62 Keanekaragaman ikan herbivor mempengaruhi pola makan ikan herbivor
terhadap makroalga. Di the Great Barrier Reef GBR Australia, ikan-ikan herbivora Scaridae telahdiklasifikasikan berdasarkan osteologi dan myologi dari
rahang oral dan pharyngeal ke dalam tiga kelompok fungsional, yaitu : sebagai penggali atau excavators Bolbometopon muricatum, Cetoscarus bicolor dan
Chlorurus spp., penggaruk atau scrapers Hipposcarus spp., dan Scarus spp.,
dan pemanen atau croppers Calotomus spp., dan Leptoscarus vaigiensis Bellwood dan Choat 1990; Bellwood 1994. Ikan penggali dan penggaruk
memakan makroalga dan sekaligus polip karang. Kedua kelompok ini membuka ruang penempelan bagi larva karang dan spora makroalga. Ikan pemanen hanya
memakan makroalga sehingga anakan karang dapat tumbuh dengan lebih baik. Dengan demikian keanekaragaman ikan herbivor dapat mengontrol persaingan
tempat antara karang keras dengan makroalga.
4.7 Asosiasi antara Karang Keras dengan Makroalga
4.7.1 Hubungan antara karang keras dengan makroalga
Hasil analisis regresi memperlihatkan adanya hubungan yang cukup kuat r= -0.81 antara tutupan karang keras dependent variable: Y dengan tutupan
makroalga independent variable: X. Model persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y = 47.56 - 29.34 X p =0.00 , R
2
: 0.62 ...... 1 Besarnya koefisien determinasi model tersebut adalah 62. Hal ini berarti
bahwa tutupan karang keras di lokasi penelitian dipengaruhi oleh tutupan makroalga. Peningkatan tutupan makroalga menyebabkan penurunan pada
tutupan karang keras sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 38. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi kompetisi antara tutupan karang keras
dan tutupan makroalga pada pembentukan asosiasi antara karang keras dengan makroalga. Sebagai produsen di ekosistem terumbu karang keduanya
membutuhkan tempat menempel untuk menerima cahaya matahari dalam melakukan proses fotosintesis CroninHay, 1996. Lengkapnya sistem jaringan
tumbuhan seperti daun dan batang Ladrizabal 2007 pada tubuh makroalga
63 membuat dia mampu untuk menyerap cahaya matahari lebih banyak dibandingkan
dengan zooxanthellae yang berukuran sangat kecil mikroskopik dan hanya memiliki sel tunggal Veron 1995; Supriharyono 2007.
Gambar 38 Hubungan antara tutupan karang keras dengan makroalga. Rendahnya laju pertumbuhan karang keras dibandingkan dengan makroalga
membuat karang keras kalah dalam kompetisi memperebutkan tempat. Dalam kondisi banyak nutrien, kecepatan pertumbuhan makroalga yang pesat dapat
membuat makroalga menutupi karang keras overgrowth. Karang yang kalah dalam kompetisi spasial tersebut mengalami kekurangan cahaya matahari
sehingga terjadi penurunan metabolisme untuk tumbuh dan bereproduksi Hay 1997.
Secara alami makroalga merupakan biota yang sangat cepat menempati setiap ruang yang kosong. Jika ikan herbivor dihilangkan dari kawasan tersebut,
membuat larva karang planula sulit untuk mendapatkan substrat keras sebagai tempat menempel dan tumbuh. Kehadiran ikan herbivora tidak hanya membantu
planula untuk menempel dan tumbuh, namun juga membantu karang-karang
muda mendapatkan cahaya matahari Lirman 2001. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran ikan herbivor di ekosistem terumbu karang merupakan
pengendali makroalga sehingga planula dan karang-karang muda dapat tumbuh dan berkembang.
