Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
2
keterangan yang paling masyhur, mulai ditetapkan kadar dan jumlah dari setiap jenis harta yang harus dikeluarkan zakatnya.
3
Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia dikarunia keberhasilan dalam bekerja dengan melimpahnya harta benda. Bagi orang
muslim, pelunasan harta semata-mata sebagai cermin kualitas imannya kepada Allah SWT kepentingan zakat merupakan kewajiban agama seperti halnya sholat dan
menunaikan ibadah haji. Islam memandang bahwa harta benda kekayaan adalah mutlak milik Allah SWT. sedangkan manusia dalam hal ini hanya sebatas pengurusan
dan pemanfaatannya saja. Harta adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan pembelajarannya diakhirat nanti. Dengan demikian, setiap muslim yang kekayaannya
telah mencapai nisab dan hawl berkewajiban untuk mengeluarkan zakat baik zakat fitrah maupun zakat mal.
4
Yusuf Qardawi menyatakan bahwa zakat adalah kewajiban yang besifat tetap dan terus menerus. Ia akan berjalan terus selama islam dan kaum muslimin ada
dimuka bumi ini, kewajiban tersebut tidak akan dapat dihapuskan oleh siapapun. Seperti halnya shalat, zakat merupakan tiang agama dan pokok ajaran islam. Ia
merupakan ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT, karenanya memerlukan keikhlasan ketika menunaikannya. Disamping sebagai ibadah yang mengandung
3
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jakarta: Cakrawala Publishing, Cet, ke-3, 2012, hlm. 57.
4
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002, hlm. 2.
3
berbagai hikmah yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat.
5
Ada banyak sekali usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan kekayaan. Salah satunya adalah mencari penghasilan di laut, di Kelurahan Kamal
Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, merupakan salah satu wilayah pesisir di Kecamatan Penjaringan,ditinjau dari letak geografisnya yang berhadapan dengan
Laut Jawa menyebabkan Kelurahan Kamal Muara mempunyai potensi sumber daya kelautan yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan masyarakat pesisir khususnya
nelayan. Di Kelurahan Kamal Muara, sebagian mata pencaharian penduduknya adalah nelayan yang menangkap ikan dilaut kemudian hasilnya dijual. Ada dua
metode dalam pencarian nafkah dilaut diantaranya penangkapan ikan dengan menggunakan perahu dan pertambakan kerang hijau yang hanya menggunakan alat
sederhana seperti tali dan bambu, yang mereka pasang di sekitar pinggir pantai Kamal Muara.
Pertambakan di Kamal Muara hanya ada pertambakan kerang hijau, tidak ada pertambakan ikan, dikarenakan lokasinya yang tidak memadai untuk
menjadikannya sebagai pertambakan ikan. Dari masing-masing pertambakan, nelayan mempunyai beberapa ternak dalam pertambakan kerang hijau, dari penghasilan yang
didapat dari pertambkan sangat mencukupi kebutuhan mereka, bahkan bisa membiayai anak-anak mereka sampai ke jenjang perkuliahan. Sedangkan nelayan
5
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm. 57.
4
yang menggunakan perahu dalam pencarian ikan terdiri dari dua macam yaitu juragan pemilik perahu dan nelayan buruh. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka
pendapatan yang diperoleh pun berbeda-beda, pendapatan juragan jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan pendapatan nelayan buruh, karena juragan adalah selaku
pemilik modal, modal awal yang dibutuhkan untuk melaut didapatkan dari perorangan dalam hal ini didapatkan dari juraganpemilik kapal. Tetapi dalam
pembagian hasilnya, dibagikan sesuai dengan jumlah nelayan buruh, setelah dipotong dengan awal modal.Sedangkan nelayan yang mempunyai pertambakan kerang hijau
mereka mempunyai anak buah untuk mengerjakan pertambakan tersebut.Kegiatan ini mampu mendatangkan keuntungan bagi para nelayan.
