Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
416MENKESPERIX1990 adalah sebagai berikut: a.
Untuk air bersih bukan air perpipaan, total Coliform maksimal 50 MPN atau APM per 100 ml air.
b. Untuk air bersih air perpipaan, total Coliform maksimal 10
MPN atau APM per 100 ml air. Kualitas air secara bakteriologis yang tidak memenuhi
syarat kesehatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat terdapatnya bakteri Escherichia coli di dalam air bersih
dan menunjukkan adanya pencemaran yang disebabkan oleh tinja manusia Pudjarwoto, 1993.
4. Syarat Radioaktif Tidak mengandung unsur radioaktif melebihi ketentuan
yang ditetapkan pemerintah.
2.1.8 Kualitas Bakteriologi Air
Pengukuran kualitas air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan melihat keberadaan organisme golongan coli Coliform
sebagai indikator karena mudah dideteksi dalam air, lebih tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air
yang bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri Marsono, 2009 dapat tumbuh baik pada suhu antara 8°C-
46°C, dengan suhu optimum dibawah temperature 37°C, dan banyak terdapat dalam tinja Gani, 2003.
Walaupun hasil pemeriksaan bakteri Coli tidak dapat secara langsung menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi adanya
bakteri Coli dalam air dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen Marsono, 2009. Salah satu bakteri golongan
Coliform adalah bakteri Escherichia coli. Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak
ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus
dan juga bisa menimbulkan infeksi lain di luar usus Staff Pengajar Kedokteran UI,1993.
Jumlah bakteri Escherichia coli dipakai sebagai patokan utama menentukan apakah air bersih memenuhi syarat atau tidak
karena bakteri ini ditemukan pada kotoran manusia serta relatif sukar dimatikan dengan pemanasan air Ginting, 2008.
Escherichia coli menjadi patogen jika jumlahnya dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Escherichia coli
menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare Jawetz et al., 1995. Bakteri ini hidup pada tinja dan dapat
menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare Primadani, 2012.
Penelitian Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2006 memperlihatkan bahwa 63,07 air tanah di Kota Bandung tidak
memenuhi syarat
bakteriologis yang
dibuktikan dengan
ditemukannya bakteri Escherichia coli dalam sampel air bersih Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2006. Sumber air bersih yang
mengandung bakteri Escherichia coli menandakan bahwa air sudah tercemar oleh tinja manusia, saat ini 70 air tanah perkotaan
tercemar oleh tinja manusia Junaedi, 2008. Sumber air bersih yang tercemar oleh tinja dan mengandung bakteri Escherichia coli
dapat mengakibatkan kualitas air bersih tidak sesuai dengan standar peruntukkannya Radjak, 2013.
2.1.9 Sumber Pencemaran Sumber Air Bersih