Bentuk-bentuk pertumbuhan karang keras erat kaitannya dengan kelompok makroalga terutama pada pembentukan asosiasi antara karang keras dengan
y = 47.57 -29.34 X R² = 0.63
-10,00 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00
-0,50 0,00
0,50 1,00
1,50 2,00
Tutupan Karang Keras Tutupan Makroalga
makroalga. Hasil dari analisis keras dengan tipe pertumbuhan
encrusting yang memiliki tutupan 4 berkompetisi
dengan kelompok fungsi berasosiasi dengan kelompok
antar mereka. Hal yang sama juga terlihat pada berasosiasi dengan kelompok fungsi
Bentuk pertumbuhan di dasar perairan Veron 1995
algae yang memiliki pertumbuhan merambat
Bentuk pertumbuhan branching ke atas permukaan menuju cahaya matahari. Bentuk tubuh ini membuat
kelompok turf algae sulit untuk mendapatkan tempat matahari yang dibutuhkan oleh kelompok
telah melakukan penelitian terhadap tipe karang keras massive brown algae
Lobophora yang dengan makroalga mengalami pemutihan
Gambar 39 Grafik hasil analisis koresponden dengan kelompok fungsi makroalga
Hasil dari analisis faktorial koresponden menunjukkan bahwa karang keras dengan tipe pertumbuhan massive yang memiliki tutupan dari 15 dan
yang memiliki tutupan 4 berkompetisi dalam pemakaian n kelompok fungsi turf algae. Tipe pertumbuhan branching cenderu
berasosiasi dengan kelompok turf algae namun tidak terlihat terajdi kompetisi antar mereka. Hal yang sama juga terlihat pada tipe pertumbuhan encrusting
berasosiasi dengan kelompok fungsi Crustose Alga Gambar 39. pertumbuhan massive dan encrusting yang mendatar dan mengerak
di dasar perairan Veron 1995 merupakan tempat yang cocok bagi kelompok yang memiliki pertumbuhan merambat Diaz-Pullido McCook 2008
branching umumnya berukuran kecil dan cenderung tumbuh
permukaan menuju cahaya matahari. Bentuk tubuh ini membuat sulit untuk mendapatkan tempat karena menghalangi cahaya
matahari yang dibutuhkan oleh kelompok turf algae. Jompa McCook 2002 litian terhadap tipe karang keras massive Porites
yang mengemukakan bahwa Porites yang berkompetisi mengalami pemutihan kemudian mati.
Grafik hasil analisis koresponden lifeform penyusun karang dengan kelompok fungsi makroalga
64 koresponden menunjukkan bahwa karang
yang memiliki tutupan dari 15 dan dalam pemakaian tempat
cenderung kompetisi
encrusting yang
mengerak merupakan tempat yang cocok bagi kelompok turf
Pullido McCook 2008. cenderung tumbuh
permukaan menuju cahaya matahari. Bentuk tubuh ini membuat karena menghalangi cahaya
Jompa McCook 2002 dengan
berkompetisi
karang keras
65 Hasil analisis faktorial koresponden tidak memperlihatkan berapa besar
derajat asosiasi yang terbentuk sehingga perlu dilakukan penentuan nilai derajat asosiasi terutama antara tipe karang massive dan encrusting dengan turf algae.
Dari 12 titik pengamatan didapatkan nilai masing-masing pasangan lifeform dengan turf algae sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 10. Umumnya indek
asosiasi pada pasangan lifeform dan turf algae mempunyai nilai asosiasi yang tinggi dengan kisaran antara 0.66 – 0.85. Hasil ini menunjukkan bahwa karang
keras dengan makroalga mempunyai peluang untuk hidup bersama. Makroalga merupakan sumber makanan bagi organisme hidup yang ada diekosistem terumbu
karang. Diaz-Pullido McCook 2008 menyebutkan bahwa turf algae adalah produsen primer yang memiliki produktivitas primer lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok fungsi makroalga lainnya, sehingga turf algae sangat digemari oleh ikan herbivor. Begitu juga terumbu karang, dimana terumbu karang yang
hidup di lingkungan miskin nutrien oligothropic namun dapat menghasilkan energi bagi organisme yang hidup didalamnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa karang keras dengan makroalga sama-sama memberikan kontribusi energi bagi organisme yang hidup di ekosistem terumbu karang.
Tabel 11 Indeks Asosiasi masing-masing pasangan lifeform
dengan turf algae Titik
Pengamatan Massive
dengan Turf algae
Encrusting dengan
Turf algae PR 1
0.68 0.69
PR 2 0.70
0.69 PG 1
0.69 0.82
PG 2 0.69
0.69 SD 1
0.85 0.67
SD 2 0.69
0.68 BL 1
0.69 0.67
BL 2 0.67
0.67 KA 1
0.67 0.68
KA 2 0.70
0.68 UJ 1
0.70 0.71
UJ 2 0.71
0.71 Rata-Rata
0.70 0.70
Keterangan: UJ: Untung Jawa; PR: Pramuka; PG: Panggang; SD: Semak Daun; BL: Belanda; KA: Kayu Angin.
66
4.7.2 Peran parameter lingkungan dan ikan herbivor pada pembentukan