Beberapa Penelitian Terdahulu Sistem evaluasi elemen desain kursi rotan menggunakan rekayasa kansei
Pengumpulan gambar kursi rotan diperoleh dari pabrik furnitur rotan, pameran Indonesia TradeExpo stand Indonesia Rattan Furniture Pavillion, serta
dari toko-toko penjual furnitur rotan. Gambar kursi rotan tersebut kemudian diseleksi untuk memperoleh elemen dari berbagai macam desain kursi rotan.
Tahap ketiga adalah tahap evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh penilaian dan pengetahuan dari konsumen mengenai perasaannya terhadap produk
rotan. Pada tahap ini kata-kata Kansei dan gambar desain elemen yang telah diperoleh dijadikan sebagai dasar pembuatan kuesioner, baik untuk kuesioner
dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP dan kuesioner pilihan konsumen.
Metode AHP digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor Kansei dari konsumen dan mengevaluasi tingkat kepentingan atau bobot dari kebutuhan
konsumen. Untuk kuesioner AHP dilakukan penstrukturan desain elemen produk kursi rotan secara hirarki. Penilaian dilakukan secara perbandingan berpasangan
pair-wise comparison dan pengolahan hasil AHP tersebut dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice 11 Expert Choice 2010. Perhitungan
dengan menggunakan Expert Choice menggunakan rumus konsistensi indeks untuk menentukan validasi dari data tersebut. Diagram alir untuk tahapan ini
disajikan pada Gambar 9. Hasil penilaian secara AHP juga dianalisis menggunakan analisis sentivitas.
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan terhadap faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen akan mempengaruhi alternatif pilihan
desain. Analisis sensitivitas dilakukan dengan bantuan software Expert Choice 11.
Pada tahap evaluasi juga dilakukan penyebaran kuesioner untuk pemilihan dan penilaian terhadap kata Kansei dan desain elemen. Hasil kuesioner diolah
dengan menggunakan association rules. Association rules merupakan teknik untuk memperoleh hubungan asosiatif dari data yang ada.
Gambar 9 Diagram alir tahap identifikasi faktor Kansei dari konsumen menggunakan AHP.
Dengan menggunakan teknik association rules dapat diperoleh pengetahuan berupa rules mengenai hubungan asosiatif atau pemetaan dari kata Kansei menjadi
elemen desain yang sesuai dengan penilaian konsumen. Pengolahan menggunakan
association rules dilakukan dengan bantuan software Magnum Opus Webb
2006. Untuk memperoleh pengetahuan yang valid, maka dilakukan penentuan
batasan dari rules yang diperoleh. Batasan tersebut berupa nilai support dan confidence, dimana batasan minimum support yaitu 20 persen dan batas minimum
confidence adalah 50 persen. Diagram alir tahap sistem evaluasi mengunakan
association rules disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10 Diagram alir sistem evaluasi elemen desain kursi rotan menggunakan asssociation rules.
Hasil pengolahan data AHP dan hasil pengetahuan dari association rules selanjutnya diintegrasikan dalam rumah mutu house of quality dari Quality
Function Deployment QFD. Rumah mutu house of qualityHOQ pada
penelitian ini adalah suatu bentuk matriks yang menghubungkan antara keinginan konsumen What dengan desain elemen kursi rotan How. Langkah pertama
dalam integrasi evaluasi elemen desain adalah mengisi rumah mutu HOQ yaitu dengan memetakan keinginan konsumen dari rules yang diperoleh pada tahap
sebelumnya. Rules
yang dipetakan adalah rule yang mempunyai dukungan atau tingkat support
lebih dari 20 persen dan tingkat kepercayaan atau confidence 50 persen. Batasan tersebut dianggap mampu untuk memperoleh rule yang kuat strong
rule. Dalam matrik HOQ, rule yang kuat diberi nilai 1, sedangkan jika tidak
terdapat rule yang menghubungkan antara kata dengan elemen desain kursi, maka diberi nilai 0.
Selanjutnya adalah menentukan prioritas kata Kansei yang merupakan keinginan konsumen. Nilai prioritas diperoleh dari agregasi nilai AHP yang
diperoleh pada tahap sebelumnya. Kata yang mempunyai bobot tertinggi merupakan kata yang dominan. Diagram alir integrasi elemen desain kursi rotan
disajikan pada Gambar 11.