Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak secara Kontekstual dengan

57 Kegiatan inti elaborasi pembelajaran aqidah akhlak guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang dalam 1 kelompok, lalu guru membagikan sub tema novel Ranah 3 Warna, lalu guru memberikan contoh gambaran akhlak yang terdapat didalam narasi atau dialog novel, ”.... waktu ujian persamaan SMA tinggal 2 bulan lagi. ”sekarang tugas waang untuk belajar keras,”kata ayah. ” tapi yah, tinggal 2 bulan untuk belajar 3 tahun?” aku menghela napas panjang, antara binggung dan gentar. Bisakah aku? Dengan meyakinkan diri aku jawab tantangan ayah.”InsyaAllah yah ambo akan berjuang habis-habisan untuk persamaan ini dan untuk UMPTN. Guru menjelaskan dialog atau narasi ini terdapat nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri, yaitu semangat. Penjelasannya karena sang tokoh berkata dengan meyakinkan diri dan akan berjuang habis-habisan Sampai mereka paham barulah guru meminta mereka untuk menganalisis nilai pendidikan akhlak kepada Allah, kepada orang lain dan kepada diri sendiri yang ada pada narasi atau dialog tokoh yang terdapat didalam novel. Guru memberikan kesempatan berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan guru mengawasi jalannya kerja kelompok. Dalam RPP dan skenario pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan adalah 2x40 menit, namun di lapangan, alokasi waktu tersebut tidak memenuhi. Kendalanya ialah menghabiskan waktu yang banyak dalam menganalisis nilai pendidikan akhlak yang terdapat di dalam novel. Kendala ini teratasi dengan pertemuan selanjutnya di minggu depan. Pengamatan III,pada kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar dan mengabsen siswa. Pada pengamatan ke tiga ini elaborasi guru melakukan tanya jawab tentang materi yang sebelumnya dan membagikan kembali lembar analisis novel yang kemarin belum selesai. Lalu meminta siswa untuk melanjutkan analisisnya, guru memberi waktu sekitar 10-15 menit untuk berdiskusi bersama kelompoknya. Setelah itu guru meminta ketua kelompoknya untuk melaporkan keberhasilan dengan cara presentasi hasil kerja kelompoknya didepan kelas dan membacakan sinopsis novel dengan bahasa dan pemahaman mereka masing-masing. 58 Pada kegiatan inti konfirmasi guru mengklarifikasi jawaban hasil tela’ah mereka terhadap nilai akhlak. Sebelum penutup guru menampilkan slide yang berisi tentang motivasi kepada peserta didik agar selain mereka mempunyai sosok figur contoh tauladan yang ditemnukan dalam novel, siswa juga termotivasi untuk membiasakannya berakhlak terpuji dimanapun dan kapan pun mereka berada. Lalu mereka berikrar dipandu bersama guru ”saya berjanji akan melakukan perbuatan terpuji dimanapun saya berada, contoh: saya akan patuh dan hormat kepada guru, kasih sayang terhadap orang tua, membantu teman dalam kesulitan, bersikap sabar dalam menghadapi musibah, bersemangat dalam menjalani hidup, bersikap arif dan bijaksana terhadap masalah yang saya hadapi, saya akan menepati janji, mengerjakan PR pada waktunya, dan bersyukur dengan cara mengerjakan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Kegiatan penutup, guru memberi salam. Dalam pembelajaran guru menganalisi respon siswa MAN 1 Grogol terhadap pembelajaran menggunakan Novel sebagai alat dalam pembelajaran Akhlak. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran akhlak menggunakan novel sebagai alat dalam pembelajaran, siswa diberi sejumlah pertanyaan terkait dengan akhlak dan penggunaan novel sebagai alat dalam pembelajaran. Berikut keadaan siswa terhadap pembelajaran akhlak dengan menggunakan novel sebagai alat dalam pembelajaran. Pada proses pengamatan guru pada pembelajaran akhlak yang dilaksanakan dikelas XI agama dengan alokasi waktu 2x60 menit atau 2x pertemuan. Bahwa siswa dikelas XI agama belum cakap dalam mengidentifikasi nilai akhlak yang terdapat didalam novel. Sehingga guru menjelaskan sebanyak 3 kali juga memberi contoh tentang bagaimana menganalisis nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada dialog-dialog tersebut. Maka pada analisis ini waktu yang dibutuhkan cukup banyak. Pada pertemuan ke 2 pada hari ini 2 september 2014 siswa sudah bisa memaparkan nilai akhlak apa saja yang terkandung di dalam novel. Untuk mengetahui nilai akhlak apa saja yang terkandung didalam novel guru memerintahkan siswa untuk mempresentasikan nilai akhlak apa saja yang terkandung dalam novel tersebut pada kelompok satu kemudian bergilir sama kelompok 5 dengan metode snow bowling. 59 Pada saat pemaparan dari kelompok 1, 2, 3, 4,5. Mereka menemukan nilai jujur, kasih sayang, sabar, bersyukur, bertawakkal, ikhlas, memberi pertolongan, sopan santun, suka memaafkan, semangat. Guru bertanya kepada siswa bernama Novira, Nurlaela, Kevin, M. Nasir, Nanang, Indizat , Nadya kelompok 1: ”apakah nilai akhlak yang kalian temukan dalam novel ini masih relavan dengan keadaan masa kini? Yang kalian lihat banyak para pejabat yang menjadi sosok yang tidak cocok untuk ditiru? Jawaban siswa: Masih relavan. Karena bagaimanapun juga kita harus berakhlak mulia, biarpun disana banyak yang mencontohkan tidak baik, tapi kita tidak boleh jadi seperti mereka yang mencontohkan tidak baik Guru bertanya kepada Karina, M ahfudah, Hilda, Siti mu’awanah kelompok 2: ”bagaimana Alif Fikri pada kisah yang kalian baca? Apakah kalian setuju dengan sikap Alif Fikri dan Bagaimana dengan Bang Togar? Jawaban siswa: Saya kesal dengan Bang Togar karena ia bersikap semena-mena dengan Alif Fikri padahal ia telah mengerjakan tulisannya dengan segenap tenaga dan pikiran, mencorat-coret tulisannya dengan tinta merah tapi bersyukur setelah itu tulisannya dipajang di majalah kampus.maka saya juga akan jadi seperti itu kan berusaha sekuat tenaga dengan apa yang ingin saya capai. Guru bertanya kepada aprilia, nurrahmah, purri amanda, minati lestari, ahmad rifa’i dan amelia kelompok 3: ”Dari kesekian akhlak yang kalian temukan seperti ikhlas, semangat, sabar, jika kalian ada diposisi Alif Fikri, kalian merasakan keadaannya bagaimana sikap kalian? Seperti diceritakan Alif Fikri mengalami kesusahan yang bertubi-tubi ayahnya meninggal, ia tidak punya uang untuk mencukupi kehidupannya, ia menjadi sales menjual baju keliling kampung, lalu ia tertimp a sakit”. 60 Jawaban siswa: Saya akan berputus asa, saya akan bersedih, karena menurut saya kejadian seperti itu apalagi datang pada saat bersamaan membuat saya tidak bisa melakukan apa-apa, tapi tidak berlarut-larut saya akan mencoba untuk bangkit walau susah dan penuh dengan keringat dan cucuran air mata. Guru bertanya kepada seluruh siswa: ”bagaimana menurut kalian semua apakah kalian akan mengemplementasikan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel”?biarpun susah? Penuh kendala? Jawaban siswa: ”Saya akan mengemplementasikan pada kehidupan sehari-hari, biarpun susah saya akan mencoba, biarpun banyak kendala saya akan mencari jalan keluar seperti yang ada didalam novel”. Guru bertanya kepada seluruh siswa: ”Apakah kalian senang belajar menggunakan novel? Jawaban siswa: Saya senang bu belajar menggunakan novel tapi awalnya saya mengalami kesulitan pada saat menganalisis atau menggeluarkan nilai akhlak yang terdapat dalam novel Pada dasarnya siswa terjun ke dalam suasana hati seperti yang terjadi pada Alif fikri sehingga ia merasa kesal jika Alif Fikri di perlakukan semena-mena oleh orang lain, siswa juga merasa senang ketika Alif fikri berhasil terhadap sesuatu. Siswa dinyatakan telah tersentuh hati nurani dan intuisinya, peneliti membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan novel berhasil mempengaruhi siswa dengan menampilkan sosok akhlak mulia. Selanjutnya keadaan siswa Man 1 Grogol terhadap pembelajaran akhlak menggunakan novel yang ada dikelas XI Bahasa. Pada umumnya mereka sudah mengerti pada waktu menganalisis novel pada pertemuan pertama karena mereka sudah biasa menganalisis novel pada waktu pembelajaran bahasa indonesia, maka waktu yang dibutuhkan memadai untuk memaparkan nilai akhlak yang terdapat pada novel di pertemuan ke dua. 61 Maka pada di pertemuan ke dua ini pada tanggal 2 September jam ke 7-8 atau jam 01.40-02.40 mereka sudah bisa memaparkan dengan baik alur cerita dan nilai akhlak yang ada didalamnya. Respon siswa pada waktu penyampaian nilai akhlak yang terdapat dalam novel, guru bertanya kepada siswa bernama Teguh Abdi Pratama, M.Abdi majid, Jum-jum Haerani, Amara, Raka Naufal, Rezki Irwan , Anisa, Ismi, Ana Alfiyah kelompok 1: ”apakah nilai akhlak yang kalian temukan dalam novel ini masih relavan dengan keadaan masa kini? Yang kalian lihat banyak para pejabat yang menjadi sosok yang tidak cocok untuk ditiru? Jawaban siswa: Nilai akhlak yang kami temukan dalam novel seperti sabar, semangat dan pemaaf masih relavan dengan keehidupan masa kini, karena masih banyak orang yang mempertahankan nilai-nilai ini dalam keehidupan sehari-hari. Guru bertanya kepada Lusi Hasanah, Jodi Ferniawan, M. Drismandany, Bayu Anugrah, Annisa, Ayu kelompok 2: ”bagaimana Alif Fikri pada kisah yang kalian baca? Apakah kalian setuju dengan sikap Alif Fikri dan Bagaimana dengan Bang Togar? Jawaban siswa: Alif fikri pada cerita ini sedang dalam pembelajaran dengan Bang Togar dalam hal menulis, tetapi Alif Fikri sangat sabar disini saya setuju karena tekadnya yang bulat ingin bisa menulis dan tulisannya terpampang di majalah atau koran, tapi saya kurang setuju dengan Bang Togar yang memperlakukan Alif Fikri dengan kasar dengan mencorat coret semua hasil karyanya yang telah dibuat Alif Fikri dengan susah payah. Guru bertanya kepada Sri Widia, Jhane Febiola, Anggun, Shintia Putri, Rima alfani, Ahmad Al-Faruq dan Yola kelompok 3: ”Dari kesekian akhlak yang kalian temukan seperti ikhlas, semangat, sabar, jika kalian ada diposisi Alif Fikri, kalian merasakan keadaannya bagaimana sikap kalian? Seperti diceritakan Alif Fikri mengalami 62 kesusahan yang bertubi-tubi ayahnya meninggal, ia tidak punya uang untuk mencukupi kehidupannya, ia menjadi sales menjual baju keliling kampung, lalu ia tertimpa sakit”. Jawaban siswa: saya akan mencoba untuk melakukan seperti yang dilakukan Alif Fikri, saya akan merubahnya dari yang paling bisa saya lakukan. Guru bertanya kepada seluruh siswa: ”bagaimana menurut kalian semua apakah kalian akan mengemplementasikan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel”?biarpun susah? Penuh kendala? Jawaban siswa: ”Saya akan mencobanya untuk mempraktekkannya pada kehidupan sehari-hari, jika saya menemukan kendala saya akan berusaha Guru bertanya kepada seluruh siswa: ”Apakah kalian senang belajar menggunakan novel? Jawaban siswa: Saya senang bu belajar menggunakan novel karena kami sudah terbiasa menganalisis novel pada pembelajaran bahasa indonesia. Peneliti mengambil kesimpulan dari kedua kelas dalam penelitian ini yaitu kelas XI Agama yang dilaksanakan pada jam pertama yaitu hari selasa, pukul 07.10-09.20 dan kelas XI bahasa pukul 12.40-02.20. Siswa pada dasarnya setuju dengan nilai-nilai akhlak yang terdapat didalam novel dan sama –sama ingin mengemplementasikannya pada kehidupan sehari hari. Siswa termotifasi untuk berperilaku sesuai cerita novel, siswa mempunyai figur sosok akhlak terpuji, dan mereka akan berusaha untuk menggapai cita-cita.

