Perusahaan  mengidentifikasi  aktivitas  yang  berada  dalam  kendalinya  serta mengidentifikasi  publik  yang  memiliki  power  sehingga  mampu  memberikan
legitimacy kepada perusahaan untuk mengurangi terjadinya legitimacy gap Neu, et al., 1998 dalam Chariri, 2008.
Berdasarkan  teori  legitimasi  yang  telah  dijelaskan  dimana  persepsi  dan pengakuan  publik  sangat  penting  bagi  sebuah  perusahaan  untuk  mendapatkan
legitimacy  dari  masyarakat.  Environmental  Disclosure  pada  laporan  tahunan perusahaan  menunjukkan  kepedulian  perusahaan  terhadap  masyarakat  sekitar
akan lingkungan yang ada. Sehingga perusahaan akan mendapatkan perhatian dan pengakuan  dari  masyarakat  serta  perusahaan  diakui  oleh  masyarakat  dan
aktivitasnya didukung oleh masyarakat.
2.2. Teori Keagenan
Teori  agensi  merupakan  teori  yang  menjelaskan  hubungan  antara  agen dan  prinsipal.  Agen  disini  merupakan  pihak  manajemen  perusahaan  sedangkan
prinsipal merupakan investor atau pemegang saham. Teori ini menyatakan bahwa hubungan keagenan timbul ketika salah satu pihak prinsipal menyewa pihak lain
agen  untuk  melakukan  beberapa  jasa  untuk  kepentingan  prinsipal  yang melibatkan  pendelegasian  beberapa  otoritas  pembuatan  keputusan  kepada  agen
yang  dilandasi  dengan  adanya  pemisahan  kepemilikan  dan  pengendalian perusahaan,  pemisahan  penanggung  resiko,  pembuatan  keputusan  dan
pengendalian fungsi – fungsi  Jensen dan Meckling, 1976.
Pihak  prinsipal  dapat  membatasi  divergensi  kepentingannya  dengan memberikan tingkat  intensif  yang layak kepada agen dan bersedia mengeluarkan
biaya  pengawasan  untuk  mencegah  kecurangan  yang  dilakukan  oleh  agen. Adanya  pemisahan  antara  fungsi  kepemilikan  ownership  dan  fungsi
pengendalian control dalam hubungan keagenan sering menimbulkan masalah –
masalah  keagenan  agency  problem.  Masalah – masalah tersebut timbul karena
adanya  konflik  atau  perbedaaan  kepentingan  antara  prinsipal  dan  agen.  Teori keagenan berusaha menjelaskan penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa
membatasi konflik atau masalah keagenan Jensen dan Meckling, 1976. Berdasarkan  pendelegasian  wewenang  pemilik  sebagai  prinsipal  kepada
manajemen  sebagai  agen  diberi  hak  untuk  mengambil  keputusan  bisnis  bagi kepentingan  pemilik.  Kepentingan  kedua  pihak  tersebut  tidak  selalu  sejalan
sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan kepentingan antara prinsipal dengan agen sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola perusahaan.
Manajer  sebagai  agen  akan  memilih  kebijakan  yang  dapat  memaksimalkan kepentingan  para  prinsipal  yaitu  para  pemilik  perusahaan  baik  dalam  jangka
pendek  maupun  jangka  panjang.  Tetapi  selain  mempunyai  kewajiban  memenuhi kepentingan prinsipal manajer juga memiliki kepentingan untuk  memaksimalkan
kesejahteraan sendiri. Secara  tidak  langsung  dengan  adanya  perbedaan  kepentingan
tersebutakan memicu terjadinya konflik kepentingan.  Konflik  yang terjadi  antara agen  dan  prinsipal  disebabkan  karena  adanya  asimetri  informasi.  Asimetri
informasi  terjadi  ketika  manajer  sebagai  pihak  internal  memilki  informasi  yang lebih  banyak  dibandingkan  stakeholder  sebagai  pihak  eksternal.  Adanya
hubungan  kontrak  kedua  belah  pihak  sangat  memungkinkan  terjadi  manipulasi untuk meningkatkan utilitas masing
– masing Jensen dan Meckling, 1976. Beberapa  penelitian  menyatakan  teori  keagenan  dapat  dikurangi  dengan
meningkatkan  pengungkapan.  Ball  2006  dalam  Almilia  2008  menyatakan bahwa  peningkatan  transparansi  dan  pengungkapan  akan  memberikan  kontribusi
untuk  menyelaraskan  kepentingan  manajer  dan  pemegang  saham.  Pengungkapan terkait  informasi  perusahaan  dilakukan  agar  pihak  prinsipal  bisa  mengawasi
kinerja manajer sebagai  agen sehingga akan menimbulkan kepercayaan prinsipal terhadap  agen  serta  dapat  meminimalkan  tindakan  kecurangan  agen  untuk
memenuhi kepentingan sendiri. Sehingga konflik keagenan bisa terhindari.
2.3. Environmental Disclosure