mikroorganisme. Bila air tersebut dimanfaatkan yang harus diperhatikan adalah perlindungan mata air tersebut, perpipaan
yang membawa air ke konsumen atau jaringan distribusinya, dan terminal akhir dari jaringan distribusinya.
Menurut Bumulo, S 2012, sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat ada hubungannya dengan
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Piloloda Kecamatan Kota barat Kota Gorontalo.
2.1.5 Cara Menjaga Kebersihan Sumber Air Bersih
Menurut Depkes RI 2009, sumber air bersih harus dijaga kebersihannya agar tidak terhindar dari penyakit seperti diare,
kolera, disentri, dan thypus. Adapun cara menjaga kebersihan sumber air bersih, yaitu
1. Jarak letak sumber air dengan jamban paling sedikit 10 meter
Boekoesoe, 2010. 2.
Jarak letak sumber air bersih dengan septic tank paling sedikit 10 meter Prajawati, 2008.
3. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar.
4. Sumur gali, sumur pompa, kran, dan mata air harus dijaga
bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur tidak kedap air dan tidak retak, bibir sumur harus diplester, dan
sumur sebaiknya diberi tutup.
5. Kebersihan sumber air bersih harus dijaga, seperti tidak ada
genangan air di sekitar sumber air, dilengkapi dengan saluran pembuangan air, tidak ada bercak-bercak kotoran,
tidak berlumut pada lantai atau dinding sumur, dan ember atau gayung pengambil air harus tetap bersih.
2.1.6 Hal- Hal yang Harus diperhatikan dalam Penyediaan Air
Bersih
Menurut Depkes RI 2000, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah :
1. Mengambil air dari sumber air yang bersih.
2. Mengambil serta menyimpan air dalam tempat yang bersih,
tertutup, dan menggunakan gayung khusus untuk mengambil air.
3. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran
binatang, anak-anak, dan sumber pengotoran lainnya. Jarak antara sumber air bersih dengan sumber pengotoran seperti
septic tank, tempat pembuangan sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter.
4. Merebus air bersih jika ingin digunakan sebagai air minum.
5. Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air bersih
yang cukup.
2.1.7 Standar Kualitas Air Bersih
Standar kualitas air bersih adalah ketentuan-ketentuan yang biasa dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang
menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi agar air bersih tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit,
gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika Permenkes RI No. 416MENKESPERIX1990.
Persyaratan kualitas air bersih meliputi syarat fisik, kimia, dan bakteriologis adalah sebagai berikut:
1. Syarat Fisik
Air yang kualitasnya baik harus memenuhi syarat fisik, yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.
2. Syarat Kimia
Air yang tidak mengandung bahan atau zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan, seperti zat-zat beracun dan tidak
mengandung mineral-mineral serta zat organik lebih tinggi dari jumlah yang telah ditentukan oleh pemerintah.
3. Syarat Bakteriologis
Air tidak boleh mengandung kuman parasit, kuman patogen, dan bakteri Coliform. Persyaratan bakteriologis air
bersih berdasarkan kandungan jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih 100 ml air, menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
416MENKESPERIX1990 adalah sebagai berikut: a.
Untuk air bersih bukan air perpipaan, total Coliform maksimal 50 MPN atau APM per 100 ml air.
b. Untuk air bersih air perpipaan, total Coliform maksimal 10
MPN atau APM per 100 ml air. Kualitas air secara bakteriologis yang tidak memenuhi
syarat kesehatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat terdapatnya bakteri Escherichia coli di dalam air bersih
dan menunjukkan adanya pencemaran yang disebabkan oleh tinja manusia Pudjarwoto, 1993.
4. Syarat Radioaktif Tidak mengandung unsur radioaktif melebihi ketentuan
yang ditetapkan pemerintah.
2.1.8 Kualitas Bakteriologi Air