Identifikasi Masalah. Pembatasan Masalah.

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Sebelum penulis mengemukakan pengertian Pendidikan Akhlak, ada baiknya dikemukakan terlebih dahulu tentang pengertian pendidikan dan akhlak secara terpisah. Adapun pengertian pendidikan dapat dipaparkan sebagai berikut: Menurut Zuhairini, Pendidikan meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan melimpahkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah dan rohaniah. 1 Menurut pendapat Zuhairini di atas bahwa pendidikan ialah segala sesuatu yang dilakukan orang dewasa untuk menciptakan generasi penerus yang paham dan sadar akan fungsi hidupnya di dunia dalam hal jasmani dan juga rohani. Pendapat ini diperkuat oleh, S.A. Branata,dkk yang dikutip oleh Drs. H.M. Alisuf Sabri dikatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. 2 Kedewasaan yang dimaksud di atas ialah peserta didik mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dalam perilakunya sehari-hari ia telah bisa mengaplikasikan kebiasaanya baiknya. Dalam pendidikan, akhlak ditanamkan kepada jiwa anak melalui nilai-nilai kebajikan yang bersumber dari ajaran islam, maka menurut Dr.Hamka sebagai berikut; 1 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 2009, Cet ke-5, h. 92 2 Sabri Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet ke-1, h. 6 9 Dr. Hamka Abdul Aziz dalam bukunya Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati bahwa, Pendidikan adalah upaya sadar dari orang tua atau lembaga pendidikan untuk mengenalkan anakpeserta didik kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakannya, agar dia bisa menggunakan seluruh potensi yang telah Allah anugerahkan beribadah kepada-nya dalam rangka mensyukuri nikmat-Nya, dan untuk berbuat baik kepada sesama makhluk dengan selalu mengutamakan kemuliaan akhlak. 3 Dari beberapa pengertian yang penulis paparkan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan, pelayanan, arahan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa kepada peserta didik melalui berbagai pengetahuan, pengalaman dan kecakapan untuk dapat mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya agar dapat bernilai positif dalam masyarakat secara jasmani dan rohani. Menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulum Ad-Din, hlm 56 yang dikutip oleh Yatimin Abdulloh bahwa akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 4 Yang dimaksud dengan sifat ialah keadaan jiwa dapat mempertahankan nilai-nilai baik dipelopori, dipraktekkan dan dibiasakan pada seseorang sehingga benar-benar tertanam dalam jiwa dan menjadi watak. Hal ini senada dengan pendapat Farid Ma’ruf yang dikutip oleh Yatimin Abdulloh mengatakan akhlak ialah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. 5 Maksud perbuatan yang dilahirkan dengan mudah tanpa pikir lagi di sini bukan berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak dikehendaki. Jadi perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu benar-benar sudah 3 Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter berpusat pada hati, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2011, Cet ke-1, h. 73 4 Abdulloh Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al- Qur’an, Jakarta: Amzah, 2007, Cet ke-1 h. 4 5 Ibid