Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
C. Larangan-larangan dan Pengecualian dalam Mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing TKA ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Pada era globalisasi seperti saat sekarang ini, rasanya sulit untuk membendung laju perkembangan suatu negara untuk masuk ke dalam negara yang lain, termasuk dalam
hal tenaga kerja. Demikian halnya bagi negara Indonesia, dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1967 tentang Penanaman Modal Asing dalam pasal 10, menyatakan bahwa “Perusahaan- perusahaan modal asing wajib memenuhi kebutuhan akan tenaga kerjanya dengan warga
negara Indonesia, kecuali dalam hal-hal yang tersebut dalam pasal 11”.
42
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, menyatakan bahwa “Perusahaan-perusahaan modal asing diizinkan mendatangkan atau
menggunakan tenaga-tenaga pimpinan dan tenaga-tenaga ahli warga negara asing bagi jabatan-jabatan yang belum dapat diisi dengan tenaga kerja warga negara Indonesia”.
43
Sedangkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri pada prinsipnya sama dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing. Hal ini dinyatakan dalam pasal 19, yaitu bahwa “Perusahaan-perusahaan, baik nasional maupun asing, wajib menggunakan tenaga ahli
bangsa Indonesia, kecuali apabila jabatan-jabatan yang diperlukan belum dapat diisi dengan bangsa Indonesia, dalam hal mana dapat digunakan tenaga ahli warga negara
asing satu dan lain menurut ketentuan pemerintah”.
44
42
Pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing.
43
Pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing.
44
Pasal 19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.
Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
Dari hal tersebut diatas, sangat dibutuhkan tenaga-tenaga kerja Indonesia yang profesional yang siap bersaing dengan tenaga-tenaga ahli warga negara asing. Untuk itu
diperlukan persiapan tenaga kerja Indonesia, yang meliputi : pendidikan dan pengadaan pelatihan kerja, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun bekerja sama dengan
pihak swasta. Dimana kepada calon tenaga kerja Indonesia atau tenaga kerja Indonesia yang mengikuti pendidikan dan pelatihan akan diberikan sertifikat berdasarkan standard
kualifikasi keterampilan yang ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja, yang berarti bahwa pekerja tersebut benar-benar profesional di bidangnya.
45
1. Pasal 42 ayat 2, menyatakan bahwa “Pemberi kerja orang perseorangan dilarang
mempekerjakan tenaga kerja asing”. Adapun beberapa larangan-larangan dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
TKA ditinjau dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, adalah sebagai berikut :
2. Pasal 46 ayat 1, menyatakan bahwa “Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan
yang mengurusi personalia danatau jabatan-jabatan tertentu”. Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja
Warga Negara Asing Pendatang, menyatakan bahwa “Khusus untuk jabatan Direktur yang membidangi Personalia, perusahaan wajib menggunakan tenaga kerja Indonesia”.
46
45
Agus Susdamajanto, Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Menurut Hukum Indonesia,
Selain larangan-larangan diatas, ada beberapa pengecualian dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing TKA ditinjau dari Undang-Undang Republik
Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut :
www.google.com, diakses tanggal 25 Februari 2007.
46
Pasal 5 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.
Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
1. Pasal 42 ayat 3, menyatakan bahwa “Kewajiban memiliki izin sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1, tidak berlaku bagi perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik dan konsuler”.
2. Pasal 43 ayat 3, menyatakan bahwa “Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
1, yaitu : pemberi kerja yang menggunakan tenaga kerja asing harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing RPTKA yang disahkan oleh Menteri atau
Pejabat yang ditunjuk, tidak berlaku bagi instansi pemerintah, badan-badan internasional dan perwakilan negara asing”.
Yang dimaksud dengan badan internasional dalam ayat ini adalah badan-badan internasional yang tidak mencari keuntungan seperti lembaga yang bernaung di bawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, antara lain : ILO, WHO, atau UNICEF.
47
3. Pasal 45 ayat 2, menyatakan bahwa “Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
1, yaitu : menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari
tenaga kerja asing serta melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga
kerja asing, tidak berlaku bagi tenaga kerja asing yang menduduki jabatan direksi danatau komisaris”.
4. Pasal 47 ayat 2, menyatakan bahwa “Kewajiban membayar kompensasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak berlaku bagi instansi pemerintah, perwakilan negara asing, badan-badan internasional, lembaga sosial, lembaga
keagamaan dan jabatan-jabatan tertentu di lembaga pendidikan”. Kewajiban membayar kompensasi dimaksudkan dalam rangka menunjang upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
48
47
Penjelasan atas pasal 43 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan, menyatakan :
1. Setiap pengguna Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang TKWNAP wajib
membayar Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan DPKK; 2.
DPKK sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan sebesar US 100 Seratus Dollar Amerika per bulan untuk setiap TKWNAP.
3. Pembayaran DPKK sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 dilakukan oleh Pengguna
TKWNAP kepada Bank Rakyat Indonesia di seluruh Indonesia atas nama rekening DPKK;
4. Bank Rakyat Indonesia menerbitkan tanda bukti penerimaan DPKK yang dibuat
dalam rangkap 3 tiga masing-masing untuk : a.
Pengguna TKWNAP; b.
Penerbit Izin Kerja Tenaga Kerja Asing IKTA; c.
Departemen Tenaga Kerja Pusat. 5.
Bukti pembayaran DPKK merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan IKTA Izin Kerja Tenaga Kerja Asing.
49
DPKK sebagaimana dimaksud diatas, dikecualikan terhadap : a.
TKWNAP sebagai rohaniawan yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Agama;
b. TKWNAP sebagai tenaga ahli dalam rangka kerja sama dan bantuan program atau
proyek dari luar negeri kepada Pemerintah republik Indonesia dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Sekretaris Kabinet Republik Indonesia;
48
Penjelasan atas pasal 47 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
49
Pasal 1 dan 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 Tentang Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan.
Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
c. TKWNAP sebagai pekerja sosial yang telah memperoleh persetujuan dari pimpinan
instansi danatau lembaga terkait; d.
TKWNAP yang melakukan pekerjaan yang bersifat mendesak atas persetujuan Menteri Tenaga Kerja berdasarkan pertimbangan dari Menteri teknis terkait;
e. TKWNAP bagi tenaga pengajar dan instruktur asing setelah mendapat persetujuan
dari pimpinan instansi danatau lembaga terkait.
50
D. Syarat-syarat dan Prosedur Perizinan Penempatan Tenaga Kerja Asing TKA