Definisi Zakat Definisi dan Dasar Hukum Zakat
14
mengandung arti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Zakat menurut istilah fiqh adalah sejumlah harta tertentu yang harus diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menurut syari’at Allah SWT.
5
Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dan lainnya, akan
tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk
diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dengan pengertian menurut istilah
sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, bertambah, suci dan beres baik.
Adapun definisi zakat yang telah dikemukakan oleh beberapa ulama, diantaranya:
Ulama’ Madzhab Maliki mendefinisikan dengan “mengeluarkan sebagian yang khusus pula yang telah mencapai nishab batas kuantitas yang
mewajibkan zakat kepadaorang yang berhak menerimanya mustahiqq-nya .”
Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai hawlsetahun, bukan barang tambang dan bukan pertanian.
6
Ulama’ Madzhab Hanafi mendefinisikannya dengan “pemilikan bagian tertentu dari harta tertentu yang dimiliki seseorang berdasarkan ketetapan Allah
4
Ahmad Warso Munawar, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, hlm. 577.
5
Mursyidi, Akutansi Zakat Kontemporer, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003, hlm. 75
6
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, cet. Ke-6 hlm. 83.
15
Ta’ala.” Definisi inipun hanya untuk zakat harta karena pengertian “harta tertentu” dimaksudkan sebagai harta yang telah mencapai nisab.
Ulama’ Madzhab Syafi’i mendifinisikan dengan “sesuatu yang dikeluarkan dari hartajiwa dengan cara
tertentu.” Dalam definisi ini secara jelas ditunjukkan bahwa zakat yang mereka maksudkan adalah zakat harta dan zakat fitrah.
Ulama’ Madzhab Hambali mendefinisikan dengan “hak wajib pada harta tertentu bagi merupakan hak
kelompok orang tertentu pada waktu yang tertentu pula.” Definisi inipun hanya menyangkut harta saja.
7
Dari definisi diatas jelaslah bahwa zakat menurut terminologi fuqoha, dimaksudkan sebagai penunaian, yakni penunaian hak yang wajib yang terdapat
dalam harta.
8
Zakat merupakan salah satu sendi agama Islam yang menyangkut harta benda dan bertujuan kemasyarakatan. Sedangkan zakat dalam undang-undang
Republik Indonesia nomor 38 pasal 1 ayat 2 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat diformulasikan sebagai harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan
yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
9
Menurut Quraisy Shihab yang perlu diperhatikan bahwa zakat adalah satu ketetapan Tuhan menyangkut harta, bahkan saadaqah dan
infaqpun demikian. Karena Allah menjadikan harta benda sebagai sarana kehidupan
7
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid 6 Cet I, Jakarta: Ichtiar Baru van Hove Ichtiar, 1996
8
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002, hlm. 10.
9
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
16
untuk umat manusia seluruhnya maka harta harus diarahkan guna kepentingan bersama.
10
Berdasarkan pendapat dan ketentuan diatas, zakat merupakan perintah Tuhan untuk menciptakan kesejahteraan umat manusia dan pemerataan ekonomi. Penulis
memahami zakat sebagai sarana ibadah sosial, disitu dapat diambil pengertian bahwa zakat yang berarti kemurnian dan kebersihan. Islam menggunakan makna itu untuk
menyebut tindakan menyisihkan sebagian kekayaan untuk diberikan kepada orang- orang yang memerlukan termasuk untuk membiayai kebutuhan umat. Hal tersebut
amatlah penting karena pada dasarnya di dalam harta benda yang kita miliki itu ada hak orang Islam. Dengan diberikan kepada orang yang berhak menerimanya itu,
kekayaan tersebut menjadi bersih.