Tujuan Zakat Tujuan dan Hikmah Zakat

42 b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri Dari satu segi zakat menggambarkan kaitan manusia dengan harta benda.Adakalanya manusia memandang harta benda itu sebagai alat mencapai tujuan hidup. Maka dari itu, zakat merupakan salah satu cara memberantas pandangan hidup materialistis. Manusia dididik untuk melepaskan sebagian harta benda yang dimilikinya, dan secara pelan-pelan menghilangkan pandangan yang menjadikan materi sebagai tujuan hidup.Islam benar-benar mengecam perilaku sombong, kikir boros, egois dalam pengertian hanya memikirkan dirinya saja.Setiap investasi, baik berupa materi, waktu maupun ucapan dinilainya sebagai amal. Jadi tidak ada yang sia-sia, dan dari situlah maka berbuat kebajikan kepada yang lain yang membutuhkan adalah merupakan amal dan seharusnya menjadi kepuasan batin dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. 59 c. Hubungan manusia dengan manusia lain masyarakat Di dalam masyarakat selalu terdapat perbedaan tingkat kemampuan dalam bidang ekonomi, sehingga melahirkan adanya golongan ekonomi lemah dan golongan ekonomi kuat.Dalam keadaan perbedaan ekonomi yang lebih menyolok terdapat pula dalam masyarakat adanya golongan fakir miskin, karena tujuan pertama dari zakat adalah memenuhi kebutuhan orang-orang fakir.Masyarakat fakir miskin 59 A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, cet. Ke-I, hlm. 140. 43 adalah pertama dari pengeluaran zakat. 60 Dalam hal ini diharapkan akan timbul gairah usaha memperbaiki hidup bagi yang miskin, sehingga keadaan kehidupan didepan mereka lebih meningkat dari sebelumnya. Akhirnya dengan dorongan zakat, jurang perbedaan ekonomi antara yang kaya dan yang miskin makin berkurang dan pergaulan mereka dalam masyarakat bertambah baik, karena diantara mereka tumbuh rasa persaudaraan saling bantu membantu. 61 d. Hubungan manusia dengan harta benda. Pada umumnya manusia beranggapan bahwa semua harta kekayaan yang dimilikinya di dunia ini adalah hak miliknya mutlak tidak dapat di ganggu gugat.Zakat merupakan sarana pendidikan bagi manusia bahwa harta benda atau materi itu bukanlah tujuan hidup dan bukan hak milik mutlak dari manusia yang memilikinya, tetapi merupakan titipan Allah. Zakat juga bertujuan menciptakan masyarakat yang berbahagia yang dapat merasakan keberkatan harta benda yang diperolehnya, karena hak-hak orang lain atau hak agama atas harta itu sudah diberikan.

2. Hikmah Zakat

Zakat mengandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat muzaki, penerimanya mustahiq, 60 Yusuf Qardhawi, Musykilat al- Faqr wa Kaifa’Ala Joha al-Islam, Ter. A. MaimunSyamsuddin, A. Wahid Hasan, “Theologi Kemiskinan : Doktrin Dasar dan Solusi Islam atasProblem Kemiskinan ”.Yogyakarta: 2002, cet. Ke-1, hlm.131. 61 Zakiyah Darajad Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, Jakarta: YPI RUHAMA, 1993, cet. Ke-4, hlm. 236-237. 44 harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan.Hikmah dan manfaat tersebut antara lain tersimpul sebagai berikut: 62 a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersihkan mengembangkan harta yang dimiliki. b. Karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu, dan membina mereka, terutama fakir miskin kerah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka melihat orang kaya yang memiliki harta yang cukup banyak. Zakat sesungguhnya bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan para mustahik, terutama fakir miskin yang bersifat konsumtif dalam waktu sesaat, akan tetapi memberikan kecukupan dan kesejahteraan kepada mereka, dengan cara menghilangkan atau memperkecil penyebab kehidupan mereka menjadi miskin dan menderita.Kebakhilan dan keengganan berzakat, disamping akan menimbulkan sifat hasad dan dengki dari orang-orang miskin dan menderita, juga akan mengundang azab Allah SWT. 62 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, h. 9-15.