Pembentukan Sistem VECM Beras

86

5.3.1. Pembentukan Sistem VECM Beras

Persamaan kointegrasi menunjukkan hubungan keseimbangan jangka panjang LR antara harga beras di ketiga negara sampel. Tabel 19 menunjukkan persamaan kointegrasi Cointegration EquationCE jangka panjang harga beras. Terlihat adanya hubungan keseimbangan LR antara pasar beras Thailand dengan pasar beras Filipina dan Indonesia nyata pada tingkat kepercayaan 5 persen. Hasil analisis tersebut jika dikaitkan dengan hasil analisis vektor kointegrasi jangka panjang yang dispesifikasikan untuk harga beras Thailand, maka dapat dikatakan bahwa dalam jangka panjang harga beras di Filipina dan Indonesia menjadi referensi bagi harga beras di Thailand. Tabel 19. Persamaan Kointegrasi Jangka Panjang Harga Beras Persamaan Kointegrasi CE Variabel Harga Beras LOG PRTHAI LOG PRPHP LOG PRINA CE1 1.0000 5.3568 [3.1788] 8.7939 [3.6535] Keterangan: nyata pada tingkat kepercayaan 5 Hasil estimasi VECM pada model beras dapat dilihat pada Lampiran 5. Secara ringkas, Tabel 20 memperlihatkan hasil koefisien Model VECM persamaan integrasi pasar spasial komoditi beras. Nilai t-statistik t-hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai t-tabel dimana nilai yang digunakan adalah tingkat kepercayaan 5 persen t-tabel=1.96 dan 10 persen t-tabel=1.67. Apabila nilai t-hitung yang didapat lebih besar dari nilai t-tabel maka dapat diartikan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan. Koefisien-koefisien Error Correction Term ECT menggambarkan kecepatan penyesuaian per periode menuju keseimbangan LR. Pada pasar beras ketiga negara sampel di ASEAN, dihasilkan koefisien ECT masing-masing negara 87 yaitu untuk Thailand sebesar -0.0493, Filipina sebesar -0.0128, dan Indonesia sebesar -0.0101. Walaupun pengaruhnya kecil karena hanya bernilai lebih kecil dari satu, tetapi semua nilai koefisien ini nyata mempengaruhi perubahan harga yang berlaku di setiap pasar pada tingkat kepercayaan 5 persen. Hal ini mengindikasikan pentingnya hubungan kointegrasi LR pada proses penentuan harga beras di ketiga pasar beras masing-masing negara tersebut. Tabel 20. Nilai Koefisien VECM Persamaan Integrasi Pasar Spasial Komoditi Beras Error Correction Variabel Endogen DLOG PRTHAI DLOG PRPHP DLOG PRINA ECT1 -0.0493 [-3.8262] -0.0128 [-2.0771] -0.0101 [ -1.7079] DLOG PRTHAI-1 0.4053 [3.4425] 0.0655 [ 1.1613] 0.0055 [0.1029] DLOG PRTHAI-2 -2.0289 [-2.2325] 0.2665 [4.4714] 0.0122 [0.2141] DLOG PRPHP-1 0.3679 [1.5341] 0.2185 [1.9038] -0.0459 [-0.4200] DLOG PRPHP-2 -0.5500 [-2.4088] -0.1814 [-1.6595] 0.1095 [1.0505] DLOG PRINA-1 -0.0191 [-0.0695] -0.0220 [-0.1674] 0.4118 [3.2838] DLOG PRINA-2 0.4064 [1.4738] 0.0867 [0.6573] -0.1397 [-1.1101] LOGERTHAI 0.6749 [ 3.2252] 0.0958 [0.9568] 0.0204 [ 0.2135] LOGERPHP -0.8391 [-3.7334] -0.1158 [-1.0763] 0.0125 [ 0.1214] LOGERINA -0.3699 [-3.0168] -0.0777 [-1.3231] 0.0317 [0.5669] R 2 0.5523 0.5563 0.2508 F-statistik 7.1555 7.2729 1.9421 Keterangan: ECT=Error Correction Term; D=Operator differensiasi pertama; [ ] t-hitung nyata pada tingkat kepercayaan 5; nyata pada tingkat kepercayaan 10 Perubahan harga yang berlaku pada kolom DLOG PRTHAI, DLOG PRPHP dan DLOG PRINA dengan baris DLOG PRTHAI-1, DLOG PRTHAI-2 dan seterusnya menggambarkan besaran penyesuaian karena perubahan harga SR pada periode harga sebelumnya terhadap perubahan harga berjalan variabel tak bebas. Perubahan harga beras di Thailand selain dipengaruhi oleh hubungan LR juga dipengaruhi oleh perubahan harga beras 88 Thailand lag 1 dan harga beras Filipina lag 2. Artinya pasar beras Thailand dipengaruhi oleh perubahan harga-harga sebelumnya pada pasar beras Thailand sendiri dan pasar beras Filipina. Selain hal tersebut, perubahan harga beras di Thailand juga dipengaruhi oleh nilai tukar Thailand, nilai tukar Filipina dan nilai tukar Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan karena Filipina dan Indonesia merupakan negara konsumen beras yang banyak mengimpor beras dari Thailand, sehingga harga beras Thailand dipengaruhi oleh harga di negara konsumen. Beras merupakan komoditi ekspor di Thailand, hal ini menyebabkan nilai tukar mata uang domestik dan nilai tukar mata uang di negara konsumen, dalam hal ini Filipina dan Indonesia, juga akan berpengaruh terhadap harga beras Thailand. Variabel nilai tukar dijadikan sebagai variabel eksogen yang bisa mempengaruhi harga beras pada masing-masing negara tersebut. Nilai tukar ketiga negara hanya mempengaruhi harga beras Thailand. Hal ini dapat dipahami karena Thailand sebagai eksportir beras tentunya harga beras akan sangat dipengaruhi oleh nilai tukar, baik domestik maupun negara lain. Jika nilai tukar tinggi maka barang-barang luar negeri relatif murah, dan barang-barang domestik relatif mahal, serta sebaliknya. Tanda positif pada koefisien variabel nilai tukar Thailand berarti bahwa jika nilai tukar negara Thailand naik, maka harga beras Thailand juga akan naik. Tanda negatif pada koefisien variabel nilai tukar Filipina dan Indonesia dapat diartikan bahwa jika nilai tukar Filipina dan Indonesia rendah turun, akan menyebabkan harga beras Thailand relatif mahal naik. Harga beras di Filipina selain dipengaruhi oleh hubungan LR juga dipengaruhi oleh perubahan harga beras Thailand lag 2 dan harga beras Filipina lag 1. Artinya pasar beras Filipina selain dipengaruhi oleh perubahan harga 89 sebelumnya pada pasar beras Filipina sendiri juga dipengaruhi oleh perubahan harga sebelumnya pada pasar beras Thailand. Sedangkan untuk Indonesia harga beras selain dipengaruhi oleh hubungan LR, dalam jangka pendek hanya dipengaruhi oleh harga beras Indonesia sendiri lag 1. Artinya pasar beras Indonesia hanya dipengaruhi oleh perubahan harga sebelumnya pada pasar beras Indonesia sendiri.

5.3.2. Pembentukan Sistem VECM Gula