69 Tabel 11. Peta Aliran Perdagangan Gula Antarnegara Thailand, Filipina dan
Indonesia, Tahun 2003-2007
US 000
Ekspor Impor
2003 2004
2005 2006
2007 Filipina Indonesia Filipina Indonesia Filipina Indonesia Filipina Indonesia Filipina Indonesia
Thailand 0.00 47 318.36
0.00 60 747.29 0.00 102 277.35
140.68 35 690.10 0.00 233 841.33
Filipina n.a.
0.00 n.a.
0.00 n.a.
12 467.51 n.a.
0.00 n.a.
10 250.36 Indonesia
5.31 n.a.
0.00 n.a.
0.00 0.00
0.00 n.a.
0.43 n.a.
Sumber: World Bank, 2009 Keterangan: n.a. not applicable
4.3. Dinamika Harga Beras dan Gula
Pasar beras dan gula internasional masih dicirikan oleh rendahnya nilai surplus pasar dan terkonsentrasi pada beberapa negara saja. Hal ini
mengakibatkan harga beras dan gula dunia menjadi tidak stabil atau rentan terhadap gejolak produksi dan permintaan. Kondisi ini tidak menguntungkan
terutama bagi negara-negara pengimpor besar seperti Indonesia.
4.3.1. Harga Beras
Harga beras tiga negara sampel yaitu Thailand, Filipina dan Indonesia ditampilkan pada Gambar 7. Selama tahun 2003 sampai tahun 2008 dapat dilihat
bahwa pergerakan harga ketiga negara tersebut cenderung stabil dan memiliki pola yang sama. Sebagai negara produsen dan eksportir beras, harga beras di
Thailand lebih rendah dibandingkan harga beras dua negara lainnya. Harga beras Indonesia dan Filipina cenderung sama, hal ini dapat dilihat dari grafik harga yang
selalu berhimpit diantara kedua negara tersebut. Harga beras Indonesia mulai naik bahkan melampaui harga beras Filipina di awal tahun 2006. Hal ini diduga terjadi
sebagai akibat dari adanya kenaikan harga bahan bakar minyak BBM yang memacu terjadinya inflasi di Indonesia. Data pada Bank Indonesia 2009,
70 mencatat bahwa kenaikan BBM tanggal 1 Oktober 2005 menyebabkan tingkat
inflasi mencapai dua digit yaitu sebesar 17.89 persen, dimana sebelumnya tingkat inflasi hanya 9.06 persen. Sampai dengan Januari 2006 tingkat inflasi Indonesia
berkisar pada angka 17.03 persen.
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
800.00 900.00
1000.00
Ja n-
03 Ap
r-0 3
Ju l-0
3 O
ct -0
3 Ja
n- 04
Ap r-0
4 Ju
l-0 4
O ct
-0 4
Ja n-
05 Ap
r-0 5
Ju l-0
5 O
ct -0
5 Ja
n- 06
Ap r-0
6 Ju
l-0 6
O ct
-0 6
Ja n-
07 Ap
r-0 7
Ju l-0
7 O
ct -0
7 Ja
n- 08
Ap r-0
8 Ju
l-0 8
O ct
-0 8
TAHUN N
IL A
I U
S T
O N
Thailand Filipina
Indonesia
Sumber: CEIC Data, 2009
Gambar 7. Harga Retail Beras di Thailand, Filipina dan Indonesia, Tahun 2003- 2008
Perbedaan yang mencolok tampak terjadi pada awal tahun 2008, terutama pada harga beras Thailand yang naik cukup tinggi, bahkan di pertengahan tahun
harga beras Thailand naik sampai melampaui harga beras Filipina dan Indonesia. Kejadian ini diduga disebabkan adanya krisis ekonomi global yang melanda dunia
sehingga membuat harga komoditi pangan seperti beras menjadi tidak stabil di pasar dunia. Selain itu menurut Azahari 2008, beberapa tahun terakhir memang
terjadi kenaikan harga pangan yang dipicu oleh kenaikan harga minyak bumi, menurunnya produksi pangan beberapa negara penghasil pangan, konversi pangan
menjadi energi dan meningkatnya permintaan pangan dari negara yang
71 mempunyai pertumbuhan ekonomi tinggi dengan populasi yang besar, hal ini
menyebabkan kelangkaan pangan di pasar dunia. Harga beras Indonesia tampak lebih stabil dibandingkan harga beras
Thailand dan Filipina. Hal ini dapat dilihat dari grafik harga beras Indonesia yang cenderung bergerak stabil atau lebih landai dibandingkan harga beras Thailand
dan Filipina. Kondisi ini terjadi karena besarnya intervensi pemerintah dalam
perdagangan beras di Indonesia yang dilakukan melalui Bulog.
4.3.2. Harga Gula