Integrasi Pasar Integrasi Pasar Beras dan Gula di Thailand, Filipina dan Indonesia

39 Selanjutnya Salvatore 1997, mengemukakan bahwa tingkatan integrasi ekonomi itu sendiri bervariasi mulai dari pengaturan perdagangan preferensial, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi pembentukan kawasan atau area perdagangan bebas, kemudian menjadi persekutuan pabean, pasaran bersama dan pada akhirnya akan menjurus pada penyatuan ekonomi secara menyeluruh. Kawasan atau area perdagangan bebas adalah suatu kawasan dimana tarif dan kuota antara negara anggota dihapuskan, namun masing-masing negara tetap menerapkan tarif mereka masing-masing terhadap negara bukan anggota. Proses integrasi ekonomi dilandasi oleh konsep dasar bahwa manfaat ekonomi yang akan diperoleh dari proses tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya atau resiko yang mungkin dihadapi apabila tidak terlibat dalam proses tersebut. Kebijakan liberalisasi maupun kesepakatan integrasi digunakan sebagai alat untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan mendorong pertumbuhan dalam rangka meningkatkan kemakmuran. Proses integrasi ekonomi selalu ditandai oleh adanya proses integrasi pasar di antara negara yang berpartisipasi dalam integrasi. Salah satu upaya penting untuk mencapai integrasi pasar adalah melakukan integrasi kebijakan di antara negara-negara tersebut Winantyo et al. 2008.

