52 menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,227. Prioritas kedua adalah desain anyaman antik V53 dengan bobot 0,195. Prioritas ketiga adalah desain
anayaman rapat satu-satu V51 dengan bobot 0,176, prioritas selanjutnya desain anyaman kembang tanjung V55 dan ornamen rotan susun jarang V56, dengan
bobot 0,144 dan 0,141. Dilain pihak, desain anyaman satu-satu V54 menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0,117. Secara lebih jelas bobot hasil pemilihan
alternatif desain anyaman kursi rotan disajikan pada Gambar 18.
5.5 Analisis Sensitivitas Prioritas Elemen Desain Kursi Rotan
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan prioritas desain akibat perubahan faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen. Analisis
sensitivitas dilakukan menggunakan software Expert choice 11. Analisis
sensitivitas dilakukan untuk setiap elemen desain, yaitu sandaran punggung, dudukan, sandaran tangan, kaki dan desain anyaman, dimana perubahan dilakukan
untuk setiap faktor estetika, fungsi, bahan dan konstruksi.
Keterangan : V51= desain anyaman rapat satu-satu V52 = desain anyaman lirisfishbone
V53= desain anyaman antik V54= desain anyaman jarang satu-satu
V55= desain anyaman kembang tanjung V56= desain ornament rotan susun jarang
Gambar 18 Hasil prioritas desain anyaman kursi rotan.
Pada desain sandaran punggung, faktor konstruksi dengan bobot 0,358 dengan kata Kansei kokoh dan sederhana merupakan faktor dominan dipilih oleh
konsumen dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menaikkan bobot faktor selain faktor konstruksi, yaitu faktor
estetika. Kenaikan bobot faktor estetika dari 0,203 menjadi 0,705 menyebabkan perubahan prioritas desain. Peningkatan bobot estetika tersebut merubah prioritas
desain dari desain sandaran punggung rendah berbentuk melengkung V14 menjadi desain sandaran punggung rendah dengan bentuk bulat V13. Secara
lebih jelas perubahan tersebut disajikan pada Gambar 19. Dari Gambar 19 juga dapat dilihat bahwa kenaikan bobot estetika akan
mempengaruhi bobot faktor lain. Adanya kenaikan bobot faktor estetika akan menurunkan bobot fungsi, bobot bahan dan bobot faktor konstruksi. Dengan
menggunakan analisis sensitivitas juga dapat diketahui, bahwa untuk kata kokoh
0.1 0.2
0.3
V51 V52
V53 V54
V55 V56
Bobot
atau nyaman maka alternatif pilihan desain yang dapat dipertimbangkan oleh perancang produk adalah desain sandaran punggung rendah berbentuk
melengkung V14 Gambar 19a. Di lain pihak jika konsumen menginginkan faktor estetika dengan kata Kansei unik dan cantik, yang lebih dominan
dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya maka maka perancang produk dapat mempertimbangkan desain sandaran pungung rendah berbentuk bulat V13
Gambar 19b. Di lain pihak perubahan faktor lain selain faktor estetika tidak menunjukkan perubahan terhadap alternatif pilihan desain.
a. Sebelum dilakukan analisis sensitivitas
b. Setelah dilakukan analisis sensitivitas Gambar 19 Analisis sensitivitas desain sandaran punggung kursi rotan.
Pada desain dudukan kursi rotan hasil penilaian perbandingan berpasangan menunjukkan bahwa faktor fungsi, dengan kata Kansei inovatif dan nyaman,
merupakan faktor utama dibandingkan dengan faktor lainnya yaitu dengan bobot 0,324. Prioritas desain yang dihasilkan dengan dari bobot tersebut adalah desain
dudukan berbentuk setengah lingkaran V22. Analisis sensitivitas melakukan kenaikan faktor selain faktor fungsi, yaitu dengan menaikkan bobot faktor bahan