Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Jaminan Kecelakaan Kerja ini meliputi :
a. Biaya pengangkutan;
b. Biaya pemeriksaan, pengobatan, danatau perawatan;
c. Biaya rehabilitas;
d. Santunan berupa uang yang meliputi :
1. Santunan sementara tidak mampu bekerja;
2. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya;
3. Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental;
4. Santunan kematian.
116
B. Jaminan Kematian
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, menyatakan bahwa “Jaminan Kematian adalah jaminan yang diberikan kepada keluargaahli waris tenaga
kerja yang meninggal bukan akibat kecelakaan kerja, guna meringankan beban keluarga dalam bentuk santunan kematian dan biaya pemakaman”.
117
1. Jaminan kematian dalam waktu kerja;
Dalam hal ini, tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan terputusnya penghasilan dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan
sosial ekonomi keluarga yang ditinggalkan. Menurut Syi’arruddin Amin, SH, Jaminan Kematian dapat dibedakan menjadi 2
dua, yaitu :
2. Jaminan kematian diluar jam kerja.
118
116
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
117
Kumpulan Peraturan Perundangan Program Jamsostek, Op. Cit, hal. 171.
118
Syi’arruddin Amin
, SH
, Diktat Jaminan Sosial Tenaga Kerja, hal. 35.
Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
Adapun peristiwa kematian tenaga kerja tersebut, menimbulkan permasalahan yang menyangkut 3 tiga hal bagi keluarga yang ditinggalkan, yaitu :
1. Terhentinya sumber pencari nafkah atau hilangnya sumber penghasilan untuk biaya
hidup bagi keluarga yang ditinggalkannya; 2.
Timbulnya biaya pengobatanperawatan bagi tenaga kerja sewaktu tenaga kerja tersebut sakit menjelang kematiannya;
3. Timbulnya biaya-biaya penguburan, biaya keselamatan dan lain-lain setelah tenaga
kerja tersebut meninggal dunia.
119
C. Jaminan Hari Tua
Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan
mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama bagi mereka yang penghasilannya rendah.
Program jaminan hari tua ini merupakan program perlindungan yang bersifat mendasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan
kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya resiko-
resiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Dalam hal ini, menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja, dinyatakan bahwa “Jaminan hari tua dibayarkan secara sekaligus, atau berkala, atau sebagian dan berkala, kepada tenaga kerja karena telah mencapai usia
55 lima puluh lima tahun atau cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter”.
120
119
Syi’arruddin Amin, SH, Op. Cit, hal. 35.
120
Pasal 14 ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
D. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan