Analisis Level Kognisi Sosial berita Penyadapan Australia terhadap Indonesia pada

Jika ditinjau secara penulisan isi beritanya Republika Online mengemas berita tersebut secara singkat dan padat, namun memiliki arti yang sangat jelas yakni memprotes pelanggaran yang dilakukan Australia dan membangkitkan semangat patriotisme masyarakat Indonesia khususnya pembaca Republika Online untuk menjaga dan membela kehormatan bangsa. Bahasa tersebut bisa dilihat secara langsung dalam penulisan beritanya wartawan Republika Online menghadirkan narasumber yang kompeten dalam bidang hukum Internasional dan intelejen. Bahkan dari salah satu narasumber tersebut tidak segan-segan menghimbau kepada pemerintah untuk melakukan tidakan tegas berupa pemutusan hubungan diplomatik dengan Australia, dikarenakan pihak Australia sudah sering melakukan tindakan pelanggaran dengan Indonesia. Jadi secara kognisi sosial terlihat jelas bahwa wartawan Republika Online memiliki motivasi kognisi sosial yang kuat dalam keberpihakannya terhadap Indonesia. Pertama, secara objektif dan fakta di lapangan bahwa Australia telah terbukti melakukan pelanggaran hubungan Internasional dengan Indonesia yani menyadap pemimpin Negara Indonesia. Meskipun pada kenyataannya juga tidak dapat dihindari bahwa keberpihakan yang dilatarbelakangi atas kesamaan ideologi dan Negara yang akhirnya akan memengaruhi isi media tersebut. Kedua, Sebagai media Online komunitas muslim di Indonesia sudah semestinya membangun bangsa Indonesia dengan cara mencerdaskan masyarakat melalui berita-berita yang objektif bukan membodohi masyarakat melalui berita-berita paslsu atau praktik jurnalisme kuning. Merujuk pada pemikiran Shoemaker dan Reese 1996 dengan teori donutnya ada lima tingkatan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi isi media, yaitu. Pertama, tingkat individu dari pekerja media, karakteristik individu seperti jender, etnis, dan orientasi seksual dan latar belakang dan pengalaman pribadinya seperti pendidikan, agama dan status sosial ekonomi orang tua tidak hanya membentuk sikap, nilai dan kepercayaan pribadi individu, namun mengarahkan latar belakang dan pengalaman profesionalnya. Pengalaman profesional ini akan membentuk peranan dan etika profesionalnya. Peran etika profesional ini memiliki efek langsung terhadap isi media massa, sedangkan sikap, nilai dan kepercayaan pribadi mempunyai efek tidak langsung, karena bergantung kepada kedudukan individu sendiri dalam organisasi media yang dapat memungkinkannya untuk mengesampingkan nilai profesional atau rutinitas organisasi. Kedua, tingkat runitas media, kebutuhan media akan pasokan bahan baku yang akan diproduksi menjadi teks media melahirkan tugas organisasi media untuk mengantarkan produk yang paling layak kepada konsumen dalam keterbatasan ruang dan waktu dalam kerja yang paling efisien. Runitas media dimaksudkan untuk dapat mengatasi masalah produk apa yang dapat diterima oleh audiens, apakah organisasi media mampu memprosesnya dan bahan mentah apa yang tersedia dari supplier. Wujud dari rutinitas media adalah adanya news value untuk menyeleksi kontent dari sisi kemenarikannya, the routine of objectivity berupa seperangkat prosedur di mana pekerja media dapat melindungi diri dari serangan dan kritik dan audience routine gaya penyajian berita yang menganut struktur bercerita. Ketiga, tingkat organisasi media, yang menjadi fokus adalah tujuan organisasi media, yaitu tujuan ekonominya, mencari keuntungan. Tujuan lainnya seperti memproduksi kontent yang berkualitas, melayani publik dan mendapatkan pengakuan profesional dibangun mengikuti tujuan mencari keuntungan. Keempat, pada tingkat ekstramedia, faktor-faktor yang mempengaruhi kontent media antara lain sumber-sumber informasi yang dijadikan isi media seperti kelompok kepentingan dalam masyarakat, sumber-sumber pendapatan media seperti pengiklan dan khalayak serta institusi sosial lainnya seperti pemerintah. Kelima, tingkat ideologi, yang ingin diamati adalah bagaimana media berfungsi sebagai kepanjangan kepentingan kekuatan dominan dalam masyarakat, bagaimana rutinitas media, nilai-nilai dan struktur organisasi dikombinasikan untuk mempertahankan sistem kontrol dan reproduksi dari ideologi dominan tersebut. 78 78 Ahmad Fatoni, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Isis Media,” diakses pada 13 April 2014 dari http:aton29.blogspot.com201005faktor-faktor-yang-mempengaruhi-isi.html

