Langkah- langkah Model Treffinger

f. Membangun penerimaan: guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan permasalahan yang baru namun lebih kompleks agar siswa dapat menerapkan solusi yang telah ia peroleh.

C. Belajar

1. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik dalam Hamdani, 2010: 20 proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita. Thursan Hakim dalam Hamdani, 2010: 21 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Hal ini berarti peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Selanjutnya menurut Ekawarna, 2013: 75 belajar merupakan rangkaian aktivitas yang kompleks, tetapi dilakukan dengan sadar oleh seseorang yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Sedangakan Skinner dalam Dimyati Mudjiono, 2013:9, berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Jika seseorang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik, sebaliknya, bila seseorang tidak belajar maka responsnya menurun. Menurut teori Gestalt dalam Susanto, 2013: 12, belajar merupakan suatu proses perkembangan artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh lingkungannya. Lebih lanjut menurut Susanto 2013: 4 belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan sesorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merassa, maupun dalam bertindak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Seseorang yang belajar akan memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sardiman, 2008: 10 aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Kunandar 2013: 277 menjelaskan bahwa, aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kagiatan siswa, dan mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru. Menurut Suhana, 2014: 22 Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didik yaitu a peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati, b peserta didik mencari pengalaman dan dampak langsung mengalami sendiri, c peserta didik akan belajar dengan menurut minat dan kemampuannya, d menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik, e pembelajaran dilaksanakan secara kongkrit sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme, f menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik, sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, serasi dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Aktivitas memiliki beberapa jenis dalam pembelajaran, sesuai dengan pendapat Dierich dalam Hamalik, 2008: 172-173 tentang jenis-jenis aktivitas dalam pembelajaran yaitu: a kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar mengamati eksperimen, dan lain- lain, b kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi, dan lain-lain, c kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan lain-lain, d kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, mengerjakan tes, dan lain- lain, e kegiatan menggambar: menggammbar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola, f kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model dan lain-lain, g kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, dan lain-lain, dan h kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adapun indikator yang dikembangkan pada penelitian ini antara lain antusias semangat mengikuti pembelajaran, menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar, melakukan kerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan, dan aktif mengerjakan tugas.

3. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV A SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 75

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 4 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 101

PENERAPAN MAPPING DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 77

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 63

PENERAPAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 03 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5 45 78

PENERAPAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

7 93 76

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 10 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD

0 0 8