33
Menurut Wens Tanlain, dkk yang dikutip oleh H.M. Alisuf Sabri dalam Bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
memilih atau menetapkan alat pendidikan yang baik dan tepat, sebagai berikut: a.
Alat pendidikan dipilih sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai b.
Pendidikan memahami fungsi setiap alat pendidikan dan cakap menggunakannya, sehingga pendidik dapat memilih secara tepat kapan
diperlukan dan dapat menyediakan sendiri apabila belum tersedia. c.
Anak didik mampu menerima penggunaan alat pendidikan itu sesuai dengan keadaan dirinya jenis kelamin, bakat, sifat, usia, kemampuan,
sebab anak didiklah yang akan dipengaruhi oleh alat pendidikan tersebut dalam rangka kedewasaan dirinya.
d. Alat pendidikan yang digunakan dapat membawa hasil yang diharapkan
dan tidak menimbulkan akibat sampingan yang merugikan anak didik.
44
Untuk mencapai tujuan pendidikan alat pendidikan itu dapat dipilih secara selektif. Mana diantaranya yang paling efektif untuk digunakan dalam mendidik
anak. Alat pendidikan tersebut harus diperhatikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, pendidikan dapat mempergunakannya dengan baik, sesuai
dengan usia, dan kemampuan peserta didik, dan yang paling penting adalah dapat membawa kepada hasil yang memuaskan setelah pembelajaran.
4. Alat Pendidikan Dalam Penanaman Akhlak Siswa Bagi Kurikulum
MA
Setelah menela’ah kembali apa pengertian dari alat dan pendidikan dapat ditarik kesimpulan bahwa alat pendidikan adalah sarana dan untuk menunjang
keberhasilan tujuan pembelajaran. Dalam menanam akhlak karimah pada siswa pembelajaran merupakan salah satunya factor keberhasilan dalam penanaman
akhlak tersebut. Maka alat pendidikan harus dirancang, direncanakan, di atur, di buat secara sengaja agar dalam proses penanaman akhlak dalam pembelajaran
44
Sabri Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet ke-1, hlm. 52
34
tercapai maka pada akhirnya dampak dari pembelajaran akhlak tersebut terlihat dan setelah pembelajaran siswa mengerti secara menyeluruh sehingga bisa
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika melihat dari kurikulum yang diajarkan di MA banyak sekali
pembelajaran akhlak terpuji juga akhlak tercela. Salah satu alat dalam pembelajaran akhlak yang sesuai bagi kurikulum Ma adalah dengan Novel.
Karena novel selain sebagai bahan bacaan yang menarik bagi siswa, novel juga terdapat contoh-contoh akhlak baik yang dapat dijadikan figure suri tauladan
yang baik bagi siswa. Salah satu novel yang memiliki pesan amanat baik bagi pembacanya
adalah Novel Ranah 3 Warna adalah novel trilogy sambungan dari novel negeri 5 menara karya Ahmad Fuadi. Novel tersebut memiliki ide gagasan tentang
bagaimana bersikap ketika dalam kesusahan yang diperankan oleh tokoh bernama Alif Fikri yang memiliki kareakter berusaha keras walau sulit dan sebagainya.
C. Novel Sebagai Alat Pendidikan Akhlak
Novel merupakan karangan panjang yang mengandung rangkaian kehidupan seseorang dengan orang-orang diselilingnya. Novel adalah cerita dan
menggunakan bahasa denotative, dengan tingkat kepadatan dan makna gandanya sedikit.
45
Novel memiliki unsur-unsur instrinsik, yakni: 1.
Tema, yaitu gagasan utama yang menjalin struktur isi cerita. Untuk mengetahui tema sebuah karya sastra prosa, pembaca harus melakukan
apresiasi menyeluruh terhadap semua unsure dalam karangan tersebut. Sama seperti makna pengalaman hidup manusia, tema menyorot dan
mengacu pada aspek-aspek kehidupan sehingga nantinya aka nada nilai- nilai tertentu yang melingkupi cerita.
2. Alur, yakni rangkaian cerita atau peristiwa yang disusun berdasarkan
sebab akibat. Alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir
45
Jacob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Alumni. 1999,h. 11-12
35
yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan. Dua
elemen dasar yang membangun alur adalah „konflik’ dan „klimaks’. 3.
Latar, yaitu lingkungan yang meliputi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung. Latar meliputi tempat, waktu dan suasana. Setiap karya sastra mengambil tempat dalam suatu latar tertentu yang terdiri dari daerah
pemukiman dan kepercayaan serta nilai-nilai social, moral, politik, psikologis.
46
4. Tokoh, dalam cerita fiksi menjadi sorotan utama perhatian karena ia yang
menggerakkan sebuah cerita. Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik
sebagai pelaku maupun penderita berbagai peristiwa yang diceritakan. Tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu 1. Protagonis, 2. Antagonis, dan 3.
Tritagonis. Tokoh protangonis adalah . Tokoh antagonis adalah . Tokoh tritagonis adalah
5. Sudut pandang Pengarang, yaitu posisi pengarang dalam membewakan
cerita. Menurut Nurgiantoro, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana menampilkan tokoh,
tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah teks fiksi kepada pembaca. Jadi, sudut pandang pada hakikatnya
adalah sebuah cara, strategi, atau siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengungkapkan cerita dan gagasannya.
47
6. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
46
Ulansari, “Nilai-nilai Pendidikan Moral dalam Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi,
” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2012, h. 13
47
Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005, Cet I, h. 269