Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Perjanjian yang sudah ditanda tangani tersebut menjelaskan bahwa kedua belah pihak Negara saling mengakui kedaulatannya.
Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan kali ini saja Ia memerintahkan pulang duta besarnya dari Australia. Pada tahun 2006
Presiden juga sempat menarik pulang Menteri luar negerinya kala itu Hamzah Thayeb. Ketegangan ini terjadi akibat Pemerintah Australia di Canberra
memberikan visa sementara bagi empat puluh dua 42 orang warga Negara Indonesia asal Papua.
4
Indonesia menilai bahwa Australia menyalahi aturan suaka internasional karena menerapkan standar ganda dalam kasus pemberian visa tinggal bagi empat
puluh dua 42 orang asal Papua tersebut. Padahal mereka tidak termasuk daftar pencarian orang DPO di Indonesia. Sehingga tidak selayaknya pemerintah
Australia dengan seenakya memberikan visa sementara kepada warga Papua tersebut.
Namun dari semua kasus ketegangan hubungan antar Indonesia dengan Australia, yang paling banyak mendapat tanggapan dan protes rakyat Indonesia
bahkan dunia Internasional ialah kasus penyadapan Australia terhadap Presiden serta pejabat tinggi Negara Indonesia. Di Indonesia sendiri berbagai lapisan
masyarakat dan organisasi ikut serta turun ke jalan menanggapi kasus tersebut. Bahkan sebagian mereka melempari kantor Kedutaan Besar Australia denga telor
busuk dan membakar foto perdana mentri Australia Tony Abbott.
4
Heru Susetyo, “Suaka Warga Papua di Australia”, diakses 3 Februari 2014 dari http:herususetyo.com20130215suaka-warga-papua-di-australia
Rakyat Indonesia sudah sangat geram dengan tindak tanduk Australia selama ini dan menganggap kasus penyadapan kali ini sangat keterlaluan, bahkan
sebagian lapisan masyarakat ada yang menuntut Pemerintah Indonesia melakukan konfrontasi dengan Australia. Pasalnya Australia selama ini selalu merusak harga
diri bangsa Indonesia, serta tidak lagi menghargai kode etik hubungan Internasional.
Wacana tentang ketegangan Indonesia-Australia serta perkembangan terbaru mengenai kondisi kedua Negara tersebut menjadi berita yang menarik untuk
diikuti perkembangannya. Melihat banyaknya protes dan hujatan rakyat Indonesia yang ditunjukkan kepada pemerintah Australia, tidak heran kemudian isu ini
menjadi headline di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Di media masa khususnya elektronik banyak sekali menyoroti berita
penyadapan ini, salah satu media elektronik yang menyoroti kasus ini secara mendalam ialah media online. Dengan kelebihan dan karakteristik yang
dimilikinya, media online mampu menggabungkan ketiga jenis unsur yakni teks, audio dan visual serta memungkinkan pembaca untuk mengakses berita-berita
terkait atau yang telah lalu.
5
Sehingga tak heran jika media online saat ini begitu digemari oleh masyarakat.
Pada tingkat pertumbuhannya media online menjadi media yang paling banyak diminati masyarakat setelah televisi. Pasalnya selain menggabungkan tiga
unsur, Media online juga memberikan fasilitas yang tidak dimiliki oleh media lainnya, Seperti halnya tersedianya ruang komunikasi dua arah, sehingga selain
5
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2008, h. 277.
mengkonsumsi berita para pembaca juga dapat memberi komentar ataupun opini mengenai berita tersebut.
Di Indonesia Republika Online adalah salah satu media online berhaluan Islam yang secara
update menginformasikan berita terbaru mengenai
perkembangan seputar ketegangan hubungan antar kedua Negara ini. Pemilihan berita hubungan internasional ini sebagai berita utama menjadi tolak ukur akan
pentingnya khalayak mengetahui informasi berita tersebut. Republika Online memilih pemberitaan ketegangan hubungan Indonesia-Australia, karena Indonesia
sebagai Negara muslim terbesar di dunia dan berdaulat penuh atas wilayahnya sering kali bersitegang dengan Australia yang merupakan sekutu dari Amerika
Serikat di Asia Pasifik. Secara prinsip Republika Online sangat mendukung Indonesia dalam kasus penyadapan yang dilakukan Australia. Hal tersebut yang
membuat peneliti tertarik dan ingin melakukan penelitian lebih lanjut. Kecurigaannya adalah Republika Online memiliki tujuan tertentu dalam
mengangkat pemberitaan ketegangan hubungan Indonesia-Australia
selain memberikan dukungan kepada Indonesia disamping alasan ideologi Islam dan
kesatuan Negara Republik Indonesia. Republika Online juga berusaha melakukan dakwah melalui pemberitaan ketegangan hubungan Indonesia-Australia sebagai
wujud protes masyarakat muslim kepada Australia dan sekutunya. Republika Online
berusaha membangun simpati
rakyat Indonesia, khususnya pembaca Republika Online, bahwa kita sebagai Negara yang mayoritas
beragama muslim harus menjaga martabat dan harga diri bangsa Indonesia di
mata dunia agar tidak ada lagi Negara Asing yang berani menginjak-injak harga diri bangsa dikemudian hari.
Berdasarkan fenomena dan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul
“Analisis Wacana
Kritis Berita Penyadapan Australia Terhadap Indonesia di Republika Online”.