Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diare

tanah tersebut selanjutya dapat mencemari makanan atau kontak langsung dengan mulut manusia. Penyakit diare sebagian besar disebabkan oleh kuman kuman seperti virus dan bakteri. Air merupakan media penularan utama terjadinya penularan air melalui fecal-oral. Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada saat disimpan di rumah Widoyono, 2008.

2.2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diare

Penyakit diare adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan. Timbulnya penyakit diare sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu 1. Faktor Sosial Ekonomi Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi diare adalah pendapatan dan pendidikan. Status ekonomi dan pendidikan yang rendah akan mempengaruhi sanitasi permukiman yang berperan terhadap kejadian diare, misalnya kepadatan hunian, ketersediaan jamban, ketersediaan air bersih, dan sarana untuk memelihara kebersihan perorangan. Menurut Mugiati 2005 semakin tinggi tingkat pendidikan maka kualitas penduduk akan semakin baik jika diukur dari aspek pengetahuan. Penelitian, Puji Astuti, 2011, menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare. Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia pada dasarnya dipengaruhi oleh pendidikan masyarakat, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan Suhardiman, 2007. 2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi penyakit diare, yaitu a. Penyediaan Air 1 Sumber Air Bersih Menurut Permenkes RI No.416 Tahun 1990, kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yaitu persyaratan fisik, kimia, radioaktif, dan biologi. Mikroorganisme yang yang digunakan sebagai indikator pencemaran air bersih adalah Coliform, Fecal Coliform, dan Escherichia Coli. Persyaratan untuk penyediaan air sumur atau air tanah perlu diperhatikan konstruksi sumur, sumber pencemar, dan cara pengolahan air sebelum dikonsumsi Sarudji D, 2010. Selain itu, kedalaman titik air bersih yang dianjurkan adalah sekitar 30-40 meter. Penggunaan air bersih yang cukup mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak menggunakan air bersih. Dalam hal ini masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap kejadian diare dengan mengunakan air bersih dan melindungi air tersebut dari pencemar atau kontaminasi mulai dari sumbernya sampai dengan penyimpanan di rumah Depkes RI, 2002. Dalam kesehatan lingkungan, perhatian air dikaitkan sebagai faktor pemindah atau penularan penyakit. Dalam hal ini E.G. Wagner dalam Sardjana 2007, air berperan dalam menularkan penyakit-penyakit saluran pencernaan. Air membawa penyebab penyakit dari tinja penderita, kemudian sampai ke tubuh orang lain melalui makanan dan minuman Sarudji D, 2010. Penelitian Tri Bintoro, 2010 menyatakan bahwa sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan beruhubungan dengan kejadian diare p value 0,009. 2 Air Minum Menurut Permenkes RI No. 416MENKESPERIX1990, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum. Air bersih yang dijadikan sebagai air minum harus dimasak terlebih dahulu. Memasak air merupakan cara paling baik untuk proses purifikasi air di rumah. Agar proses purifikasi menjadi lebih efektif, maka air dibiarkan mendidih antara 5-10 menit. Hal tersebut bertujuan agar bakteri telah mati Candra, 2007. Penelitian Umiati 2009 menyatakan bahwa sumber air minum yang dikonsumsi berhubungan dengan kejadian diare p value 0,001. Penelitian Zubir 2006 menyatakan bahwa sumber air minum yang digunakan mempengaruhi terjadinya diare akut dengan nilai p 0,05. 3 Jarak Sumur dengan Jamban Sampai kedalaman 10 feet dari permukaan tanah, dinding sumur dibuat kedap air yang berperan sebagai penahan agar air permukaan yang mungkin meresap ke dalam sumur telah melewati lapisan tanah sehingga mikroba yang mungkin ada didalamnya telah tersaring dengan baik Sarudji. D, 2010. Penelitian Primadani 2012, kejadian diare dipengaruhi oleh ketersediaan air bersih yang tidak memenuhi persyaratan karena sumur atau bak penampungan air berdekatan dengan kamar mandi dan jamban. b. Jamban Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat dan tidak menjadi penyebab penyakit serta mengotori lingkungan pemukiman Depkes RI, 1995. Penelitian Rahadi 2005 menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare di Desa Panganjaran Kabupaten Kudus. Penelitian Wibowo, et al 2004, tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan meningkatkan risiko terjadinya diare. Menurut Notoatmodjo 2003, jenis jamban dapat dikekelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu 1 Pit Privacy Cubluk Lubang dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5- 8 m. Dinding diperkuat dengan batu atau bata, dan lama pemakaiannya antara 5-15 tahun. 2 Bored Hole Latrine Bersifat sementara dan berukuran kecil. Jika penuh dapat meluap sehingga mengotori air permukaan. 3 Angastrine Berbentuk leher angsa dan selalu terisi air yang berfungsi sebagai sumbatan agar bau busuk tidak keluar. Menurut Entjang 2000, jamban yang memenuhi syarat kesehatan adalah jamban leher angsa. 4 Overhung Latrine Kakusnya dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa, dan lain-lain sehingga feses dapat mengotori air permukaan. 5 Jamban Cemplung Kakus Pit Latrine Jamban cemplung tanpa jamban dan tutup sehingga kurang sempurna. Serangga mudah masuk dan berbau, dan jika musim hujan akan mengakibatkan jamban penuh oleh air. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter. 6 Jamban Empang Fishpond Latrine Jamban dibangun diatas empang. Tinja dapat dimakan ikan. Dalam pembangunan tempat pembuangan tinja diperlukan beberapa persyaratan, yaitu Sarudji. D, 2010 1 Tidak menimbulkan kontaminasi pada air tanah. 2 Tidak menimbulkan kontaminasi pada air permukaan. 3 Tidak menimbulkan kontaminasi pada tanah pemukaan. 4 Tinja tidak dapat di jangkau oleh lalat atau binatang-binatang lainnya. 5 Tidak menimbulkan bau dan terlindung dari pandangan serta memenuhi syarat estetika. c. Sampah Sampah yang mudah membusuk merupakan sumber makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit terutama penyakit saluran pencernaan, seperti thypus, kolera, diare, dan disentri Hiswani, 2003. d. Sanitasi Makanan Penanganan makanan yang tidak benar dapat menjadi penyebab diare apabila mencuci sayuran dan buah dengan cara tidak benar sehingga beresiko terkontaminasi bakteri. Mencuci sayuran dan buah yang baik adalah menggunakan air mengalir Hiswani, 2003. Penanganan makanan yang kurang higienis dapat meningkatkan insidens diare. Agen-agen patogen dan berbagai macam toksin yang ada dalam bahan makanan atau minuman dapat rusak dengan pemanasan, misalnya cukup waktu dalam pemanasan dan pemanasan kembali dapat menurunkan jumlah agen sehingga aman untuk dikonsumsi Hiswani, 2003. 3. Faktor Perilaku Faktor perilaku dapat meningkatkan insiden, beratnya penyakit dan lamanya diare. Beberapa perilaku dan keadaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare, yaitu Depkes, 2009 a. Menggunakan Air Minum yang Tercemar Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat penyimpanan. Untuk mengurangi risiko tercemarnya air minum maka perlu adanya antisipasi seperti menutup tempat penyimpanan air, menggunakan air yang bersih, dan memasak air sampai mendidih Chandra, 2007. Penelitian Yulisa 2008, menunjukkan bahwa ada pengaruh sumber air minum dengan kejadian diare pada balita dengan nilai p value 0,0001. b. Kebiasaan Membuang Feses Feses mengandung bakteri atau virus dalam jumlah besar, oleh karena itu feses harus dibuang secara benar Depkes, 2009. c. Menggunakan Jamban Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penularan risiko terhadap penyakit diare Depkes, 2009. d. Kebiasaan Mencuci Tangan Perilaku mencuci tangan mempunyai pengaruh yang penting dalam penularan atau kejadian diare, misalnya mencuci tangan dengan sabun terutama sebelum dan setelah makan, setelah buang air besar, sesudah membuag tinja anak Depkes RI, 2002.

2.2.8 Pencegahan dan Penanggulangan Diare