Quality Function Deployment QFD

3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tahapan awal dari pengembangan produk adalah mengidentifikasi keinginan konsumen. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi produsen dan perancang produk, karena produsen tidak mengetahui keinginan konsumen secara jelas dan di lain pihak, konsumen umumnya juga tidak menyatakan keinginannya secara jelas Ulrich Eppinger 2008. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui keinginan konsumen tersebut adalah rekayasa Kansei Kansei Engineering yang diperkenalkan oleh Prof. Mitsuo Nagamachi tahun 1970. Metode tersebut menggunakan penilaian konsumen terhadap produk yang ada dan dijual di pasar sebagai cara untuk memperoleh keinginan konsumen Nagamachi 2008. Fokus utama dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem evaluasi elemen desain produk kursi rotan dengan menggunakan pendekatan rekayasa Kansei . Dalam penelitian ini dikembangkan suatu metode penelitian untuk memperoleh bagaimana penilaian yang dilakukan oleh konsumen dapat dipetakan terhadap desain elemen produk, dalam hal ini produk kursi rotan. Penelitian ini mencoba untuk memetakan kata-kata yang dikeluarkan oleh konsumen terhadap suatu produk kursi rotan menjadi desain elemen dalam perancangan produk. Pola pikir ini disajikan pada Gambar 7. Metode yang dikembangkan pada penelitian ini merupakan suatu studi awal dari rangkaian aktivitas pengembangan produk. Tahap awal dari metode yang dilakukan adalah melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan perasaan, emosi konsumen atau yang disebut dengan Kansei konsumen. Tahap berikutnya yaitu menggali pengetahuan untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap desain elemen produk. tahap terakhir adalah pemetaan hasil evaluasi tersebut sehingga diperoleh prioritas desain elemen yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menilai produk. Untuk dapat mengembangkan sistem tersebut digunakan beberapa metode untuk mengembangkan aturan-aturan dalam sistem. Kerangka pemikiran penelitian evaluasi elemen desain kursi rotan disajikan pada Gambar 8. Gambar 7 Pemetaan dari ranah konsumen ke ranah perancangan produk.

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap sesuai dengan kerangka pemikiran yang disajikan pada Gambar 8. Tahap pertama, yaitu tahap pendahuluan yang dilakukan dengan studi pustaka mengenai rekayasa Kansei, association rules , Analytical hierarcy process AHP, Quality Function Deployment QFD dan komoditi rotan. Pada tahap ini juga dilakukan survey lapang dan wawancara kepada produsen, perancang produk furnitur dan pihak asosiasi untuk memperoleh gambaran umum mengenai perkembangan industri furnitur rotan di Indonesia. Pada tahap pendahuluan juga ditetapkan produk yang menjadi obyek penelitian. Menurut Lokman 2011, rekayasa Kansei merupakan metode pengembangan produk yang spesifik, sehingga penetapan terhadap jenis produk harus dilakukan diawal penelitian. Tahap kedua adalah tahap pengumpulan kata Kansei dan pengumpulan gambar elemen kursi. Pengumpulan kata-kata Kansei yang menunjukkan perasaan dan emosi dari konsumen pada tahap ini dilakukan antara lain dengan wawancara kepada konsumen, dari majalah yang berkaitan dengan kursi rotan, katalog produk furnitur rotan, internet serta percakapan antara konsumen dan penjual furnitur rotan. Gambar 8 Kerangka pemikiran sistem evaluasi elemen desain kursi rotan. Setelah kata Kansei didapatkan, kemudian dilakukan pengelompokkan kata tersebut. Pengelompokkan kata dilakukan berdasarkan kesamaan arti kata. Kata- kata yang mempunyai pengertian yang sama dikelompokkan dan kemudian dilakukan pemilihan prioritas satu atau dua kata yang dapat mewakili kelompok kata tersebut. Kata yang dipilih atau kata yang menjadi prioritas dapat mewakili kata yang lain. Pengelompokkan ini dilakukan dengan bantuan pakar. Pengumpulan gambar kursi rotan diperoleh dari pabrik furnitur rotan, pameran Indonesia TradeExpo stand Indonesia Rattan Furniture Pavillion, serta dari toko-toko penjual furnitur rotan. Gambar kursi rotan tersebut kemudian diseleksi untuk memperoleh elemen dari berbagai macam desain kursi rotan. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh penilaian dan pengetahuan dari konsumen mengenai perasaannya terhadap produk rotan. Pada tahap ini kata-kata Kansei dan gambar desain elemen yang telah diperoleh dijadikan sebagai dasar pembuatan kuesioner, baik untuk kuesioner dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP dan kuesioner pilihan konsumen. Metode AHP digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor Kansei dari konsumen dan mengevaluasi tingkat kepentingan atau bobot dari kebutuhan konsumen. Untuk kuesioner AHP dilakukan penstrukturan desain elemen produk kursi rotan secara hirarki. Penilaian dilakukan secara perbandingan berpasangan pair-wise comparison dan pengolahan hasil AHP tersebut dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice 11 Expert Choice 2010. Perhitungan dengan menggunakan Expert Choice menggunakan rumus konsistensi indeks untuk menentukan validasi dari data tersebut. Diagram alir untuk tahapan ini disajikan pada Gambar 9. Hasil penilaian secara AHP juga dianalisis menggunakan analisis sentivitas. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan terhadap faktor yang mempengaruhi Kansei konsumen akan mempengaruhi alternatif pilihan desain. Analisis sensitivitas dilakukan dengan bantuan software Expert Choice 11. Pada tahap evaluasi juga dilakukan penyebaran kuesioner untuk pemilihan dan penilaian terhadap kata Kansei dan desain elemen. Hasil kuesioner diolah dengan menggunakan association rules. Association rules merupakan teknik untuk memperoleh hubungan asosiatif dari data yang ada.