Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pembangunan nasional yang penuh tantangan dan persaingan global akan banyak diwarnai oleh pentingnya kualitas sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia berkualitas sangat menentukan hari depan bangsa. Pengembangan sumber daya manusia muncul dan merupakan kebutuhan mendesak di semua sektor dan sub sektor pembangunan. Dengan demikian, sumber daya manusia dianggap sebagai faktor penentu dan merupakan aset yang paling berharga dalam upaya pembangunan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Dalam hal ini, sumber daya manusia sebagai sumber daya pembangunan serta pelaku pembangunan, harus memiliki etos kerja yang produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin dan profesionalisme, serta mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK. 1 1. Jalur Pendidikan Masalah kesempatan kerja perlu mendapat perhatian yang lebih, dalam arti bahwa salah satu pokok yang sering dipertanyakan adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja bagi warga Indonesia yang sekaligus memberikan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana amanat pasal 27 ayat 2 UUD 1945, yakni : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Oleh karena itu, berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia perlu ditingkatkan agar tersedia jumlah kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang bermutu. Adapun peningkatan mutu tenaga kerja tersebut dapat dilakukan melalui 3 tiga jalur utama, yaitu : 1 Abdul Latief, Drs., Sumber Daya Manusia dan Legal Aspek Tenaga Kerja Asing, www.google.com, diakses tanggal 11 April 2007. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 Pendidikan formal merupakan jalur yang paling efektif untuk meningkatkan mutu tenaga kerja, khususnya yang berkaitan dengan pembentukan dan pengembangan kepribadian, bakat, sikap mental, pengetahuan dan kecerdasan termasuk kreativitas dan analisa. Aspek-aspek tersebut merupakan modal dasar yang sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut dalam peningkatan mutu tenaga kerja. Oleh karenanya, sistem pendidikan formal kita perlu diarahkan pada kebutuhan dunia kerja. 2. Jalur Latihan Kerja Memberikan atau meningkatkan fasilitas latihan dan keterampilan yang benar-benar dapat ditujukan untuk mengisi kesempatan kerja yang ada, disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan pasar kerja serta latihan tersebut harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK. 3. Jalur Pengalaman Kerja Tenaga kerja bermutu dan siap pakai sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau dunia kerja sebenarnya hanya dapat dihasilkan dan dikembangkan di perusahaan dan dunia kerja itu sendiri, yaitu melalui pengalaman kerja. Dimana tenaga kerja bermutu yang landasannya telah diletakkan melalui pendidikan formal dan latihan kerja, akan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Oleh karenanya, jalur pengalaman kerja ini menjadi sangat penting dalam sistem pembinaan mutu tenaga kerja. 2 Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka sangat diperlukan pemahaman yang mendasar akan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang dalam rangka alih keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK kepada tenaga kerja Indonesia, adanya jabatan-jabatan tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia dan dalam rangka pengamanan investasi modal asing di Indonesia. Pemahaman tentang hal ini sangat dibutuhkan agar kehadiran tenaga kerja warga negara asing pendatang tidak 2 Manulang, Sendjun H., SH., Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hal. 24. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 menjadi bumerang bagi tenaga kerja Indonesia TKI yang pada akhirnya dapat merugikan kepentingan nasional. 3 a. Menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing; dan Penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang dalam rangka alih keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK kepada tenaga kerja Indonesia tersebut diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dalam Pasal 45, yang menyebutkan sebagai berikut : Ayat 1 Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib : b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing. Ayat 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak berlaku bagi tenaga kerja asing yang menduduki jabatan direksi danatau komisaris. 4 3 Abdul Latief, Drs., Sumber Daya Manusia dan Legal Aspek Tenaga Kerja Asing, Untuk itu, adanya pembatasan penggunaan tenaga kerja asingtenaga kerja warga negara asing pendatangpemegang visa di Indonesia sangat diperlukan dalam rangka menjamin bagian yang layak dan kesempatan kerja bagi warga negara Republik Indonesia dan untuk memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat yang layak dalam berbagai lapangan kerja. Hal ini tidak terlepas dalam rangka “Indonesianisasi” dan pelaksanaan amanah pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945, yakni : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. www.google.com, diakses tanggal 11 April 2007. 