Berdasarkan besarnya potensi laut dan didukung dengan pemanfaatan yang maksimal oleh para nelayan, maka dapat dikatakan bahwa para nelayan mendapatkan
kesejahteraan yang cukup layak karena mereka menguasai laut yang berpotensi besar,Para nelayan tidak setiap musim melaut.Biasanya jika musim barat
6
tiba para nelayan tidak ada yang pergi melaut dikarenakan cuaca dilaut sangat buruk,
gelombang tinggi, badai dan angin kencang hampir setiap saat terjadi pada musim ini. Musim barat biasanya dimanfaatkan oleh para nelayan untuk memperbaiki perahu,
mesin dan jaring jika ada yang rusak, dan akan digunakan lagi pada saat musim barat telah usai. Pada saat melaut biasanya satu perahu diisi kurang lebih 3 sampai 5 orang
6
Musim barat yakni musim yang dipengaruhi oleh angin barat, artinya angijn yang bertiup dari arah barat, dan arus selatan, artinya arus yang menerjang arah selatan yang mengakibatkan perahu
nelayan sulit berlayar.
5
dengan lama perjalanan 7-15 hari atau sedikitnya para nelayan melaut dua kali dalam satu bulan, dan ada juga nelayan yang setiap harinya pulang. Penghasilan yang
didapat tidak menentu, kadang bisa mencapai puluhan juta rupiah, kadang juga hanya ratusan ribu rupiah dan bahkan bisa juga tidak mendapatkan hasil sama sekali.
Disamping itu mayoritas penduduk Kelurahan Kamal, Kecamatan Penjaringan adalah muslim, bagi seorang muslim suatu kewajiban baginya untuk menunaikan
perintah agama yaitu membayar zakat hasil penangkapan ikan dilaut, setelah ia mendapatkan keberhasilan dalam usahanya dengan melimpahkan harta benda. dengan
pendapatan yang demikian selama ini para nelayan disana belum mengeluarkan zakat pendapatan nelayan, dikarenakan kurangnya pemahaman dan informasi mengenai
zakat pendapatan itu sendiri. Pemahaman para nelayan di Kelurahan Kamal Muara tentang zakat hanya
seputar zakat fitrah dan zakat mal yang sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat al Qu’randan hadits Nabi, yaitu meliputi pertanian, peternakan, perdagangan, emas dan
perak, dan harta rikazatau harta terpendam. Padahal dengan menggunakan metode analogy qiyas zakat tidak hanya pada harta yang telah disebutkan diatas saja, akan
tetapi terdapat pula sumber-sumber zakat baru yang sesuai dengan perekonomian modern saat ini, sumber zakat tersebut adalah zakat profesi, zakat perusahaan, zakat
surat-surat berharga saham dan obligasi, zakat perdagangan mata uang, zakat hewan ternak yang diperdagangkan, zakat madu dan produksi hewan, zakat investasi
properti pabrik, gedung dan yang sejenisnya, zakat asuransi syari’ah, zakat tanaman
6
anggrek, ikan hias, sarang burung wallet, dan sektor modern lainnya yang sejenis, dan zakat sektor rumah tangga modern.
7
Akibat dari kurangnya pemahaman mengenai persoalan tersebut dan zakat pendapatan tidak disebutkan dalam al Qur’an dan hadits secara langsung
sebagaimana zakat-zakat diatas, maka masyarakat Kamal Muara menganggap bahwa tidak ada zakat untuk penghasilanpendapatan yang telah diperoleh dari
pekerjaanprofesi mereka nelayan. Akan tetapi, jika seseorang nelayan memperoleh pendapatan yang cukup banyak atau lebih dari biasanya, maka nelayan tersebut akan
membagikan uang atau ikan hasil tangkapannya kepada kerabat dan para tetangga mereka yang kurang mampu. Namun perlu diingat bahwa pembagian tersebut bukan
dimaksudkan untuk menunaikan zakat tetapi hanya untuk sadaqah. Dari kedua macam pendapatan diatas, apakah pendapatan-pendapatan
tersebut dapat digolongkan sebagai pendapatan yang berpotensi zakat atau tidak. Apabila pendapatan-pendapatan tersebut tergolong pendapatan yang berpotensi zakat,
maka bagaimanakah cara penghitungannya karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim untuk menunaikan kewajiban membayar zakat agar
sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Sehubungan dengan latar belakang diatas, penulis tertarik mengkaji masalah
tersebut.Penulis berpendapat bahwa kasus tersebut layak untuk diteliti dan dikaji
7
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hlm.93-123.
7
lebih lanjut. Dalam hal ini penulis mencoba menyusun sebagai karya skripsi penulis dengan judul:
“ZAKAT HASIL TANGKAPANLAUT di Kel. Kamal Muara Kec. Penjaringan Jakarta Utara
”.