Analytical Hierarchy Process AHP

E. Hubungan Teknis C. Tanggapan Teknis D. Hubungan Keterkaitan tanggapan atas kebutuhan konsumen F. Matriks Teknis prioritas tanggapan teknis, target teknis, benchmarking A Kebutuhan Konsumen B. Prioritas Kebutuhan Konsumen Tahapan pembuatan matriks HOQ adalah sebagai berikut Marimin 2004 : a. Identifikasi harapan konsumen Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan harapan konsumen terhadap produk. Data untuk tahap ini diperoleh dari hasil pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. b. Elemen desain produk c. Sasaran proyek d. Parameter teknis e. Matriks interaksihubungan keterkaitan f. Trade off Beberapa aktivitas proses memiliki proses keterkaitan antara satu dengan lainnya. Pemberian tindakan pada aktivitas proses dapat mengakibatkan perubahan pada aktivitas proses yang terkait lainnya, baik perubahan searah positif maupun perubahan berlawanan arah negatif. Penentuan hubungan keterkaitan dalam penelitian ini dilakukan secara brainstorming dengan Gambar 6 Ilustrasi matriks rumah mutu. bagian yang terkait dengan proses produksi dan pemasaran produk serta pakar. Matriks yang terbentuk dari hubungan keterkaitan ini disebut matriks korelasi dan pada matriks house of quality HOQ terletak pada bagian atas yang disebut roof. Hubungan keterkaitan yang ada dan lambang yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Hubungan kuat positif ++ Hubungan kuat positif merupakan hubungan searah yang kuat, dimana bila salah satu aktivitas proses mengalami peningkatan akan berdampak kuat pada peningkatan aktivitas proses yang lainnya yang terkait. 2. Hubungan positif + Hubungan positif merupakan hubungan searah, meskipun dampak yang dihasilkan tidaklah sekuat hubungan pada poin pertama. 3. Hubungan negatif - Hubungan negatif merupakan hubungan tidak searah, yaitu apabila salah satu aktivitas proses mengalami penurunan, maka aktivitas yang lain akan mengalami peningkatan. Hal ini dapat berlaku sebaliknya. 4. Hubungan kuat negatif -- Hubungan kuat negatif merupakan hubungan tidak searah yang kuat dan dampak yang dihasilkan lebih kuat dari hubungan poin ketiga.

2.8 Beberapa Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut. Mulyadi 2001 melakukan penelitian mengenai rancang bangun strategi terpadu agroindustri rotan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa desain produk merupakan kompetensi inti dalam sistem agroindustri rotan, oleh karena itu perlu dilakukan aliansi strategis dengan industri setengah jadi yang memiliki hubungan dengan sumber bahan baku dan aliansi dengan perusahaan di luar negeri buyer yang menguasai pasar dan distribusi barang jadi rotan. Han et al. 2000 melakukan evaluasi produk elektronik berdasarkan kegunaan usability. Evaluasi berdasarkan kegunaan pada studi ini dilakukan untuk kinerja produk dan citra image produk secara subjektif, dengan pertimbangan kedua hal tersebut sangat penting dalam mendesain suatu produk. Kwahk dan Han 2002 mengajukan suatu metodologi untuk melakukan evaluasi berdasarkan kegunaan produk. Metodologi tersebut terbagi atas tiga komponen, yaitu fitur antarmuka, evaluasi dan pengukuran kegunaan usability. Lo dan Chuang 2003 menggunakan rekayasa Kansei untuk mengevaluasi tekstur produk hub devices yang mempunyai lapisan pernis. Penelitian tersebut menggunakan 12 pasang kata sebagai kata Kansei dan 25 contoh produk yang terbagi menjadi tiga faktor, yaitu warna, lapisan pernis lacquer dan kilap glossy. Terdapat dua jenis penilaian yang dilakukan oleh responden, yaitu dengan hanya melihat saja dan dengan melihat dan meraba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik penilaian melalui melihat, maupun melihat dan meraba, faktor lapisan pernis merupakan faktor yang sangat mempengaruhi Kansei konsumen. Lanzotti dan Tarantino 2008 mengintegrasikan pendekatan rekayasa Kansei dengan Kano analisis untuk melakukan inovasi secara terus menerus continuous innovation dengan contoh studi kasus pada interior kereta api. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi elemen mutu yang memuaskan baik secara fungsi maupun emosi pengguna. Achiche dan Ahmed 2008 mengembangkan suatu set fuzzy ifthen rules untuk memetakan hubungan antar fuzzy input yaitu informasi produk secara geometris dan output. Zhai, et al. 2009 membuat suatu pendekatan pendukung keputusan menggunakan metode rough set untuk meningkatkan kepuasan afektif konsumen dalam desain produk. Rucitra 2010 melakukan penelitian mengenai pengembangan produk kursi makan rotan pada UKM dengan metode Green Quality Function Deployment Green QFD II. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa produk UKM rotan perlu dikembangkan. Selanjutnya diterangkan bahwa kebutuhan konsumen terhadap kursi makan lebih memprioritaskan mutu kursi dibandingkan dengan faktor lingkungan dan faktor biaya. Hsu et al. 2000 melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan persepsi terhadap bentuk produk antara desainer dan konsumen. Penelitian dilakukan menggunakan metode semantic differential SD untuk menilai hubungan antara evaluasi subjektif dari contoh telefon dan bentuk elemen desain. Pada studi kasus ini digunakan 24 sampel telefon dan 40 responden 20 orang desainer dan 20 kosumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak perbedaan persepsi antara desainer dan konsumen terhadap objek yang sama dan interpretasi mereka terhadap gambar-kata yang sama. Konsumen tidak mengerti terhadap pengertian arti gambar-kata, tetapi mereka lebih memperhatikan jika telefon itu terlihat baru. Para desainer lebih menilai sampel telefon yang mempunyai desain elegan, sedangkan konsumen lebih memilih desain yang modern dan desain yang licin. Kata Kansei, mature, delicate mempengaruhi kesukaan desainer, sedangkan konsumen dipengaruhi kehalusan gambar. Jiao et al. 2006 mengembangkan Kansei mining system, yaitu sistem pendukung keputusan untuk memperbaiki proses pemetaan Kansei dengan menggunakan catatan penjualan masa lampau dan spesifikasi produk. Sistem yang dikembangkan menggunakan metode association rules dan analisis conjoint. Ishihara et al. 2010 menggunakan pendekatan Kansei dan kontrol untuk mengembangkan model mesin cuci. Terdapat tiga model mesin cuci yang dibandingkan, yaitu mesin cuci dengan drum miring slanted drum, mesin cuci tipe drum-horizontal pintu bukaan di bagian bawah dan mesin cuci dengan drum-vertikal pintu bukaan di bagian atas. Pengukuran Kansei dilakukan dengan memperhatikan postur tubuh konsumen saat menggunakan mesin cuci, baik saat memasukkan dan mengeluarkan pakaian dari mesin cuci, maupun saat mengatur tombol kontrol mesin cuci. Hasil penelitian menunjukkan pada pengukuran postur kerja tubuh konsumen, mesin cuci dengan desain drum miring pintu bukaan miring lebih baik dibandingkan model lainnya. Peranginangin et al. 2011 melakukan penelitian membedakan Kansei antara jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan pada kebutuhan dan keinginan dan pilihan untuk desain produk. Pilihan maskulin dan feminim digunakan karena terdapat dimensi pada kultur nasional. Survey dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala semantic differensial. Sampel yang digunakan sampel telefon genggam. Smith dan Fu 2011 melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara head-up display HUD pada dashboard mobil dengan Kansei pengemudi. Desain HUD dibagi menjadi enam faktor, yaitu bentuk konten utama, bentuk konten non utama, jumlah informasi yang ditampilkan, lokasi, huruf dan warna. Pada umumnya, penelitian menggunakan rekayasa Kansei lebih menekankan untuk pengembangan produk baru Febriono et al. 2009; Nandiroh Tontowi 2007, penggunaan metode statistik Lanzotti Tarantino 2008. Untuk produk pertanian, penelitian dengan menggunakan pendekatan rekayasa Kansei masih sedikit. Penelitian menggunakan rekayasa Kansei untuk produk pertanian antara lain dilakukan oleh Ikeda 2004, Endo 2007, dan Ushada dan Murase 2009. Penelitian untuk menghubungkan kata Kansei dengan menggunakan metode association rules dilakukan oleh Jiao 2006. Berdasarkan penelitian diatas, maka pemetaan kata Kansei dan elemen desain produk belum banyak dilakukan. Pada penelitian ini, penggunaan metode rekayasa Kansei dengan AHP, association rules dan QFD dilakukan untuk memperoleh pemetaan keinginan konsumen, khususnya untuk produk yang berbahan baku pertanian. Posisi penelitian yang dilakukan dibandingkan dengan berbagai penelitian terdahulu disajikan pada Tabel 3.