2.4. Integrasi Pasar

Integrasi pasar merupakan suatu konsep dimana pelaku pasar dalam kawasan yang berbeda atau negara-negara anggota dalam union digerakkan oleh kondisi penawaran dan permintaan. Kondisi ini ditunjukkan dengan pergerakan lintas batas barang, jasa dan faktor produksi yang meningkat pesat dalam suatu 40 union . Pasar barang dan jasa yang homogen secara sempurna menyebabkan intensitas integrasi pasar dalam suatu kawasan diukur melalui tingkat konvergensi harga dalam suatu union Pelkman, 2001 dalam Winantyo et al. 2008. Secara konseptual integrasi pasar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu integrasi pasar spasial dan integrasi pasar vertikal. Integrasi pasar spasial merupakan tingkat keterkaitan hubungan antara pasar regional dan pasar regional lainnya, sedangkan integrasi vertikal adalah keterkaitan hubungan antara suatu lembaga pemasaran dengan lembaga pemasaran lainnya dalam suatu rantai pemasaran Simbolon, 2005. Penelitian ini akan membahas tentang analisis integrasi spasial karena pasar beras dan gula antar tiga negara anggota ASEAN terpisah secara geografis. Integrasi pasar spasial digambarkan sebagai hubungan harga antarpasar yang terpisah secara geografis, konsep ini diterangkan dengan menggunakan model keseimbangan spasial. Model ini dikembangkan dengan menggunakan kurva kelebihan penawaran excess supply dan kelebihan permintaan excess demand pada dua wilayah yang melakukan perdagangan. Harga yang terbentuk pada masing-masing pasar dan jumlah komoditi yang diperdagangkan dapat diduga melalui model keseimbangan spasial ini Tomek dan Robinson, 1990. Analisis dilakukan dengan cara, pasar dibagi dalam dua kategori antara lain pasar yang memiliki potensi surplus dan pasar yang berpotensi defisit. Prinsip yang digunakan untuk mengembangkan model perdagangan antardaerah digambarkan dengan bantuan diagram yang menunjukkan fungsi penawaran supply dan permintaan demand dari masing-masing pasar dengan asumsi tidak ada biaya transportasi atau biaya-biaya perdagangan lainnya Gambar 4. 41 Sumber: Tomek dan Robinson, 1990 Gambar 4. Kurva Supply dan Demand pada Pasar Potensial Surplus dan Pasar Potensial Defisit Berdasarkan Gambar 4 tersebut dapat dilihat bahwa pasar A merupakan pasar yang berpotensi surplus dan pasar B yang berpotensi defisit. Jika tidak ada perdagangan maka harga yang terbentuk adalah P 1 di pasar A dan P 2 di pasar B dimana P 1 P 2 . Kelebihan cadangan konsumsi di pasar A akan mendorong pelaku pasar di pasar tersebut untuk menjual kelebihan cadangannya ke pasar lain, sedangkan pelaku pasar di pasar B akan mendatangkan komoditi dari pasar lain untuk memenuhi permintaan di pasar B. Model keseimbangan spasial dapat ditunjukkan dari Gambar 4 dengan mengembangkan kurva excess supply dan excess demand untuk menjelaskan hubungan harga akibat perdagangan yang terjadi antara dua pasar. Kelebihan penawaran adalah selisih antara jumlah yang ditawarkan dengan jumlah yang diminta pada suatu tingkat harga pada waktu tertentu, yang akan meningkat P 1 P 1 D S a. Pasar A b. Pasar B D 1 ED P 2 ES S Q Q P P 42 dengan semakin tingginya harga dan akan bernilai nol pada saat terjadi keseimbangan pasar A P 1 . Kelebihan permintaan adalah selisih antara jumlah yang diminta dengan jumlah yang ditawarkan pada suatu tingkat harga dan waktu tertentu, akan meningkat dengan semakin rendahnya harga dan akan bernilai nol pada saat terjadi keseimbangan pasar B P 2 . Sumber: Tomek dan Robinson, 1990 Gambar 5. Kurva Excess Supply dan Excess Demand dalam Model Perdagangan Kurva excess supply dan excess demand dapat berubah searah dengan perubahan kekuatan penawaran dan permintaan pada masing-masing pasar. Berdasarkan Gambar 5, jika tidak ada biaya transfer antarpasar A dan B maka total unit komoditi yang akan ditransfer dari pasar A ke pasar B sebesar 0QE 1 dengan tingkat harga yang sama antara keduanya yaitu sebesar 0PE. Volume perdagangan antar kedua pasar akan semakin menurun dengan adanya biaya transfer. Jika biaya transfer lebih besar dari PB 1 -PA 1 maka tidak akan ada perdagangan antar keduanya. Pada kasus ini, demand dan supply akan sama antar PE PA 1 E Excess Supply di pasar A ES A Excess Demand di pasar B ED B TC x y PB 1 -PA 1 Komoditi Q Harga P Transfer Cost TC PE A2 PE B2 PB 1 QE 2 QE 1 43 kedua daerah sedangkan perbedaan harga akan semakin kecil dibandingkan biaya transfer. Efek perubahan biaya transfer yang terjadi antara dua pasar A dan B dapat diilustrasikan dengan membangun garis volume perdagangan xy. Pada garis ini dapat dilihat tidak akan ada perdagangan apabila biaya transfer yang terjadi sebesar PB 1 -PA 1 , namun perdagangan akan maksimum 0QE 1 jika biaya transfer sebesar nol. Apabila biaya transfer yang terjadi antardaerah sebesar 0TC maka jumlah komoditi yang diperdagangkan sebesar 0QE 2 . Harga komoditi yang terjadi di pasar A akan naik menjadi 0PE B2 dan di pasar B akan turun menjadi 0PE A2 . Keterangan tersebut menjelaskan bahwa perubahan harga di suatu pasar akibat perubahan kekuatan pasar, akan menyebabkan perubahan harga di pasar lain yang melakukan perdagangan dengan pasar tersebut. Hal ini menunjukkan adanya integrasi pasar antar kedua daerah yang melakukan perdagangan. Hambatan perdagangan baik hambatan tarif maupun nontarif akan meningkatkan biaya transfer sehingga perdagangan akan terus berlangsung sampai biaya transfer sama dengan selisih harga atau bahkan melebihi. Jika hal ini terjadi maka pelaku pasar tidak akan memperoleh keuntungan melakukan perdagangan antarpasar. Akibatnya transfer kelebihan permintaan maupun kelebihan penawaran tidak terjadi dan harga akan bergerak secara individu pada masing-masing pasar.

2.5. Metode Analisis Integrasi Pasar