89 sebelumnya pada pasar beras Filipina sendiri juga dipengaruhi oleh perubahan
harga sebelumnya pada pasar beras Thailand. Sedangkan untuk Indonesia harga beras selain dipengaruhi oleh hubungan LR, dalam jangka pendek hanya
dipengaruhi oleh harga beras Indonesia sendiri lag 1. Artinya pasar beras Indonesia hanya dipengaruhi oleh perubahan harga sebelumnya pada pasar beras
Indonesia sendiri.
5.3.2. Pembentukan Sistem VECM Gula
Hasil persamaan kointegrasi menunjukkan hubungan keseimbangan jangka panjang LR antara beberapa pasar gula, hasil vektor kointegrasi tersebut
disajikan pada Tabel 21. Dari persamaan tersebut, ada hubungan keseimbangan kointegrasi LR antara pasar gula Thailand dengan Indonesia CE1 dan pasar gula
Filipina dengan Indonesia CE2. Pada jangka panjang, harga gula di Indonesia merupakan harga referensi bagi harga gula di Thailand dan Filipina. Artinya
dalam penentuan harga gula di Thailand dan Filipina melihat perkembangan harga gula di Indonesia sebagai negara konsumen gula. Hasil estimasi VECM pada
model gula dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 21. Persamaan Kointegrasi Jangka Panjang Harga Gula
Persamaan Kointegrasi CE
Variabel Harga Gula LOG PSTHAI
LOG PSPHP LOG PSINA
CE1 1.0000
0.0000 -2.1699
[-9.5577] CE2
0.0000 1.0000
-1.1316 [-5.5378]
Keterangan: nyata pada tingkat kepercayaan 5
Koefisien ECT1 yang dihasilkan pada pasar gula ketiga negara sampel di masing-masing negara yaitu untuk Thailand sebesar -0.5338, Filipina sebesar
90 0.0366, dan Indonesia sebesar 0.1216. Nilai koefisien yang didapat lebih besar
dibandingkan pada model beras sebelumnya. Artinya kecepatan penyesuaian per periode menuju keseimbangan LR pada model gula lebih cepat dibandingkan pada
model beras, walaupun nilai koefisiennya juga masih lebih kecil dari satu. Harga Thailand dan Indonesia nyata mempengaruhi perubahan harga yang berlaku di
setiap pasar pada tingkat kepercayaan 5 persen. Dari nilai koefisien ECT2 yang dihasilkan pada pasar gula ketiga negara sampel di masing-masing negara yaitu
untuk Thailand sebesar 0.6281, Filipina sebesar -0.1319, dan Indonesia sebesar -0.0500, hanya harga Thailand dan Filipina yang nyata berpengaruh Tabel 22.
Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang, harga gula Thailand sangat dipengaruhi oleh harga gula Filipina dan Indonesia.
Tabel 22. Nilai Koefisien VECM Persamaan Integrasi Pasar Spasial Komoditi Gula
Error Correction Variabel Endogen
LOG PSTHAI LOG PSPHP
LOG PSINA ECT1
-0.5338 [-3.4869] 0.0366 [0.7744]
0.1216 [2.1306]
ECT2 0.6281 [3.3759]
-0.1319 [-2.2934] -0.0500 [-0.7215]
DLOG PSTHAI-1 -0.0532 [-0.3474]
0.1139 [2.4072] 0.0176 [0.3077]
DLOG PSTHAI-2 0.0369 [0.2783]
0.0005 [0.0112] 0.0131 [0.2654]
DLOG PSPHP-1 0.2622 [0.6397]
0.1778 [1.4035] 0.1603 [1.0491]
DLOG PSPHP-2 -0.2456 [-0.6366]
-0.0602 [-0.5046] 0.0562 [0.3906]
DLOG PSINA-1 -0.1229 [-0.3686]
-0.0489 [-0.4745] 0.3755
[3.0193] DLOG PSINA-2
0.5539 [1.5984] -0.2537 [-2.3697]
0.1369 [1.0604] LOGERTHAI
0.9441 [2.8866] 0.0139 [0.1384]
-0.2261 [-1.8548] LOGERPHP
0.1336 [0.5265] -0.0476 [-0.6072]
0.0031 [0.0328] LOGERINA
0.0544 [0.3036] -0.0529 [-0.9577]
0.1499 [2.2454]
R
2
0.3932 0.3657
0.3138
F-statistik
3.3573 2.9879
2.3702 Keterangan: ECT=Error Correction Term; D=Operator differensiasi pertama; [ ] t-hitung
nyata pada tingkat kepercayaan 5; nyata pada tingkat kepercayaan 10
91 Harga gula Thailand dalam jangka pendek tidak dipengaruhi oleh variabel
manapun kecuali nilai tukar mata uangnya sendiri. Koefisien variabel nilai tukar Thailand bertanda positif untuk harga gula Thailand yang berarti pengaruh
perubahan nilai tukar searah dengan perubahan harga. Harga gula Filipina selain dipengaruhi oleh hubungan LR juga dipengaruhi oleh perubahan harga gula
Thailand lag 1 dan harga gula Indonesia lag 2. Artinya pasar gula Filipina dipengaruhi oleh perubahan harga-harga sebelumnya pada pasar gula Thailand
dan pasar gula Indonesia. Harga gula Indonesia selain dipengaruhi oleh hubungan LR, dalam jangka pendek harga dipengaruhi oleh harga gula Indonesia sendiri lag
1 juga dipengaruhi oleh variabel eksogen yaitu nilai tukar mata uang domestik nyata pada 5 persen dan nilai tukar Thailand nyata pada 10 persen. Variabel
nilai tukar Indonesia yang bertanda positif berarti memiliki perubahan yang searah terhadap harga gula Indonesia. Koefisien variabel nilai tukar Thailand bertanda
negatif terhadap harga gula Indonesia, artinya apabila nilai tukar Thailand turun maka akan berpengaruh terhadap kenaikan harga gula Indonesia.
Secara keseluruhan dari hasil analisis VECM model beras dan model gula, dapat dikatakan bahwa telah terjadi integrasi pasar beras dan gula, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang pada pasar beras dan gula di Thailand, Filipina dan Indonesia dengan tingkat integrasi yang sangat lemah, hal ini dilihat
dari nilai koefisien model yang lebih kecil dari satu. Artinya pasar beras dan pasar gula ketiga negara akan saling mempengaruhi satu sama lain walaupun pengaruh
yang diberikan sangat kecil. Dugaan bahwa akibat diberlakukannya AFTA akan menyebabkan pasar beras dan gula di ASEAN semakin terintegrasi ternyata
belum sepenuhnya benar. Untuk komoditi pangan seperti beras dan gula yang
92 dinilai sebagai komoditas yang mempunyai nilai strategis bagi ketahanan pangan
dan peningkatan pertumbuhan perekonomian, masing-masing negara berhak untuk menerapkan kebijakan-kebijakan perdagangan yang berupa hambatan
perdagangan berupa tarif maupun nontarif yang bertujuan melindungi pasar domestik. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa pasar beras dan gula Indonesia
merupakan pasar yang paling mempengaruhi harga beras dan gula dibandingkan pasar negara lainnya.
5.4. Analisis Dalam VECM