Pengelolaan Berbasis Ekosistem Peranan Ikan Herbivor Dan Lingkungan Pada Pembentukan Asosiasi Terumbu Karang Dengan Makroalga Di Kepulauan Seribu, Jakarta

21

2.5 Pengelolaan Berbasis Ekosistem

Pertumbuhan terumbu karang akan menjadi terhambat apabila daerah terumbu karang tersebut mengalami kerusakan. Faktor-faktor yang sangat dominan dalam kerusakan terumbu karang adalah faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan akibat faktor alam bagi terumbu karang terutama disebabkan oleh perusakan mekanik melalui badai tropis yang hebat sehingga koloni terumbu karang tersebut terangkat dari terumbu. Sedangkan kerusakan terbesar kedua adalah adanya fenomena El Nino dimana terjadi peningkatan suhu yang ekstrim sehingga terumbu karang tersebut mengalami proses bleaching. Faktor kerusakan lainnya disebabkan oleh kegiatan manusia secara langsung yang dapat menyebabkan bencana kematian pada terumbu melalui kegiatan penambangan karang batu, penangkapan ikan dengan bahan peledak dan bahan kimia beracun, penggunaan jangkar dan eksploitasi berlebihan pada sumberdaya tertentu. Aktivitas manusia di darat dan di laut mengancam kemampuan ekosistem dalam memberikan manfaat penting kepada masyarakat, seperti hasil laut yang berlimpah dan sehat, bersih pantai, dan perlindungan dari badai dan banjir. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan pengelolaan ekosistem terumbu karang agar fungsi ekosistem terumbu karang tetap terjaga dan berkelanjutan. Ecosystem- Based Management EBM adalah suatu manajemen pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan ini www.ebmtools.org. EBM menganggap seluruh ekosistem, termasuk manusia dan lingkungan, merupakan isu pengelolaan sumber daya yang tidak dapat dipisahkan pelaksanaanya. Metode EBM yang dapat membantu pelaksanaanya adalah dengan jalan: a. Memberikan model ekosistem atau kunci ekosistem proses. b. Membuat skenario yang dapat menggambarkan konsekuensi dari berbagai keputusan tentang pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi. c. Memfasilitasi keterlibatan pihak-pihak terkait dalam proses perencanaan. Berdasarkan metode pengelolaan yang dikembangkan oleh UNEP 2006, pendekatan pengelolaan dalam pengembangan EBM perlu mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan kondisi wilayah, ekologi, sosial dan ekonomi yaitu: 1 integrasi kondisi ekologis, sosial, ekonomi dan tujuan pengelolaan perlu melibatkan manusia sebagai komponen penting dari ekosistem; 2 batasan 22 pengelolaan perlu mempertimbangkan kondisi ekologi dan politik; 3 pengelolaan adaptif perlu dilakukan untuk menghadapi perubahan dan ketidak pastian akibat dari proses alam dan sistem sosial; 4 pemahaman tentang bagaimana proses dan ekosistem merespon gangguan lingkungan; 5 keberlanjutan pengelolaan eksosistem pesisir dan laut. 3 METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian