Ideologi Jurnalisme Kenabian Parni Hadi

diajarkan oleh agama islam untuk kemaslahatan umat yakni sebagai media dakwah. Landasan dasar ideologi media islam yakni berupa elemen-elemen ajaran yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, kepada umatnya yakni : 21 a. Shiddiq Yakni mengungkapkan fakta yang jujur kepada masyarakat, tidak menyebarkan berita fitnah ataupun berita bohong. Posisi media disini haruslah menempatkan diri sebagai alat kontrol sosial di masyarakat. b. Amanah Informasi yang disebarluaskan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan, sehingga berita yang beredar di masyarakat bukan hanya sekedar gosip ataupun sensasi belaka. c. Tabligh Menyebarluaskan informasi dengan sebaik-baknya tanpa ada fakta yang ditutupi atau dilebihkan. Dan tidak mengutamakan kepentingan kelompok yang bersifat kapitalistik. d. Fathonah Menyampaikan berita dengan cerdas dan penuh kearifan, Media sebagai guru bangsa haruslah dapat memberikan pendidikan guna mencerdaskan masyarakat, contohnya tidak menampilkan hal-hal yang bersifat pornogrrafi maupun kekerasan. 21 Parni Hadi, “Jurnalisme Kenabian,” Jakarta. Swara Cinta, desember 2011, h. 66.

3. Penyadapan

Seperti yang telah diketahui, penyadapan merupakan sebuah tindakan yang menyimpang dari hukum. Namun di Indonesia ada beberapa kriteria penyadapan yang boleh dilakukan demi menegakan keadilan hokum. Ada lima aparat penegak hukum yang berwenang melakukan penyadapan, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Kepolisian, Kejaksaan, Badan Intelijen Negara BIN, dan Badan Narkotika Nasional BNN. Penyadapan dapat dimungkinkan untuk tujuan-tujuan tertentu tetapi itupun harus melalui beberapa persyaratan serta izin dari pimpinan aparat penegak hukum, sebagaimana disebutkan pada Pasal 42 UU Telekomunikasi menyebutkan ayat 1 : “Bahwa penyelenggara jasa telekomunikasi wajib merahasiakan informasi yang dikirim dan atau diterima oleh pelanggan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi yang diselenggarakannya;” Dan ayat 2 : “Bahwa untuk keperluan proses peradilan pidana, penyelenggara jasa telekomunikasi dapat merekam informasi yang dikirim dan atau diterima oleh penyelenggara jasa telekomunikasi serta dapat memberikan informasi yang diperlukan atas : a. Permintaan tertulis Jaksa Agung dan atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk tindak pidana tertentu; b. Permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan Undang- undang yang berlaku.” 22 Sedangkan pada kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia beberapa waktu lalu, jelas merupakan sebuah pelanggaran hukum internasional. Karena Australia sudah menciderai kedaulatan bangsa Indonesia. Dalam kasus penyadapan ini bila mengacu pada aspek hukum jelas Australia melanggar peraturan perundang-undangan RI, yaitu UUD No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Namun yang ada selama ini Australia selalu dalam kasus penyadapannya berlindung dengan alasan misi diplomatik asing memungkinkan untuk memperoleh kekebalan diplomatik sebagaimana diatur dalam UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Akan tetapi pemberian imunitas tersebut tidak boleh bertentangan dengan UU yang ada. Sehingga dalam hal ini, jika dugaan pelanggaran penyadapan oleh Australia melalui misi diplomatiknya telah dibuktikan, maka imunitas tersebut dapat dianggap bertentangan dengan UU yang berlaku, dalam hal ini UU Telekomunikasi dan UU ITE. Terlebih jika Australia secara sengaja bekerja sama dengan operator jaringan komunikasi, maka hal tersebut bisa ditindak secara pidana sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku. 22 Hendra Ruslim, “Studi kasus Penyadapan Australia Terhadap Indonesia” diakses pada 2 Juni 2014 dari http:ryunana.blogspot.com201405studi-kasus-penyadapan-australia.html

B. Kerangka Konsep 1. Berita

a. Definisi Berita Jika diteliti secara bahasa, kata “news” merupakan istilah bahasa inggris yang berasal dari kata “new” yang berarti baru, kata baru disini bukan berarti segala sesuatu yang baru, melainkan bahan informasi baru yang berguna bagi semua orang. Dengan kata lain, semua hal yang baru merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada khalayak dalam bentuk berita news. 23 Dikalangan wartawan sendiri ada yang mendefinisikan news sebagai singkatan dari: nort utara, east timur, west barat dan south selatan. Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru mata angin, laporan dari mana-mana dan dari berbagai tempat di dunia 24 Dalam berbagai literatur pun banyak ditemukan definisi berita, salah satunya yang dicetuskan oleh para pakar jurnalistik baik luar maupun dalam negeri..Seperti Paul De Meseneer dalam bukunya Here the News, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting dan bermakna significant, yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka. 25 . Dean M. Lyle Spencer dalam News Writing mendefinisikan berita sebagai suatu 23 Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2004, h. 102- 103. 24 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, h. 130. 25 Helena Olii, Berita Informasi: Jurnalistik Radio Jakarta:PT INDEKS, 2007, h.25.