3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Juwana, yang beralamatkan di Jalan Ki Hajar Dewantoro 54 Juwana-Pati, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan berikut. 1
Memudahkan terciptanya kolaborasi antara peneliti dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika.
2 Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang
menyatakan bahwa belum pernah diadakan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis siswa SMA ditinjau dari gaya belajar di SMA Negeri 1
Juwana.
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian
3.4.1 Data Penelitian
Data merupakan hal yang terpenting dalam suatu penelitian. Tanpa adanya data maka suatu penelitian tidak akan berjalan. Data dapat diperoleh dari sumber
data. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memeberikan data kepada pengumpul data. Pada penelitian yang akan
dilaksanakan ini, menggunakan sumber data primer. Data ini merupakan data tertulis dari angket gaya belajar, hasil pekerjaan
siswa, dan hasil wawancara dengan siswa yang menjadi subjek penelitian. Data penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Klasifikasi Gaya Belajar Siswa.
Data klasifikasi gaya belajar siswa merupakan data mengenai klasifikasi gaya belajar siswa yang meliputi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.
2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa untuk Tiap Tipe Gaya Belajar. Data deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar siswa
berupa uraian mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dengan tipe gaya belajar siswa yang meliputi uraian kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar
visual, uraian kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar auditori, uraian kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar kinestetik.
3.4.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1 Juwana tahun ajaran 20142015. Keseluruhan siswa tersebut merupakan
subjek angket gaya belajar serta subjek tes kemampuan berpikir kritis. Tetapi, hanya enam siswa yang merupakan subjek wawancara kemampuan berpikir kritis.
Subjek penelitian merupakan informan untuk mendapatkan klasifikasi gaya belajar dan deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar dalam
konteks pembelajaran pada materi trigonometri. Sebelum penelitian dimulai, peneliti melakukan tes kemampuan berpikir
krits pada kelas penelitian untuk menentukan nilai kriteria ketuntasan minimal yang sesuai dengan kondisi kelas penelitian. Hasil tes kemampuan berpikir kritis
sebelum penelitian diperoleh rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kritis 75. Nilai 75 digunakan peneliti sebagai nilai KKM pada tes kemampuan berpikir
kritis saat penelitian.
Untuk mengetahui klasifikasi gaya belajar siswa maka semua siswa kelas X MIPA 1 diberikan angket gaya belajar. Sedangkan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis, maka dalam penelitian ini digunakan tes kemampuan berpikir kritis. Agar kemampuan berpikir kritis diketahui dengan berdasarkan
gaya belajar siswa, maka dilakukan wawancara. Teknik pemilihan subjek wawancara dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono
2010: 218, teknik sampling yang sering digunakan pada penelitian kualitatif adalah:
… purposive sampling, dan snowball sampling. Seperti telah dikemukakan bahwa, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objeksituasi sosial yang diteliti.
Pada penelitian ini subjek penelitian dipilih berdasarkan suatu kriteria tertentu untuk kepentingan terpenuhinya informasi yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini kriteria tersebut antara lain yaitu subjek yang memiliki tipe gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.
Dari 40 siswa dipilih 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa yang mewakili masing-masing tipe gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik, untuk menjadi
subjek penelitian. Adapun langkah-langkah penentuan subjek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menentukan skor angket gaya belajar siswa 2. Menggolongkan hasil skor angket gaya belajar siswa kedalam tipe gaya
belajar yang sesuai.
3. Pemilihan subjek berdasarkan skor gaya belajar ditentukan dari siswa yang memiliki gaya belajar dominan yang terkuat.
Pemilihan subjek penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Pada gambar 3.1 tersebut tampak bahwa terdapat siklus pemilihan subjek untuk setiap gaya belajar. Pada akhirnya setiap siswa diklasifikasikan pada tipe
gaya belajar tertentu dipilih dua subjek yang memiliki skor gaya belajar visual, auditori dan kinestetik yang terkuat. Tetapi dapat pula tidak ada siswa yang
menempati tipe gaya belajar tertentu. Setelah dilakukan pengecekan ulang
Pembelajaran RBL di kelas Pengisisan angket gaya belajar
Analisis data
Apakah setiap tipe gaya belajar telah
terisi subjek Pengecekan ulang
Tidak
Diperoleh lebih dari seorang siswa untuk setiap tipe gaya belajar
Dipilih 2 subjek untuk setiap tipe gaya belajar
Selesai Ya
Gambar 3.1 Bagan Alur Pemilihan Subjek
terhadap gaya belajar setiap siswa dan ternyata tidak ditemukan siswa yang mengisi tipe gaya belajar tertentu maka tidak lagi dilakukan pengecekan.
Untuk penelitian ini, hanya digunakan satu kelas. Apabila ingin setiap gaya belajar terisi maka penelitian harus dilakukan terhadap kelas yang lain
sehingga akan melebihi waktu penelitian yang ditetapkan dan dimungkinkan akan timbul ketidakakuratan data. Oleh karena itu, penelitian ini hanya terbatas pada
satu kelas saja. Jika proses tersebut telah dilakukan dan diperoleh kenyataan bahwa ada tipe gaya belajar siswa yang tidak terisi subjek maka dapat
disimpulkan bahwa tipe gaya belajar tersebut tidak ada disertai penjelasan terhadap hasil pertemuan yang ada.
3.5 Teknik Pengumpulan Data