C. Analisis Level Konteks Sosial berita Penyadapan Australia terhadap Indonesia pada

Republika Online Jika sebelumnya segi kognisi sosial wacana dipengaruhi oleh wartawan yang membuat berita, maka pada analisis segi konteks sosial berkaitan dengan hal-hal yang memengaruhi pemakaian bahasa, dan terbentuknya sebuah wacana. Seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi sosial yang sedang terjadi saat itu. Pada konteks sosial tertentu, sebuah wacana dapat diteliti, dianalisis, dan dimengerti sebagaimana kognisi sosial sebelumnya. Titik penting dalam ini adalah untuk menunjukan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial yang diproduksi lewat praktikdiskursus dan legitimasi. 79 Menurut Van Djik, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua poin yang penting yakni, kekuasaan dan dan akses, berikut ini akan dijelaskan masing-masing faktor tersebut.

1. Praktik Kekuasaan

Konstruksi praktik kekuasaan dalam kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia ini adalah dominasi Negara maju atau Negara pertama yang lebih besar terhadap Negara berkembang yakni Indonesia. Dalam Seperti yang terdapat pada anaisis pemberitaan ke III paragraf 3: Mantan anggota Komisi I DPR RI ini berkata, seharusnya dicari siapa yang memerintahkan Australia untuk menyadap Indonesia. Ia menyebut Amerika aktor di balik penyadapan yang dilakukan Australia. Ia menilai Pemerintah Indonesia salah alamat jika 79 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKiS, 2001. h. 271- 272. protes dan menuntut permintaan maaf hanya dilakukan kepada Australia.” 80 Paragraf 3 Dari tulisan paragraf di atas terlihat jelas sekali apa latar belakang sesunggunya Australia menyadap Indonesia yang didalangi oleh Negara maju yakni Amerika sebagai Negara super power yang ingin melakukan intimidasi melalui penyadapan terhadap Indonesia yang merupakan mayoritas muslim.

2. Akses Mempengaruhi Wacana

Van Djik menilai dalam semua wacana, setiap orang atau kelompok tidak mempunyai akses yang sama, sebagai contoh dalam dunia akademik dosen mempunya akses dan kesempatan yang lebih besar dalam mengontrol pembelajaran. Demikian halnya pada sebuah media setiap orang atau kelompok mempunya akses yang berbeda-beda untuk menga kses sebuah media. Dalam pemberitaan penyadapan Australia terhadap Indonesia, Republika Online memberika akses yang besar terhadap Indonesia yang diwakili oleh narasumber yang kompeten dalam bidangnya, antara lain Yusril Ihza Mahendra selaku pakar ilmu hukum Internasional dan Soeripto tokoh Badan Intelejen Negara BIN sekaligus dewan DPD fraksi PKS. Akan tetapi dalam menulis sebuah berita mengenai ketegangan yang terjadi antara Australia dengan Indonesia mencari kebenaran sebuah 80 Republika Online, Edisi 20 Oktober 2013 Paragraf 3 peristiwa terlebih dahulu wartawan Republika Online haruslah mengetahui dulu beberapa hal sebelum terjun ke medan peliputan dengan setting konflik, sehingga hal tersebut dapat memudahkannya memahami latar kubu yang bertikai dan bagaimana seharusnya ia memposisikan diri selama meliput pemberitaan. Setidaknya empat hal yang harus diperhatikan seorang wartawan untuk memahami perkara ketegangan hubungan Australia dengan Indonesia. Pertama, pahami terlebih dahulu tentang teori-teori konflik. Kedua, ketahui tentang news frame dan agenda setting. Ketiga, strategi membingkai konflik yang resolutif. Keempat, identifikasi strategi meliput konflik dengan cara menghindari konflik. 81

3. Ideologi NKRI

Ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara. 82 Sedangkan NKRI merupakan bentuk kesatuan wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dalam kehidupan bernegara peranan ideologi sangatlah penting dalam membentuk karakter individu ataupun kelompok yang ada di dalamnya, sehingga individu maupun kelompok tersebut dapat selalu konsisten dalam 81 Iswandi Syahputra, Jurnalisme Damai, Yogyakarta: P_IDEA, 2006 h. 85. 82 Taury Lubis, “Dasar Ideologi NKRI” diakses pada 20 Juli 2014 dari http:taurylubiz.blogspot.com201105dasar-ideologi-nkri.html