Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pembahasan

menghasilkan banyak polusi dan berdampak tinggi terhadap lingkungan. Tabel 4.2. menunjukkan bahwa nilai rata-rata ukuran perusahaan sebesar 29,71. Faktanya beberapa perusahaan memiliki nilai diatas rata-rata namun environmental disclosure rendah, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk pada tahun 2014 memiliki ukuran perusahaan yang tinggi sebesar 33,30 tetapi hanya mengungkapkan 7 item environmental disclosure. PT Salim Ivomas Pratama pada tahun 2014 memiliki ukuran perusahaan yang tinggi sebesar 30,04 tetapi hanya melakukan 6 item pengungkapan, sedangkan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk memiliki ukuran perusahaan yang rendah sebesar 28,60 tetapi melakukan environmental disclosure yang tinggi yaitu sebesar 25. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk termasuk dalam sektor industri dasar kimia, dimana kegiatan operasianal berdampak tinggi terhadap lingkungan sehingga melakukan environmental disclosure yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Fontana et al. 2015 yang menyatakan bahwa perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lingkungan apabila berdampak tinggi terhadap lingkungan.

4.2.3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap

Environmental Disclosure Hasil pengujian atas hubungan antara profitabilitas dengan environmental disclosure menunjukkan bahwa nilai t-statistik sebesar 0,054 lebih kecil dari nilai t-tabel yaitu 1,656 dengan signifikansi 0,957 lebih besar dari 0,05 sehingga profitabilitas tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Burgwal dan Vieira 2014. Penelitian yang dilakukan Burgwal dan Vieira 2014 yang menemukan tidak adanya hubungan antara profitabilitas dengan environmental disclosure. Environmental disclosure merupakan pelaporan pengungkapan sukarela, sehingga perusahaan dengan profitabilitas tinggi belum tentu melakukan pengungkapan lingkungan yang tinggi. Perusahaan lebih memprioritaskan pengungkapan wajib daripada pengungkapan sukarela karena pengungkapan wajib diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Perusahaan akan mengungkapkan secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. O’Donovan 2002 menyatakan bahwa apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang tinggi maka perusahaan merasa tidak perlu untuk mengungkapkan pengungkapan lingkungan karena perusahaan telah memperoleh kesuksesan dalam hal finansial. Perusahaan yang memiliki keuntungan rendah lebih memilih untuk mengungkapkan lingkungan yang lebih banyak karena persepsi stakeholder lebih senang membaca berita baik good news tentang kinerja perusahaan dalam bidang lingkungan. Hal ini seiring dengan temuan penelitian tentang pengaruh profitabilitas terhadap environmental reporting yang dilakukan oleh Yanto dan Bonatan 2016. Hasil pengujian ini tidak sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa masyarakat senantiasa melakukan tekanan kepada perusahaan agar peduli terhadap masalah lingkungan. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih mudah dalam menjawab tekanan tersebut karena perusahaan memiliki sumber daya lebih yang dapat digunakan untuk mencegah adanya tekanan tersebut.

4.2.4. Pengaruh Likuiditas Terhadap