Pengertian model Treffinger Model pembelajaran Treffinger

aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Lebih lanjut Mednick dalam Suryosubroto, 2009: 192 mendifinisikan kreativitas, Creativity is the forming of associaties elements into new combination which either meet specified requirinwent or some ways useful. The more mutually remote the elements of the new combination, the more creative the process solution kreativitas merupakan bagian dari unsur-unsur asosiatif dalam kombinasi baru yang memenuhi syarat-syarat tertentu atau dengan beberapa cara yang berguna. Makin jauh timbal balik unsur- unsur kombinasi baru, makin kreatif proses pemecahan masalah itu. Kemampuan kreatif memiliki beberapa macam perilaku sesuai dengan pendapat Guilford dalam Suryosubroto, 2009: 192-193 kemampuan kreatif dapat dicerminkan melalui lima macam perilaku, yaitu a. Fluency, kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, b. Fleksibility, kemampuan menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan, c. Originality, kemampuan mencetuskan gagasan-gagasan asli, d. Elaboration, kemampuan menyatakan gagasan secara terperinci, e. Sensitivity, kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. Menurut Munandar Shoimin, 2014: 220, mengemukakan bahwa kreativitas adalah: Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Treffinger

Menurut Huda 2013: 320 manfaat yang bisa diperoleh dari menerapkan model ini antara lain: a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep- konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. b. Membuat siswa aktif dalam pembelajaran. c. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri. d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mendifinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dam percobaan untuk memecahkan suatu permasalahan. e. Membuat siswa dapat menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam situasi baru. Menurut Huda 2013: 320 kelemahan dari menerapkan model treffinger antara lain: a. Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam menghadapi masalah. b. Ketidaksiapan siswa untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan. c. Model ini mungkin tidak terapkan untuk siswa taman kanak- kanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar. d. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan siswa melakukan tahp-tahap di atas. Shoimin 2014: 222 kelemahan model treffinger yaitu butuh waktu yang lama. Namun menurut Shoimin 2014: 221-222 model treffinger memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut: a. Mengasumsikan bahwa kreativitas adalah proses dan hasil belajar. b. Dilaksanakan kepada semua siswa dalam berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan. c. Mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif dalam pengembangannya. d. Melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir konvergen dan divergen dalam proses pemecahan masalah. e. Memiliki tahapan pengembangan yang sistematik, dengan beragam metode dan teknik untuk setiap tahap yang dapat diterapkan secara fleksibel. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan dari model treffinger yaitu lebih menekankan aspek kognitif dan afektif siswa. Melalui model treffinger siswa diberi kesempatan untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, dikembangkannya kemampuan berpikir siswa dan kemampuan menyelesaikan permasalahan, serta siswa dapat menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam situasi baru. Kekurangan dari model treffinger yaitu memerlukan waktu yang lama, sehingga untuk meminimalisir kekurangan tersebut maka guru perlu memperhatikan perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam menghadapi masalah dan kesiapan siswa untuk menghadapi masalah dalam pembelajaran.

4. Langkah- langkah Model Treffinger

Treffinger dalam Huda, 2013: 318 menyebutkan bahwa model pembelajaran ini terdiri atas 3 komponen penting yaitu understanding challege, generating ideas, dan preparing for action. Penjelasan sintaknya mengenai model ini sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV A SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 75

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 4 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 101

PENERAPAN MAPPING DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 77

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 63

PENERAPAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 03 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5 45 78

PENERAPAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

7 93 76

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 10 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD

0 0 8