sebesar 0,582. Maka dapat disimpulkan pada tingkat kemaknaan α 5 tidak adanya pengaruh jamban terhadap jumlah Escherichia coli pada sumber air
bersih. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Marsono 2009 yang
menyatakan tidak adanya hubungan jarak jamban dengan kandungan bakteri pada sumber air bersih.
Kemungkinan terjadinya pencemaran bakteri Escherichia coli disebabkan oleh variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti
porositas dan permeabilitas tanah karena makin besar porositas dan permeabilitas tanah maka makin besar kemampuan untuk melewatkan air
yang berarti jumlah bakteri yang dapat bergerak mengikuti aliran tanah semakin banyak Kusnoputranto, 1997, tekstur dan struktur tanah
mempengaruhi penyebaran pori-pori tanah Hardjowigeno, 1987, arah aliran tanah karena pergerakan air tanah yang mengandung bakteri mengarah ke
sumber air bersih akan menyebabkan air tersebut tercemar oleh bakteri Kusnoputranto, 1997, dan kecepatan aliran tanah dapat mempengaruhi
penyebaran pencemaran air tanah Cheriatna, 2007. Oleh karena itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengikutsertakan variabel yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
6.5 Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah Escherichia Coli Pada
Sumber Air Bersih
Septic tank adalah bak untuk menampung air limbah yang dialirkan dari WC Water Closet. Limbah dari septic tank sangat mempengaruhi
pencemaran terhadap sumber air bersih apabila jarak septic tank dekat dengan
sumur gali Nazar, 2010. Bapedalda Kota Pekanbaru dalam Status Lingkungan Hidup tahun 2007, menyatakan penyebab terjadinya pencemaran
air tanah oleh bakteri Coliform terutama bakteri Escherichia coli karena sebagian besar penduduk belum mempunyai tangki septic tank yang
memadai, kedalamannya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku, dan letaknya berdekatan dengan sumber air bersih.
Jarak septic tank yang dimaksud adalah jarak terdekat antara septic tank dengan sumber air bersih yang dinyatakan dalam satuan meter. Hasil
pengukuran jarak antara sumber air bersih dengan septic tank terdapat 45 responden 64,3 yang tidak sesuai aturan Depkes RI 2009, yaitu jarak
septic tank 10 m. Dari hasil observasi, jarak antara septic tank dengan sumber air bersih
yang tidak memenuhi syarat disebabkan karena luas lahan yang terbatas sehingga sangat memungkinkan jarak antara septic tank dengan sumber air
bersih berdekatan dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini didukung oleh Nazar 2010 yang menyatakan luas lahan yang terbatas sangat
memungkinkan jarak antara septic tank dengan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat.
Hasil uji statistik dengan menggunakan Mann Whitney pada variabel jarak septic tank dengan sumber air bersih terhadap jumlah Escherichia coli
memiliki p value sebesar 0,204. Sehingga pada tingkat kemaknaan α 5
tidak adanya pengaruh jarak septic tank terhadap jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Radjak 2013, pengaruh jarak septic tank terhadap total bakteri Escherichia coli air bersih di desa Molohu
tidak signifikan atau pengaruhnya sangat lemah. Hasil penelitian Nining 2007 menyatakan bahwa pengaruh jarak septic tank tidak memiliki
hubungan yang signifikan terhadap kualitas bakteriologis. Kemungkinan jarak septic tank yang berdekatan dengan sumber air
bersih tetapi tidak tercemar oleh bakteri Escherichia coli disebabkan oleh bangunan septic tank yang kedap air Nazar, 2010, aliran air mengarah ke
arah berlawanan dengan sumber air bersih Nazar, 2010, kecepatan aliran air yang lambat Nazar, 2010, dan porositas serta permeabilitas tanah yang
dapat mempengaruhi laju infiltrasi sehingga mempengaruhi penyerapan bakteri Hardjowigeno, 1987.
Walaupun dalam penelitian ini tidak adanya pengaruh jarak septic tank terhadap jumlah bakteri Escherichia coli, tetapi ada kemungkinan
semakin lama jumlah bakteri Escherichia coli akan semakin bertambah jika terjadi kebocoran septic tank dan infiltrasi yang tinggi karena disebabkan
oleh gaya gravitasi serta gaya kapiler yang dapat mempengaruhi kecepatan, arah aliran, dan besaran air yang mengalir. Hal ini didukung oleh Marsono
2009, gaya gravitasi bersifat mengalirkan air secara vertikal ke dalam tanah sedangkan gaya kapiler bersifat mengalirkan air secara tegak lurus ke atas, ke
bawah, dan ke arah horizontal sehingga mempengaruhi laju pencemaran bakteri. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran bakteri Escherichia coli
secara berkala.
6.6 Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih terhadap Jumlah Bakteri