Rotan Sistem evaluasi elemen desain kursi rotan menggunakan rekayasa kansei
tingkat kepentingan melalui proses pembandingan berpasangan pair-wise comparison
. AHP merupakan algoritma yang membantu untuk memecahkan masalah
keputusan seperti Multiple Choice Decision Analysis MCDA Saaty 1980. Ada banyak MCDA metode yang telah dikembangkan seperti ELECTRE, TOPSIS, dll
tetapi metode ini tidak mempertimbangkan saling ketergantungan antara kriteria dan alternatif Lin et al. 2008.
Analisis AHP merupakan suatu metode penyelesaian persoalan secara terorganisir sehingga dapat mengambil keputusan efektif. Menurut Saaty 1980,
metode AHP memilah-milah suatu situasi kompleks, tidak teratur ke dalam variabel-variabel, kemudian disusun secara hirarki. Proses penilaian dalam metode
ini adalah dengan memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif setiap variabel. Kemudian melakukan sintesis pertimbangan-pertimbangan agar dapat
menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi. Prinsip kerja AHP menurut Marimin 2004, terdiri dari empat pokok yaitu
penyusunan hirarki, penilaian kinerja, penentuan priotitas, dan konsistensi logis. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Penyusunan hirarki merupakan suatu gambaran persoalan yang dibentuk dalam diagram atau gambar berbentuk hirarki, yang dimulai dari tujuan
goal, kriteria, kemudian alternatif. Kriteria disini dapat berupa faktor, aktor, dan tujuan. Kriteria juga dapat diimprovisasi.
b. Penilaian kriteria dan alternatif dilakukan melalui perbandingan berpasangan pairwise comparison dengan skala satu sampai sembilan.
c. Penentuan prioritas setiap kriteria dan alternatif diperoleh dengan mempertimbangkan nilai-nilai pengolahan matematis dan statistik hasil
perbandingan berpasangan. d. Konsistensi logis, yaitu semua alternatif dikelompokkan secara logis dan
diperingatkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Tahapan yang terpenting di dalam AHP adalah penilaian alternatif dengan
teknik perbandingan berpasangan pairwise comparison dalam suatu hirarki. Penilaian dilakukan dengan memberi bobot numerik dan membandingkan antara
satu alternatif dengan alternatif lainnya sesuai dengan skala penilaian dan selanjutnya disintesa untuk menentukan alternatif yang memiliki prioritas tertinggi
dan terendah. Contoh bagan penilaian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1, bagian kotak yang diarsir tidak diisi, tetapi yang tidak diarsir
diberikan penilaian sesuai kriteria. Bagian yang diarsir akan mempunyai nilai yang terbalik dengan nilai yang diberikan pada bagian yang tidak diarsir, sehingga
tidak perlu diisi. Dalam bagan tersebut, setiap alternatif dinilai dan melalui penilaian perbandingan berpasangan akan dihasilkan alternatif prioritas. Konsep
bagan ini berlaku bagi setiap hirarki persoalan dalam metode AHP. Tabel 1 Tabel isian untuk perbandingan berpasangan
Fokus S
1
S
2
S
3
S
4
S
1
1 S
2
1 S
3
1 S
4
1
Sumber: Marimin 2004.
Metode AHP menyediakan struktur matematika untuk membandingkan antar alternatif dengan metode perbandingan berpasangan, sehingga pada akhirnya
akan diperoleh tingkat kepentingan atau bobot dari alternatif tersebut. Misalkan pada n alternatif, S
1
, S
2
,…,Sn merupakan alternatif yang akan dibandingkan. Nilai hasil perbandingan tingkat kepentingan alternatif ke-i dibagi dengan tingkat
kepentingan ke-j dinotasikan sebagai a
ij
, dan diformulasikan:
i ij
j
a a
a
1 Nilai a
ij
yang diberikan berbentuk skala dari 1 sampai 9. Angka ‘1’ menunjukkan bahwa alternatif mempunyai tingkat kepentingan yang sama,
sedangkan angka ‘9’ menunjukkan bahwa alternatif ke-i mutlak lebih penting daripada alternatif ke-j. Nilai-nilai untuk perbandingan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Skala penilaian kriteria dalam AHP Nilai
Keterangan 1
Alternatif ke-i sama penting dengan alternatif ke-j 3
Alternatif ke-i lebih penting dari ke-j 5
Alternatif ke-i jelas lebih penting dari ke-j 7
Alternatif ke-i sangat jelas lebih penting dari ke-j 9
Alternatif ke-i mutlak lebih penting dari ke-j 2,4,6,8
Apabila ragu-ragu antara dua nilai alternatif yang berdekatan
Sumber: Marimin 2004.
Dari hasil perbandingan berpasangan akan diperoleh sebuah matriks n x n yang dinotasikan sebagai matriks A. Nilai diagonal dari matriks tersebut adalah 1
a
ii
= 1, sehingga penilaian dari Tabel 1 diatas dapat dinotasikan:
1 2
12 1
12 2
2 1
2
1 1
1 1
1 1
n n
n n
n n
s s
s a
a S
A a
a S
a a
S
2
Tsai dan Hsiao 2004 menyatakan untuk memperoleh nilai hasil eigenvalue pada AHP, maka suatu set bobot w w
1
,w
2
,…,w
n
sebagai eigenvector diperoleh dari eigenvalue
, dimana Aw
w
3
Karena penilaian dan penentuan tingkat kepentingan dilakukan secara subjektif, maka pengambilan keputusan menggunakan AHP akan menghadapi
persoalan konsistensi. Saaty 1980 mengemukakan metode untuk mengukur tingkat konsistensi melalui perhitungan Consistency Index CI. Dari nilai
Consistency Index CI selanjutnya ditentukan Consistency Ratio CR. Pada tahap
akhir dilakukan uji konsistensi hirarki lebih kecil atau sama dengan 10 persen, maka hasil penilaian hirarki secara keseluruhan dapat diterima.
Berikut ini merupakan persamaan untuk penghitungan CI dan CR. Persamaan perhitungan CI:
max 1
n CI
n
4
Persamaan perhitungan CR: CI
CR RI
5
Keterangan: RI adalah Indeks Acak Random Index Nilai indeks acak bervariasi sesuai dengan orde matriksnya. Nilai rasio
konsistensi CR yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang memiliki tingkat konsistensi baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut
menjadikan nilai CR ini menjadi tolak ukur bagi konsistensi hasil komparasi berpasangan suatu matriks pendapat.