84
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, adapun keterbatasan dalam
penelitian, yaitu
1. Variabel independen kedalaman sumber air bersih yang kedap air hanya
diukur dengan metode wawancara menggunakan kuesioner sehingga kemungkinan terjadinya bias informasi karena tergantung pada daya ingat
dan pemahaman responden terhadap kedalaman sumber air bersih yang kedap air. Pengukuran secara langsung tidak mungkin dilakukan karena
untuk mengetahui kedap air atau tidak harus membongkar sumber air bersih tersebut.
2. Variabel independen mengenai septic tank hanya dilihat berdasarkan
jarak septic tank dengan sumber air bersih. Hal ini dikarenakan septic tank dibangun di dalam tanah sehingga tidak memungkinkan peneliti
melakukan observasi mengenai kondisi fisik septic tank.
6.2 Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih
Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus dan bisa menimbulkan infeksi lain di luar usus Staff Pengajar Kedokteran UI,1993.
Escherichia coli menjadi patogen jika jumlahnya dalam saluran pencernaan meningkat atau berada diluar usus. Escherichia coli
menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare Jawetz
et al., 1995.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih. Jumlah Escherichia coli dihasilkan dengan
menggunakan uji MPN Most Probable Number. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yaitu ditumbuhi oleh
mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu Waluyo, 2008. Jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih dapat diketahui jika sudah
dilakukan pengujian bakteri Coliform terlebih dahulu. Dari hasil uji laboratorium didapatkan 52,9 jumlah bakteri Coliform
yang tidak memenuhi syarat Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 50100 ml dan 47,1 yang memenuhi syarat Permenkes RI No. 416 Tahun 1990
≤ 50100 ml. Berdasarkan hasil penelitian dari 70 sampel yang diperiksa, jumlah bakteri Escherichia coli adalah 1-1601 APM100 ml yang berarti air
bersih tersebut telah tercemar oleh bakteri Escherichia coli.
Jumlah bakteri Escherichia coli dipakai sebagai patokan utama menentukan apakah air bersih memenuhi syarat atau tidak karena bakteri ini
ditemukan pada kotoran atau tinja manusia dan relatif sukar dimatikan dengan pemanasan air Ginting, 2008.
Penelitian Dinas
Kesehatan Kota
Bandung tahun
2006 memperlihatkan bahwa 63,07 air tanah di Kota Bandung tidak memenuhi
syarat bakteriologis yang dibuktikan dengan ditemukannya bakteri Escherichia coli dalam sampel air bersih Dinas Kesehatan Kota Bandung,
2006. Sumber air bersih yang mengandung bakteri Escherichia coli menandakan bahwa air sudah tercemar oleh tinja manusia dan saat ini 70
air tanah perkotaan tercemar oleh tinja manusia Junaedi, 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah bakteri Escherichia coli,
yaitu jarak septic tank dengan sumber air bersih yang kurang dari 10 meter, kondisi septic tank yang tidak kedap air, dan terletak pada tanah yang
memiliki daya serap air yang tinggi sehingga mengakibatkan jumlah bakteri Escherichia coli semakin lama akan semakin meningkat Radjak, 2013.
Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih adalah jarak jamban dengan sumber air bersih
Boekoesoe, 2010, jarak septic tank dengan sumber air bersih Prajawati, 2008, kondisi fisik sumber air bersih Kusnoputranto, 1997, dan kedalaman
permukan air tanah yang kedap air Sumantri, 2010. Sumber air bersih yang tercemar oleh tinja dan mengandung bakteri
Escherichia coli dapat mengakibatkan kualitas air bersih tidak sesuai dengan
standar peruntukkannya sebagai sumber air bersih Radjak, 2013. Oleh karena itu, air bersih yang tercemar oleh bakteri Escherichia coli harus diolah
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi sebagai air minum. Hal ini didukung oleh Chandra, 2007, memasak air merupakan cara paling baik untuk proses
purifikasi air di rumah. Air dibiarkan mendidih antara 5-10 menit.
6.3 Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air terhadap