4 Pasal 45 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 Negara mempunyai kewajiban supaya penetapan Undang-Undang Dasar 1945, terkhusus pasal 27 ayat 2 itu dapat dilaksanakan. 5 Pasal ini menekankan hak tiap warga negara dan sekaligus menentukan tugas pemerintah untuk melaksanakan kewajibannya itu. 6 Melihat pada materi pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 tidaklah merupakan suatu diskriminasi, apabila ketentuan tersebut tidak berlaku untuk semua penduduk negara Republik Indonesia, maka akan banyak orang asing berkesempatan menduduki posisi-posisi penting di negara Republik Indonesia, misalnya saja apabila tidak ada UU No. 3 Tahun 1958 LN No. 8 Tahun 1958 sudah jelas kalau banyak majikan akan lebih suka mempekerjakan tenaga kerja asing daripada warga negara Republik Indonesia, disebabkan karena kebanyakan tenaga kerja asing lebih berpengalaman di bidang pekerjaannya. 7 Adapun penanaman modal dalam negeri maupun modal asing perlu terus didorong dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan dan diarahkan untuk UU No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membatasi pekerja asingtenaga kerja warga negara asing pendatang di Indonesia dalam rangka untuk menjamin bagian yang layak dan kesempatan kerja bagi warga negara Indonesia dan untuk memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat-tempat yang layak dalam berbagai lapangan pekerjaan. Pada dasarnya kesempatan kerja yang ada diutamakan untuk warga negara Indonesia. Hal ini tidaklah dimaksudkan untuk menutup sama sekali kehadiran tenaga kerja warga negara asing yang akan dipekerjakan di Indonesia dalam rangka menunjang pembangunan nasional. 5 Hatta, Mohammad, DR, Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33, Penerbit Mutiara, Jakarta, 1977, hal. 28. 6 Hatta, Mohammad, DR, Pikiran-Pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai Kemakmuran yang Merata, Penerbit Yayasan Idayu, Jakarta, 1976. 7 Wiyono, R.S.H., Garis Besar Pembahasan dan Komentar UUD 1945, Penerbit Alumni, Bandung, 1976, hal. 196-197. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan termasuk perluasan kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan. 8 1. Untuk mencapai salah satu sasaran pembangunan, yakni perluasan kesempatan kerja. Adanya pemasukan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing tersebut telah memungkinkan masuknya atau digunakannya tenaga kerja warga negara asing pendatang. Namun demikian, dengan adanya UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing PMA dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, maka penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang harus dibatasi. Sehubungan dengan pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang tersebut, Presiden dalam keputusannya KEPPRES No. 23 Tahun 1974 Tentang Pembatasan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang mengemukakan, bahwa yang menjadi dasar pertimbangan diadakan pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang tersebut adalah : 2. Agar tenaga kerja warga negara Indonesia dapat sebanyak mungkin didayagunakan dalam proyek-proyek pembangunan dan kegiatan usaha lainnya di Indonesia, baik dalam rangka penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri. Adanya pembatasan-pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang tersebut tidak dapat dilepaskan dalam rangka “Indonesianisasi”, yaitu : usaha pemerintah untuk menyediakan dan mendidik tenaga kerja Indonesia untuk menggantikan tenaga kerja asing. Peng-Indonesianisasi-an tenaga kerja di perusahaan-perusahaan asing sudah dimulai sejak dikeluarkannya UU No. 3 Tahun 1958, namun pelaksanaannya belum dapat 8 Syarif H.S., Drs., Pedoman Penggunaan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia dan Peraturan – Peraturannya, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan Pertama September 1996, hal. 2. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 dilaksanakan secara efektif dikarenakan kekurangan biaya dan kurangnya persiapan- persiapan teknis, seperti belum adanya program pelatihan yang menyeluruh. 