D. Interpretasi Data.

Asumsi penelitian adalah pembelajaran nilai akhlak akan efektif apabila dilakukan secara kontekstual terutama jika dihadirkan alat pendidikan seperti novel, maka peserta didik akan mempraktekkan nilai yang ia telah temukan di 63 dalam novel dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melihat apakah pembelajaran efektif dan dapat merubah pola pikir siswa maka peneliti mengajar apa 2 kelas yang berbeda yaitu XI Bahasa yang latar belakang peserta didiknya telah bisa menganalisis novel dengan baik dan XI Agama yang latar belakang peserta didiknya belum bisa betul dalam menganalisis novel. Pada hasil penelitian pertama Perbedaan yang signifikan terjadi dikelas XI bahasa dan XI agama dalam menganalisi novel kelas XI bahasa intusias dan bersemangat walaupun mata pelajaran sebelum terakhir. Dan ketika di kelas XI agama mereka pada umumnya belum bisa betul dalam menganalisis novel tetapi mereka bersemangat dan antusias ditunjukkan dengan bertanya tentang dialog atau narasi novel yang mereka belum mengerti untuk diklasifikasikan kepada nilai pendidikan akhlak yang mana. Pada hasil penelitian ke dua dikedua kelas Perubahan peserta didik terjadi di pertemuan kedua yaitu siswa bersemangat dalam mempresentasikan hasil tela’ah novel, ketika ditanya apakah kalian mau mengemplementasikan nilai pendidikan akhlak ini dalam kehidupan sehari-hari ? ”dengan serentak siswa menjawab insyaAllah saya akan mempraktekkannya d engan sebisa mungkin walalupun sulit yang dirasa”dalam hal pembelajaran akhlak ditandai dengan apresiasi siswa dengan mengatakan ”belajar menggunakan novel menyenangkan”. Siswa lain menambahkan belajar menggunakan novel tidak membosankan”. Dalam pelajaran ini muncul minat siswa terhadap novel dan membaca, pola pikir siswa menjadi berubah. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat banyak nilai akhlak yang terdapat pada Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, diantaranya adalah nilai akhlak, pantang menyerah, selalu berusaha, bersyukur, hemat, sopan santun, lemah lembut dalam bertutur kata, pemaaf, qona’ah mencukupkan apa yang ada, kasih sayang, jujur, bertawakkal, ikhlas suka menolong. 2. Terdapat relevansi antara nilai pendidikanakhlak yang terdapat didalam novel dengan kurikulum MAN 1 Grogol, tetapi terdapat pembahasan tentang nilai akhlak dibahas sebelum menerangkan tentang akhlak berpakaian, bertamu dan menerima tamu 3. Dalam pembelajaran guru menggunakan Novel sebagai alat dalam pembelajaran. Dengan metode kontekstual yaitu mengaitkan dengan kehidupan nyata. Peserta didik diberikan contoh-contoh riil sosok yang berakhlak atau peserta didik diberikan bagaimana menjalani kehidupan ini dengan arif dan bijaksana. Sehingga peserta didik tersentuh hati nuraninya ketika mengikuti alur cerita tersebut dan mendapatkan sosok figure yang ingin diikutinya dalam kehidupan sehari-hari.

A. Saran

1. Penulis-penulis karya ilmiyah seperti sastra novel, dapat mengangkat tema pendidikan akhlak yang memberika banyak pembelajaran tentang kehidupan dan pengalaman sebagai motivasi hidup bagi pembaca 2. Guru dalam pembelajaran dapat menggunakan novel sebagai alat dalam pembelajaran, sehingga guru jadi lebih mudah untuk menampilkan sosok akhlak mulia dalam pembelajaran akhlak. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi para guru dan siswa untuk dapat mengetahui mengenai nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel dan mengemplementasikannya dalam pembelajaran.