Konsep Pendidikan Akhlak KAJIAN TEORI
                                                                                11
sopan  dalam  perkataan  dan  perbuatan,  mulia  dalam  tingkah  laku,  berperangai, bersifat bijaksana, sopan, ikhlas, jujur dan suci.
7
Dengan kata lain, pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang  memiliki  fadilah  keutamaan  maka,  jika  semua  sifat  diatas  telah  tertama,
seperti: keras kemauan selalu berusaha dalam mengerjakan segala sesuatu  tanpa berpangku  tangan  kepada  orang  lain,  berperangai  baik  kepada  orang  yang  lebih
tua  darinya,  menyayangi  kepada  orang  yang  lebih  muda  darinya,  dapat  juga bersifat  bijaksana  dalam  menghadapi  kesulitan  yang  ada  dalam  kehidupan
kesehariannya,  dan  menjaga  kesuciannya  dari  perbuatan-perbuatan  yang  dapat menzolimi  dirinya  juga  orang  lain,  sungguh  seseorang  ini  telah  tercapai  tujuan
pendidikan akhlak yang tertanam disekolah, melalui pengajaran dan pembiasaan. Pendapat  di  atas  diperkuat  oleh  Mahmud  Yunus  dalam  bukunya  Pokok-
pokok  Pendidikan  dan  Pengajaran,  bahwa  tujuan  pendidikan  akhlak  adalah membentuk putera, puteri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi,
berkemauan  keras,  beradab  sopan  santun,  baik  tingkah  lakunya,  manis  tutur bahasanya, jujur dalam segala perbuatannya, suci murni hatinya.
8
Dapat  disimpulkan  bahwa  tujuan  pendidikan  akhlak  mulia  adalah  untuk menanamkan rasa takwa kepada Allah SWT dan pengembangan rasa kemanusiaan
kepada sesama serta membawa anak didik kepada pembinaan mental  yang sehat, moral  yang tinggi dan pengembangan bakat sehingga anak itu dapat merasa lega
dan tenang dan dalam pertumbuhan jiwanya tidak goncang. Karena kegoncangan jiwa dapat menyebabkan mudah terpengaruh oleh tingkah laku kurang baik.
Sedangkan  menurut  Omar  Mohammad  al-Toumy  al-Syaibany,  tujuan akhlak  adalah  menciptakan  kebahagiaan  dunia  dan  akhirat,  kesempurnaan  bagi
individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan, dan keteguhan bagi masyarakat.
9
7
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Dari Attarbiyatul Islamiyah oleh H.Bustami A.Gani dan Juhar Bahri, Jakarta:Bulan Bintang, 1984,
Cet ke-4, h.109
8
Mahmud Yunus, Pendidikan dan Pengajaran,  Jakarta: PT. Hidakarya Agung, , h. 22
9
Omar M.Al-Toumy, Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: BUlan BIntang, 1979, Cet ke-2, h. 345
                                            
                