Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ini Diharapkan Dapat :

10 merupakan “azimah”. Yakni kemauan yang kuat tentang sesuatu perbuatan, oleh karenanya jelas perbuatan itu memang sengaja dikehendaki adanya. Hanya saja perbuatan seperti itu dilakukan secara kontinyu, seeing sudah menjadi adatkebiasaan untuk melakukannya. 6 Dari beberapa pengertian akhlak di atas dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak adalah nilai-nilai baik yang tertanam dalam jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan nilai akhlak sehingga terpancar dalam perbuatan secara reflektif dan dapat mempertahankannya tanpa pamrih. Jadi pada hakikatnya ialah jika nilai yang telah tertanam pada jiwa seseorang maka ia secara tidak sengaja akan melakukan perbuatan akhlak baik tersebut tanpa ada dorongan dari seseorang, tanpa ada yang memerintahkan ia berbuat demikian. Karena ia telah melaksanakannya secara terus menerus dalam kesehariannya. Setelah mengetahui pengertian dari pendidikan dan akhlak maka penulis menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak ialah usaha sadar seorang dewasa dalam membimbing, mengarahkan dan membiasakan peserta didik mengamalkan nilai- nilai akhlak dalam kegiatan hidup sehari-hari agar pribadi peserta didik lama- kelamaan menjadi manusia berakhlak karimah, yang berperilaku sesuai dengan aturan nilai-nilai akhlak secara konsisten.

2. Tujuan Pendidikan Akhlak

Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak dan pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sehinggan tujuan pendidikan akhlak erat hubungannya dengan tujuan pendidikan islam. Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi tujuan pendidikan akhlak mulia dalam islam adalah “Membentuk orang-orang bermoral baik, keras kemauan, 6 Mustofa. H. A , Akhlak Tasawuf, h. 15 11 sopan dalam perkataan dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, berperangai, bersifat bijaksana, sopan, ikhlas, jujur dan suci. 7 Dengan kata lain, pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki fadilah keutamaan maka, jika semua sifat diatas telah tertama, seperti: keras kemauan selalu berusaha dalam mengerjakan segala sesuatu tanpa berpangku tangan kepada orang lain, berperangai baik kepada orang yang lebih tua darinya, menyayangi kepada orang yang lebih muda darinya, dapat juga bersifat bijaksana dalam menghadapi kesulitan yang ada dalam kehidupan kesehariannya, dan menjaga kesuciannya dari perbuatan-perbuatan yang dapat menzolimi dirinya juga orang lain, sungguh seseorang ini telah tercapai tujuan pendidikan akhlak yang tertanam disekolah, melalui pengajaran dan pembiasaan. Pendapat di atas diperkuat oleh Mahmud Yunus dalam bukunya Pokok- pokok Pendidikan dan Pengajaran, bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah membentuk putera, puteri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, berkemauan keras, beradab sopan santun, baik tingkah lakunya, manis tutur bahasanya, jujur dalam segala perbuatannya, suci murni hatinya. 8 Dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak mulia adalah untuk menanamkan rasa takwa kepada Allah SWT dan pengembangan rasa kemanusiaan kepada sesama serta membawa anak didik kepada pembinaan mental yang sehat, moral yang tinggi dan pengembangan bakat sehingga anak itu dapat merasa lega dan tenang dan dalam pertumbuhan jiwanya tidak goncang. Karena kegoncangan jiwa dapat menyebabkan mudah terpengaruh oleh tingkah laku kurang baik. Sedangkan menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, tujuan akhlak adalah menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, kesempurnaan bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan, dan keteguhan bagi masyarakat. 9 7 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Dari Attarbiyatul Islamiyah oleh H.Bustami A.Gani dan Juhar Bahri, Jakarta:Bulan Bintang, 1984, Cet ke-4, h.109 8 Mahmud Yunus, Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, , h. 22 9 Omar M.Al-Toumy, Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: BUlan BIntang, 1979, Cet ke-2, h. 345