Kerangka Pemikiran Operasional Integrasi Pasar Beras dan Gula di Thailand, Filipina dan Indonesia

54 III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran operasional dari penelitian ini ditampilkan pada Gambar 6. Salah satu bentuk integrasi ekonomi di ASEAN adalah ASEAN Free Trade Area AFTA. AFTA disepakati pada tanggal 1 Januari 1993 dan mulai diberlakukan pada tahun 2003. Pendirian AFTA memberikan implikasi dalam bentuk pengurangan dan eliminasi tarif serta penghapusan hambatan-hambatan nontarif. Hal ini berarti dengan pendirian AFTA akan membuka jalan terjadinya liberalisasi perdagangan. Liberalisasi perdagangan akan menghindarkan terjadinya kerugian efisiensi yang seringkali diakibatkan oleh adanya proteksi. Liberalisasi perdagangan mampu menciptakan keuntungan tambahan yang tidak dapat diperoleh jika terjadi distorsi produksi dan konsumsi. Secara teoritis liberalisasi perdagangan global yang ditandai dengan penghapusan bea masuk impor dan hambatan perdagangan lainnya akan membuat pasar pangan dunia dan pasar pangan domestik secara spasial semakin terintegrasi Purwoto et al. 2002. Integrasi pasar ini menyebabkan harga di suatu pasar berhubungan atau berkorelasi dengan harga di pasar-pasar lainnya. Perubahan harga di suatu pasar secara parsial atau total ditransmisikan ke harga yang terjadi di pasar-pasar lain, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Hal ini berarti pasar satu negara akan saling mempengaruhi pasar negara lain. Nilai tukar akan mempengaruhi harga komoditi secara langsung maupun tidak langsung. Efek langsung setiap perubahan nilai tukar akan mempengaruhi harga di negara pembeli jika tanpa perubahan harga di negara produsen. Harga 55 dapat naik atau turun dalam jangka pendek tergantung pergerakan mata uang, perubahan ini hanya dalam efek nominal, yaitu tidak ada efek cepat terhadap permintaan dan penawaran. Secara arbitrase harga antarpasar relatif sama dan hanya berbeda karena biaya transportasi, kenyataan di lapangan harga bervariasi antarpasar jika dikonversi dalam mata uang yang sama, akan tetapi dalam jangka panjang perubahan nilai tukar akan mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditi Anwar, 2005. Gambar 6. Alur Kerangka Operasional Penelitian Integrasi pasar merupakan suatu konsep dimana pelaku pasar dalam kawasan yang berbeda digerakkan oleh kondisi penawaran dan permintaan yang ditunjukkan dengan pergerakan lintas batas barang, jasa dan faktor produksi yang meningkat pesat. Pasar beras dan gula dalam penelitian ini merupakan pasar yang AFTA ASEAN Free Trade Area Liberalisasi Perdagangan Integrasi Pasar Nilai Tukar Harga Beras dan Gula Pasar beras dan Gula Tidak Terintegrasi Terintegrasi Implikasi Kebijakan Terhadap Perdagangan Beras dan Gula di Indonesia Variasi Harga Beras dan Gula di Indonesia 1. Thailand 2. Filipina 3. Indonesia 1. Penawaran 2. Permintaan 3. Kebijakan domestik 56 homogen secara sempurna sehingga intensitas integrasi pasar dapat diukur melalui tingkat konvergensi atau keseimbangan harga pada jangka panjang. Harga beras dan gula yang digunakan merupakan harga di tingkat retail atau konsumen, hal ini menyebabkan semakin banyak intervensi pasar atau kebijakan domestik yang diterapkan oleh pemerintah dalam perdagangan beras dan gula yang akan mempengaruhi harga sehingga akan mempengaruhi tingkat integrasi pasar antarnegara. Sesuai dengan tujuan penelitian maka akan dianalisis integrasi spasial antarpasar beras dan gula di Thailand, Filipina dan Indonesia, apakah pasar terintegrasi atau pasar tidak terintegrasi. Jika pasar terintegrasi maka bisa menganalisis variasi harga beras dan gula di Indonesia, seberapa besar perubahan berasal dari dirinya sendiri dan berapa besar berasal dari pengaruh harga beras dan gula Thailand dan Filipina. Hasil dari analisis ini dapat dijadikan landasan dalam mengidentifikasi implikasi-implikasi kebijakannya terhadap perdagangan beras dan gula di Indonesia.

3.2. Jenis dan Sumber Data