Konsep Pendapatan Bapak Prof. Dr. Syaad Affifuddin, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang

memerluhan analisa lebih mendalam sesuai ketentuan bank tehnis walapun RDKK telah disetujui oleh dinas tehnis terkait. Dengan semakin dikuranginya Kredit Likuiditas Bank Indonesia, maka perbankan nasional dituntut untuk menggali sendiri dana-dana murah baik dari masyarakat maupun dari kerja sama dengan pihak ketiga, agar tetap eksis mengembangkan kredit pada pengusaha ekonomi lemah UKM pada umumnya dan sektor pertanian pada khususnya sesuai dengan fungsinya bank sebagai penyedia modal atau pemberi fasilitas kredit.

2.4 Konsep Pendapatan

Suatu kegiatan perekonomian yang bergerak dalam sektor apapun dalam penentuan tingkat produksi akan memperhitungkan tingkat pendapatan yang akan dihasilkan dalam suatu produksi. Dengan efisiensi biaya produksi maka akan mencapai profitkeuntungan yang maksimum karena profit merupakan salah satu tujuan penting dalam berusaha. Menurut Winardi 1997, pendapatan adalah seluruh uang atau hasil material lainnya yang diterima seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi. Mankiw 2007 mengatakan bahwa apabila seluruh perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan laba, maka setiap factor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marjinalnya pada proses produksi. Upah riil yang dibayar kepada setiap pekerja sama dengan produk marjinal tenaga kerja marginal product of labor, MPL dan harga sewa riil yang dibayar kepada setiap pemilik modal sama dengan produk marjinal modal marginal product of capital, Universitas Sumatera Utara MPK. Karena itu upah riil total yang dibayar kepada tenaga kerja adalah MPL x L. Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba ekonomis economic profit dari para pemilik perusahaan. Laba ekonomis riil adalah: Laba Ekonomis = Y . MPL x L . MPK x K ............2.3.1 Karena kita ingin menghitung distribusi pendapatan nasional, kita ubah persamaan di atas menjadi: Y = MPL x L + MPK x K + Laba Ekonomis ...........2.3.2 Pendapatan total dibagi diantara pengembalian kepada tenaga kerja, pengembalian kepada modal, dan laba ekonomis. Maka dapat diketahui laba ekonomis bahwa jika fungsi produksi memiliki sifat skala hasil konstan, yang kerap terjadi, maka laba ekonomis harus sama dengan nol. Yaitu tidak ada yang tersisa setelah faktor-faktor produksi dibayar. Kesimpulan ini mengikuti hasil matematis yang dikenal dengan Teorema Euler dalam Mankiw, 2007, yang menyatakan bahwa jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka: F K,L = MPK x K + MPL x L ............................2.3.3 Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah pembayaran faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain skala hasil konstan, maksimasi laba, dan persaingan sama-sama mengimplikasikan bahwa laba ekonomis adalah nol. Namun demikian dalam dunia nyata, sebagian perusahaan memiliki modal sendiri, dan bukan menyewa modal yang mereka Universitas Sumatera Utara gunakan. Karena pemilik perusahaan dan pemilik modal adalah sama, laba ekonomis dan pengembalian modal return to capital seringkali disatukan. Pendapatan total rumah tangga petani adalah penjumlahan antara pendapatan dari usaha tani, pendapatan non usaha tani, pendapatan dari bekerja di rumah tangga, pendapatan bukan hasil bekerja serta pendapatan yang diperoleh dengan meminjam kredit. Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan total dikurangi pajak. Pendapatan yang siap dibelanjakan akan dialokasikan untuk memperoleh kepuasan rumah tangga melalui fungsi pengeluaran.

2.5 Konsep Tanaman Kelapa Sawit