9 Masalah pemberian izin kerja bagi tenaga kerja asing, khususnya tenaga kerja asing pemegang visa pendatang baru dari luar negeri mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan berbagai masalah, seperti : kepentingan pembangunan, keimigrasian, keamanan, dan lain-lain. Maka, dalam kaitan pemberian izin tersebut koordinasi yang harmonis diantara instansi-instansi terkait sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, pemberian izin penggunaan tenaga kerja warga negara asing dimaksudkan agar penggunaan tenaga kerja warga negara asing dilaksanakan secara selektif dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja Indonesia secara optimal. Peng-Indonesianisasi-an tenaga kerja di perusahaan-perusahaan asing merupakan suatu masalah yang cukup berat. Hal ini dikarenakan, proses peng-Indonesianisasi-an tersebut harus dilakukan secara bertahap dan didasarkan atas perencanaan tenaga kerja melalui program pendidikan, pelatihan kerja dan pengembangan secara intensif, sehingga dapat tercapai keseimbangan yang wajar jika dikaitkan dengan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang. 10 1. Adanya tenaga kerja warga negara asing pendatang dimungkinkan karena ada kaitannya dengan penanaman modal dan masuknya barang-barang modal dari luar yang masih dibutuhkan sebagai pelengkap dalam rangka pembangunan nasional serta Sampai saat ini dan mungkin juga untuk beberapa waktu yang akan datang, penggunaan tenaga kerja warga negara asing di Indonesia sulit untuk dihindarkan atau dicegah, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : 9 Benggolo M.T., Drs., Tenaga Kerja dan Pembangunan, Penerbit Yayasan Jasa Karya Sanjaya, Jakarta, Cetakan Pertama, hal. 144. 10 Rusli, Hardijan, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, Cetakan Pertama Februari 2004, hal. 67. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 penguasaan dan alih teknologi yang merupakan proses berlanjut dan berkesinambungan. 2. Proses “Peng-Indonesianisasi-an” tenaga kerja masih memerlukan persiapan dan waktu dalam upaya tersedianya cukup jumlah tenaga kerja yang ahli dan terampil untuk menggantikan tenaga kerja warga negara asing. 3. Kurang cukup tersedianya tenaga kerja Indonesia yang memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan yang tersedia. 4. Pemakaian mesin-mesin yang bersifat canggih yang mengandung resiko yang tinggi, sehingga bila tidak ditangani oleh mereka yang ahli dapat mengakibatkan kerugian yang besar, berupa kehilangan baik yang bersifat materi maupu n non materi. 5. Semakin luas dan berkembang berbagai usaha yang membutuhkan tenaga kerja warga negara asing. 11 Sehingga, pemberian izin kerja bagi warga negara asing pendatang diberikan dengan memperhatikan keadaan dan perkembangan pasar kerja serta aspirasi nasional untuk menduduki posisi yang penting, dimana hal ini belum dapat ditangani oleh tenaga kerja Indonesia. Jika melihat hal-hal diatas, kita bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang besar harus dapat menghormati dan menghargai kehadiran tenaga kerja warga negara asing yang bekerja dalam berbagai lapangan pekerjaan di Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan pemerintah maupun perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing dengan memberikan perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan terhadap kesejahteraan ataupun jaminan sosial bagi tenaga kerja asing, sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman dan kondusif bagi tenaga kerja asing. 11 Syarif H.S. Op. Cit., hal. 17-18. Rendy Andaria Bangun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenagakerja Asing TKA Di Sumatera Utara Studi Pada : PT. Tolan Tiga Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 Dengan kehadiran tenaga kerja warga negara asing di Indonesia akan sangat membantu dalam rangka pembangunan nasional melalui penanaman modal asinginvestasi serta penguasaan dan alih teknologi yang merupakan proses berlanjut dan berkesinambungan bagi tenaga kerja Indonesia. Bangsa Indonesia masih sangat membutuhkan bantuan dan kerja sama dari tenaga kerja warga negara asing. Dimana dalam proses “peng-Indonesianisasi-an” tenaga kerja dan memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat yang layak dalam berbagai lapangan pekerjaan harus dilakukan secara bertahap dan didasarkan atas perencanaan tenaga kerja melalui program pendidikan, pelatihan kerja dan pengembangan secara intensif, sehingga dapat tercapai keseimbangan yang wajar jika dikaitkan dengan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang. Harapan kita, tenaga kerja Indonesia dapat bersaing bahkan menggantikan tenaga kerja warga negara asing di berbagai posisi dalam lapangan pekerjaan di Indonesia. Sehingga, harapan bangsa Indonesia untuk terciptanya proses “peng-Indonesianisasi-an” tenaga kerja dan memenuhi hasrat bangsa Indonesia untuk menduduki tempat yang layak dalam berbagai lapangan kerja dapat tercapai. Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing TKA Di Sumatera Utara - Studi Pada PT. Tolan Tiga Indonesia”.

B. Perumusan Masalah