Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalaha pengganggu pada periode t-1. Uji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai durbin watson dengan nilai du dan dl. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,590 a ,348 ,316 8,38518 1,945 Sumber: Data Sekunder yang diolah Hasil tabel 4.6. diperoleh nilai durbin-watson sebesar 1,945. Banyaknya n sejumlah 150 dan k sejumlah 7 diperoleh nilai dl sebesar 1,637 dan du sebesar 1,832. Hal itu menunjukkan H diterima 1,832 1,945 2,168 sehingga tidak ada autokorelasi pada model regresi. Pengambilan keputusan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2. Hasil Uji Autokorelasi

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji white. Berikut hasil uji heterokedastisitas: Tabel 4.7. Hasil Uji Heterokedastisitas Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,643 a ,413 ,246 88,42867 Sumber: Output SPSS, 2016 Model regresi dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas apabila nilai c 2 hitung lebih kecil dari c 2 tabel Ghozali, 2013. Nilai c 2 hitung dapat dihitung menggunakan rumus c 2 = n X R 2 , sehingga c 2 hitung dari persamaan model penelitian ini dengan unit analisis n=150 adalah c 2 = 150 X 0,413 = 61,95. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa c 2 hitung lebih kecil dari c 2 tabel 178,485. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi.

4.1.3. Pengujian Hipotesis