Macam-Macam Akhlak Novel ranah 3 warna karya Ahmad Fuadi sebagai alat pendidikan dalam penanaman nilai akhlak siswa

15 Artinya: Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Q.S. A-Zumar: 10 16 5 Kasih Sayang Pada dasarnya sifat kasih sayang ar-rahman adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada makhluk. Islam menghendaki agar sifat kasih sayang dan belas kasih dikembangkan secara wajar, kasih sayang mulai dari dalam keluarga sampai kasih sayang kepada hewan sekalipun. 17 Dalam Q.S Al-Fushshilat dikatakan tidak sama antara kebaikan dan kejahatan. Jika mendapatkan kejahatan dari orang lain maka balasan yang baik adalah tepat kepada orang tersebut. Niscahaya jika terjadi permusuhan antara 2 orang maka akan menjadi teman dan keluarga dekat. Maka surga-surga bersama orang yang saleh. Q.S. Ar-Rad ayat 22-23:                          Artinya: Menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik, yaitu syurga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. 18 16 Ibid 17 M. Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Perspektif Al- Qur’an, H.43 18 Irving Ballantine Thomas, dkk. H, 183 16 6 Bertawakkal At-Tawakkal Dalam Q.S Al-Huud ayat 123, sebagai berikut :                    Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. Tawakkal adalah berserah diri kepada Allah SWT, dengan menyerahkan segala sesuatu sesuai kehendaknya, setelah ia melakukan segala sesuatu dengan semaksimal mungkin. Jika upaya, usaha dan tenaga telah dikerahkan untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkan, maka tawakkal jalan satu-satunya setelah itu. Karena tanpa tawakkal orang yang ingin sesuatu jika tidak tercapai maka ia akan menjadi strees dan mungkin akan menjadi gila 7 Bersyukur Asy-Syukru Syukur berasal dari kata Bahasa Arab yaitu syakara, yaskuru, syukronan yang berarti terima kasih, memuji dan semoga memberi pahala. 19 Menurut Nurcholish Madjid yang dikutip oleh Sudirman Tebba, sikap syukur diwujudkan dengan pujian kepada Allah dengan mengucapkan hamdalah, yang artinya segala puji bagi Allah. 20         Artinya : ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat- Ku”.Q.S. Al-Baqoroh ayat 152 19 Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi, Jakarta: Pustaka Irvan, 2007, Cet II, h.31 20 Ibid 17 Syaikh Muhammad bin „Ubad dalam kitabnya “Syarhul Hukmi” berkata syukur itu ada tiga 21 : 1. Syukur dengan hati, menyadari bahwa semua nikmat-nikmat itu adalah dari Allah semata.               Artinya: Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah datangnya, dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.Q.S. An- Nahl: 53 2. Syukur dengan lisan dengan banyak mengucapkan tasbih dan tahmid.      Artinya: Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.Q.S.Ad-Dhuha: 11 3. Syukur dengan Anggota badan, dengan beramal saleh           Artinya: Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.Q.S. Saba:34 21 M. Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Perspektif Al- Qur’an, H. 208 18 8 Ikhlas Ikhlas berarti tulus hati. Kata “ikhlas” berasal dari kata kerja “Khlasha” yang berarti murni, jernih, bersih, tak tercampur, sampai, lepas bebas dari, terhindar, selamat dari, memisahkan diri dari, dan habis. Dalam tasawuf ikhlas berarti melaksanakan ibadah dan amal perbuatan semata-mata karena Allah. Ibadah dan amal perbuatan dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, tanpa yang lain, tidak dibuat-buat, tidak ditujukan kepada makhluk, tidak untuk mencari pujian manusia atau maksud lain selain Allah. 22 Dalam surat Al- An’am ayat 162-163 sebagai berikut :                     Artinya: ”Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah. Q.S. Al- An’am ayat 162-163 Jika manusia telah mempunyai sifat ikhlas dalam dirinya, maka ciri-ciri orang yang telah memiliki sifat ikhlas dalam dirinya adalah 23 : a Bersemangat untuk beramal demi agama b Amalan yang dilakukan secara diam-diam lebih banyak dari yang terang-terangan c Bersegera untuk beramal dan meraih pahala d Sabar, menahan diri dan tidak mengeluh e Bertekad untuk menyembunyikan amal kebaikan f Melakukan sesuatu dengan baik dan maksimal ketika sedang sendiri g Membanyak amalan di kala sendiri. 22 Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi, H. 59 23 Syekh Muhammad Shalih Al-Munajid, Jagalah Hati Raih Ketenangan, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2006Cet I, h.214 19 9 Memberi Pertolongan Sesama muslim bersaudara antara laki-laki dan perempuan, maka seyogyanya saling tolong menolong dalam kebaikan adalah hal yang wajib dilakukan. Sebab tidak mungkin seorang manusia itu akan dapat hidup sendiri- sendiri tanpa menggunakan cara pertukaran kepentingan dan kemanfaatan dari orang lain. Dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2:                    Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. 24 10 Semangat Semangat gambaran sikap seseorang ketika ingin mengungkapkan minat yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan, dan kegigihan dalam mewujudkannya. Dalam hal ini semangat untuk mencapai sesuatu disertai dengan semangat untuk mencapai ridho Allah. b. Akhlaqul madzmumah akhlak tercela ialah akhlak yang tidak baik dan tidak benar menurut Islam, antara lain: 1. Ananiyah egois Ananiyah adalah sifat egois yang ada dalam diri manusia yang dapat merugikan dirinya sendiri, karena sikap ananiyah ini sangat mementingkan kehidupan sendiri tanpa memandang orang lain yang ada disekitarnya. Manusia adalah makhluk social yang memerlukan bantuan orang lain, jika bersikap seperti 24 Irving Ballantine Thomas, dkk. H, 188 20 ini maka ia tidak akan diperdulikan orang lain, otomatis akan mempersempit jangkauan hidupnya didunia yang sangat luas ini. 2. Al-Bukhlu bakhil, kikir, pelit Orang kikir itu ada dua macam: pertama, orang kikir yang tidak mengajak orang lain untuk berlaku kikir. Kedua, orang kikir yang mengajak orang lain berlaku kikir. Golongan inilah yang senantiasa menghambat kemajuan dan menghalangi berdirinya amal-amal kebajikan untuk umum. Golongan ini dimusuhi manusia dan tidak disukai Allah. 25 Dalam Al- Qur’an, surat An-Nisa ayat 37 dijelaskan sebagai berikut:                  Artinya: yaitu orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang- orang kafir[296] siksa yang menghinakan. [296] Maksudnya kafir terhadap nikmat Allah, ialah karena kikir, menyuruh orang lain berbuat kikir. Menyembunyikan karunia Allah berarti tidak mensyukuri nikmat Allah. 3. Al-Kadzab pembohong Al-kadzab adalah sifat pembohong yang ada dalam diri seseorang, ia selalu mengada-ada sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Orang seperti ini tidak akan dipercaya orang lain. 25 M.’Ali Alhamidy, Jalan Hidup Muslim, Bandung:PT. Al-Ma’arif, 1977, Cet VII, h. 132 21 Dalam Al- Qur’an, surat Al-Furqaan ayat 72 dijelaskan sebagai berikut:           Artinya: dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya. 26 4. At-Takabbur sombong Takabbur atau sombong ialah suatu keadaan yang ada dalam diri manusia dan tercermin pengaruh-pengaruhnya, dimana seseorang melihat dirinya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan orang lain. Seseorang yang sombong memandang dirinya memiliki kedudukan dan keutamaan, karena hilangnya kenyataan dari pandangannya, dan ia berada dalam persepsi yang salah. 27 Jika seseorang telah diberikan kelebihan dari allah melebihi orang-orang disekitarnya maka ia akan bersikap sombong, kecuali orang yang mempunyai iman yang mengaggap sesuatu kelebihan yang dimilikinya adalah anugerah Allah SWT, maka tidak pantas untuknya bersikap takabbur atau sombong. Dalam Al- Qur’an, surat Al-Baqorah ayat 34 dijelaskan sebagai berikut:                26 Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al- Qur’an, Bandung: Pustaka, 2000, Cet ke-IV, H. 15 27 Syahid Dastaghib, Menuju Kesempurnaan Diri:Wacana Seputar akhlak, Terj. Dari al- Akhlaq al-Islamiyah oleh Ali Yahya, Jakarta: Lentera Basritama, 2003, Cet I, h. 209 22 Artinya: Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: Sujudlah[36] kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. [36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah. 5. Al-Khiyanah Sifat Penghianat Al-khiyanah ialah sifat manusia yang tidak boleh ditiru, seseorang yang mempunyai sifat penghianat biasanya jika berbicara selalu bermanis-manis tutur kata tetapi jika telah berlalu ia membicarakan segala kejelekan orang tersebut. Orang seperti ini senang tidak memperoleh keuntungan dari tindakannya itu. Dalam Al- Qur’an, surat An-Nisa ayat 105 dijelaskan sebagai berikut:                   Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang orang yang tidak bersalah, karena membela orang- orang yang khianat. 28 6. Al-Zhulmun Sifat Aniaya Al-zulmun ialah sifat manusia yang biasa menganiaya orang lain. Memperlakukan seseorang sesuka hatinya tanpa mengetahui penderitaan yang ia alami akibat perbuatan kita. Sifat ini dapat memutuskan ikatan persaudaraan diantara sesama manusia. 28 Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al- Qur’an, H. 15 23 Dalam Al- Qur’an, surat Al-Baqorah ayat 54 dijelaskan sebagai berikut:                             Artinya: Dan ingatlah, ketika Musa berkata kepada kaumnya: Hai kaumku, Sesungguhnya kamu telah Menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu sembahanmu, Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; Maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. 29 7. Al-Jubnu Sifat Pengecut Al-jubnu ialah rasa takut yang kadang dialami manusia. Biasanya ia selalu ragu-ragu dalam bertindak. Sifat ini tidak boleh dimiliki karena dapat menyebabkan kekalahan, sudah menganggap dirinya gagal sebelum berusaha. 8. Al-Ghibah mengumpat Dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12, sebagai berikut:                     29 Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, Indeks Al- Qur’an, H. 18 24                 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ayat diatas merupakan larangan bagi mukmin untuk berprasangka dan mencari-cari kesalahan orang lain tanpa alasan. Karena sikap seperti ini berdosa, maka hendaknya kita menjauhinya, agar kita tidak terjerumus dalam dosa. 30 Orang seperti ini diumpamakan seperti orang yang suka memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati. 9. An-Namimah adu domba Penyebab terjadinya namimah adalah keinginan untuk menimbulkan kejahatan antara manusia. Ketika manusia merasa lemah untuk merealisasikan keinginannya atau mencegah bahaya terhadap dirinya, usahanya akan beralih kepada penjatuhan martabat seseorang di hadapan yang lainnya. Hal itu mungkin dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, atau dia sendiri terlepas dari permusuhan mereka. 31 Dalam firman Allah surat Al-Qalam : 10-13, sebagai berikut:                     30 Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Penyakit-Penyakit Hati, Bandung: Pustaka Hidayah, 2000 Cet ke-5, H. 71 31 Ibid, H. 131 25 Artinya: Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya. Dari uraian tentang akhlaqul karimah diatas dapat dilihat bahwa orang yang memiliki akhlaqul karimah senantiasa hidupnya bahagia, hatinya akan tenang tanpa ada rasa takut karena berakhlak sesuai dengan tuntunan Al- Qur’an dan hadits di akhirat pun akan mendapatkan imbalan dari Allah tetapi sebaliknya orang yang berakhlaqul madzmumah maka hidupnya menjadi tidak bahagia, dihatinya tertanam rasa takut karna selalu berbuat salah dan pada hari akhirat akan mendapatkan azab dari Allah Swt sesuai dengan apa yang ia kerjakan semasa di dunia.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak dalam kurikulum MA bagi siswa

Menurut lampiran KTSP Madrasah Permenag no. 2 tahun 2008. Tentang standar isi di MA terdapat beberapa materi pendidikan akhlak yang di ajarkan di madrasah yang menggambarkan ruang lingkup Akhlak, antara lain: a. Pembiasaan akhlak karimah mahmudah secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal. b. Mengindari akhlak tercela madzmumah secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorokkasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad. Berikut ini SK dan KD Akhlak pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MA Kelas X dan XI 26 Kelas Semester Standar kompetensi Kompetensi dasar XI Memahami masalah akhlak dan metode peningkatan kualitas akhlak 1.1 Menjelaskan pengertian akhlak 1.2 Menjelaskan induk-induk akhlak terpuji dan induk-induk akhlak tercela 1.3 Menjelaskan macam-macam metode peningkatan kualitas akhlak 1.4 Menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan XII Membiasakan perilaku terpuji a. Menjelaskan pengertian dan pentingnya husnuzh-zhan dan bertaubat b. Mengidentifikasi bentuk dan contoh- contoh perilaku husnuzh-zhan dan bertaubat c. Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan dan bertaubat dalam fenomena kehidupan d. Membiasakan perilaku husnuzhzhan dan bertaubat Menghindari perilaku tercela 3.1 Menjelaskan pengertian riya, aniaya dan diskriminasi 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- contoh perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi 3.3 Menunjukkan nilai-nilai negative akibat perbuatan riya, aniaya, dan diskriminasi 3.4 Membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku riya, aniaya, dan diskriminasi XII Membiasakan perilaku terpuji 4.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu 4.2 Mengidentifikasi bentuk akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu 4.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu dalam fenomena kehidupan 4.4 Membiasakan akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu Menghindari perilaku tercela 5.1 Menjelaskan pengertian dosa besar mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba 5.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- 27 contoh dosa besar mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba 5.3 Menunjukkan nilai-nilai negative akibat perbuatan dosa besar mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba 5.4 Membiasakan diri untuk menghindari perilaku dosa besar mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba XI II Memahami tasawuf 1.1 Menjelaskan pengertian, asal usul, dan istilah-istilah dalam tasawuf 1.2 Menjelaskan fungsi dan peranan tasawuf dalam kehidupan modern 1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku bertasawuf 1.4 Menerapkan tasawuf dalam kehidupan modern Membiasakan perilaku terpuji 2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan 2.2 Mengidentifikasi perilaku orang yang berbuat adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan 2.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan dalam fenomena kehidupan 2.4 Membiasakan perilaku adil, rida, amal salih, persatuan, dan kerukunan dalam kehidupan seharihari Membiasakan perilaku terpuji 3.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- contoh perilaku akhlak terpuji dalam pergaulan remaja 3.3 Menunjukkan nilai negatif akibat perilaku pergaulan remaja yang tidak sesuai dengan akhlak Islam dalam fenomena kehidupan 3.4 Menerapkan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam kehidupan sehari-hari. Menghindari perilaku tercela 4.1 Menjelaskan pengertian israaf, tabdziir, dan fitnah 4.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- 28 contoh perbuatan israaf, tabdziir, dan fitnah 4.3 Menunjukkan nilai-nilai negative akibat perbuatan israaf, tabdziir, dan fitnah 4.4 Membiasakan diri untuk menghindari perilaku israaf, tabdziir Dari yang telah dipaparkan diatas terdapat banyak materi pembelajaran akhlak ditingkat madrasah aliyah kelas X dan XI, diantaranya: tentang akhlak terpuji juga akhlak tercela.

10. Teori Pembentukan Akhlak

Menurut Ibn Miskawaih dan Al-Ghazali, mengatakan sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa akhlak dapat berubah dan dapat dibentuk dengan pendidikan, latihan, pembinaan dan nasehat mulia. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak: 32 1. InstingNaluri, insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir, para psikolog menjelaskan bahwa insting naluri berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. 2. Adatkebiasaan, adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara terus menerus, dan berulang-ulang dalam bentuk yang sama seeing menjadi kebiasaan. 3. WirotsahKeturunan, dalam hal ini secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi pembentukan sikap dan tingkah laku seseorag. 4. Lingkungan, salah satu aspek yang tuurut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah milieu lingkungan dimana seseorang berada. 32 Zahruddin AR, Hasanuddin Sinaga, “Pengantar Studi Akhlak”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet ke-1, h. 99-100