PERUBAHAN LOKASI KERJA PELAPORAN PENCABUTAN IJIN KETENTUAN PENUTUP

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009

BAB VII ALIH STATUS

Pasal 18 1 Pemberi kerja TKA instansi PemerintahLembaga Pemerintah, atau Badan Internasional yang akan memindahkan TKA yang dipekerjakannya ke instansi PemerintahLembaga Pemerintah, atau Badan Internasional lainnya harus mengajukan permohonan rekomendasi alih status kepada Direktur. 2 Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 disampaikan kepada Direktur Jenderal Imigrasi untuk perubahan KITASKITAP.

BAB VIII PERUBAHAN NAMA PEMBERI KERJA

Pasal 19 1 Dalam hal pemberi kerja TKA berganti nama, Direktur menerbitkan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Imigrasi untuk mengubah KITASKITAP. 2 Pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 menyampaikan permohonan dengan melampirkan: a. copy RPTKA yang masih berlaku; b. copy KITASKITAP yang masih berlaku; c. copy IMTA yang masih berlaku; d. copy bukti perubahan nama perusahaan yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. 3 Sebelum rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diterbitkan pemberi kerja terlebih dahulu mengajukan permohonan perubahan RPTKA kepada Direktur. 4 KITASKITAP yang baru digunakan sebagai dasar perubahan IMTA.

BAB IX PERUBAHAN LOKASI KERJA

Pasal 20 Dalam hal pemberi kerja melakukan perubahan lokasi kerja TKA, pemberi kerja wajib mengajukan permohonan perubahan lokasi kerja TKA kepada Direktur dengan melampirkan copy RPTKA dan IMTA yang masih berlaku.

BAB X PELAPORAN

Pasal 21 1 Pemberi kerja wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping TKA di perusahaan secara periodik 6 enam bulan sekali kepada Direktur atau Gubernur atau BupatiWalikota dengan tembusan kepada Dirjen. 2 Direktur atau Gubernur melaporkan semua IMTA yang diterbitkan secara periodik setiap 3 tiga bulan kepada Menteri dengan tembusan kepada Dirjen.

BAB XI PENCABUTAN IJIN

Pasal 22 Dalam hal pemberi kerja mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan IMTA, Direktur atau Gubernur berwenang mencabut IMTA. BAB XII Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 23 Bentuk formulir permohonan IMTA dan formulir permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03MEN1990 tentang Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang, Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-416MEN1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER- 03MEN1990 tentang Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang dan Ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Keputusan Menteri ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 25 Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2004 MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMINGRASI REPUBLIK INDONESIA JACOB NUWA WEA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 NOMOR : PER. 02MENXII2004 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA ASING M EN TERI TEN AGA KERJA D AN TRAN SM I GRASI REPUBLI K I N D ON ESI A, Menimbang : a. bahwa program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja beserta keluarganya; b. bahwa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, mengamanatkan pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja diberlakukan kepada setiap tenaga kerja yang bekerja di Indonesia; c. bahwa sebagian tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia telah mendapatkan perlindungan melalui berbagai program asuransi jaminan sosial tenaga kerja di negara asalnya; d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c maka perlu diatur Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Asing dengan Peraturan Menteri ; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1951 Nomor 4; 2. Undang-undang nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3468; 3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1993 nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3520; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor PER 05MEN1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor PER-01MEN1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA ASING. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud : 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerjajdalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. 2. Pengusaha adalah : a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 c. orang peserorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. Pasal 2 Pengusaha yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang telah memiliki perlindungan melalui program jaminan sosial tenaga kerja di negara asalnya yang sejenis dengan program jamian sosial tenaga kerja sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam program jamian sosial tenaga kerja di Indonesia. Pasal 3 Keikutsertaan Tenaga Kerja Asing pada progam jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 harus dibuktikan dengan polis asuransi asli. Pasal 4 Persyaratan dan tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja sesuai peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 5 Dengan ditetapkan Peraturan Menteri ini maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 67MEN IV2004 tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarata pada tanggal 31 Desember 2004 MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, FAHMI IDRIS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-07MENIV2006 Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 TENTANG PENYEDERHANAAN PROSEDUR MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING IMTA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif , perlu penyederhanaan prosedur memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dengan Peraturan Menteri: Mengingat : 1. Undang -undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4; 2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 3201; 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1977 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687; 4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2000 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 181, Tambahan Lemabran Negara Republik Indonesia Nomor 4009; 6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi; 7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP-228MEN2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP-20MEN2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing: MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYEDERHANAAN PROSEDUR MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING IMTA. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009

BAB I KETENTUAN UMUM