karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian atau responden Indriantoro dan Supomo, 2002:145.
Menurut Indriantoro dan Supomo 2002:146 sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode
pengumpulan data. Sumber data penelitian terdiri atas : 1. Data Primer
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara. Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. 2. Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang ditempuh dalam mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
langsung dengan pejabat yang berwenang yang ada kaitannya dengan objek penelitian.
2. Penyebaran kuesioner Penyebaran kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan memberikan
daftar pertanyaan untuk dijawab secara tertulis oleh responden.
3.9 Metode Analisis Data 3.9.1 Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda, untuk keabsahan hasil analisis maka terlebih dahulu dilakukan uji
kualitas instrumen penelitian dan uji asumsi klasik. Model analis data :
Y = α + α
1
X
1
+ α
2
X
2
+ α
3
X
3
+ ε Keterangan :
Y = pendapatan petani
α = konstanta
α
1
, α
2
, α
3
= Koefisien Regresi X
1
= kredit pangan X
2
= jumlah pohon sawit X
3
= jumlah petani sawit ε
= error term
3.9.2 Uji Kualitas Instrumen 3.9.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner Ghozali, 2006:49. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
Uji validitas dilakukan dengan cara menguji korelasi antara skor item dengan skor total masing-masing variabel. Secara statistik, angka kolerasi bagian
total yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka dalam tabel r produk moment. Apabila r
hitung
r
tabel
, maka pertanyaan dikatakan valid. Sedangkan jika r
hitung
r
tabel
maka pertanyaan dikatakan tidak valid. Rumus :
Keterangan: r
: Nilai koefisien korelasi X
: Skor item Y
: Skor total N
: Jumlah responden : Jumlah skor item
: Jumlah skor item : Jumlah kuadrat skor item
: Jumlah kuadrat skor item
3.9.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali,2006:45. Teknik pengujian reliabilitas ini
menggunakan teknik uji statistik Cronbach Alpha, dengan rumus sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Rumus :
Dimana : α
: Koefisien reliabilitas k
: Jumlah butir Sj
: varian responden untuk butir I Sx
: jumlah varian skor total Hasil perhitungan menunjukan reliable bila koefisien alphanya α lebih
besar dari 0,6, artinya kuesioner dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.
3.9.3 Uji Asumsi Klasik 3.9.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan varabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini metode untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan metode grafik dan dengan uji kolmogorov-smirnov. Dengan
metode grafik, hasil pengujian normalitas dengan menggunakan normal probability plot. Apabila normal probability plot menunjukan titik-titik yang
menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena
memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan pada uji kolmogorov-smirnov, distribusi data dikatakan normal jika nilai probabilitas 0,05.
Universitas Sumatera Utara
3.9.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variable independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variable otogonal adalah variabel independen sama atau nol Ghozali, 2005. Multikolinearitas dapat dilihat dari 1 Nilai tolerance dan 2 Variance
Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar variabel bebas independent variable terjadi persoalan multikolinearitas dan sebaliknya bila VIF
kurang dari 10, maka antar variabel bebas independent variable tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
3.9.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari
residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi
yang lebih baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas karena data cross section mengandung berbagai ukuran Kecil,sedang, dan besar Ghozali, 2005.
Dalam penelitian ini metode untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode grafik dan dengan uji
Glejser. Dengan metode grafik, hasil pengujian normalitas dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila dari grafik tersebut menunjukan titik-titk menyebar
Universitas Sumatera Utara
secara acak serta tersebar, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
dalam penelitian ini. Sedangkan pada uji Glejser, model regresi dikatakan terbebas dari masalah heterokedastistas jika nilai probabilitas 0,05.
3.9.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen yaitu kredit pangan, jumlah pohon sawit dan jumlah
petani sawit secara simultan atau parsial terhadap variabel dependen yaitu pendapatan petani sawit.
3.9.4.1 Uji Simultan Uji-F
Uji ini digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika nilai probabilitas 0,05, maka variabel independen secara simultan bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
b. Jika nilai probabilitas 0,05, maka variabel independen secara simultan bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependent.
3.9.4.2 Uji Parsial Uji-t
Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen yaitu kredit pangan, jumlah pohon sawit dan jumlah petani sawit
secara parsial terhadap variabel dependen yaitu pendapatan petani sawit.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengambilan keputusan : a. Jika nilai probabilitas 0,05, maka variabel independent secara parsial
mempengaruhi variabel dependent. b. Jika nilai probabilitas 0,05, maka variabel independent secara parsial tidak
mempengaruhi variabel dependen.
3.9.4.3 Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi R² dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada apakah perubahan variabel
independen kredit pangan, jumlah pohon sawit dan jumlah petani sawit akan diikuti oleh variabel dependen pendapatan petani pada proporsi yang sama.
Pengujian ini dengan melihat nilai R Square R2. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Selanjutnya nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependent Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Asahan
Kabupaten Asahan merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di kawasan Pantai Timur wilayah Propinsi Sumatera Utara, terletak pada koordinat
02° 03’ - 03° 26’ Lintang Utara dan 99° 1° - 100° 0° Bujur Timur dan berada pada ketinggian 0
– 1000 m dpl, dengan batas-batas administratif, yaitu: sebelah utara berbatasan dengan kab. batubara dan kab. simalungun, sebelah timur berbatasan
dengan selat malaka, sebelah selatan berbatasan dengan kab. labuhan batu dan toba samosir, sebelah barat berbatasan dengan kab. Simalungun
Sungai Sungai Asahan termasuk Dalam Sungai Strategis Nasional. Sungai yang termasuk Daerah Aliran Sungai DAS yaitu: Sungai Asahan DAS
ASAHAN, Sungai Bah Bolon DAS Hapal, Sungai Tanjung. Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di Asahan.Sungai ini sering mengakibatkan banjir
karena mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan sungai dewasa dan sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga
membentuk delta sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut dengan laut.
4.1.2 Kependudukan Wilayah Kabupaten Asahan
Jumlah penduduk Kabupaten Asahan pada tahun 2010 adalah sebesar 688,529 jiwa, Kabupaten Asahan memiliki luas 379.949 Ha dengan sebaran
penduduk 63.47 . Penduduk Kecamatan Kisaran Timur dan Kecamatan Kisaran
Universitas Sumatera Utara
Barat merupakan yang terpadat dibandingkan dengan kecamatan lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada di bawah:
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk per Kecamatan tahun 2008-2010
No Kecamatan
Tahun Luas
Kepadatan JiwaKm
2
2008 2009
2010 Km2
1 Aek Songsongan
19.349 117,31
164,93 2
Rahuning 18.071
184,27 98,07
3 Bandar Pulau
53.157 54.026
19.500 433,42
45,20 4
Air Batu 70.776
71.645 41.681
94,60 440,61
5 Sei Dadap
32.369 65,72
492,51 6
Sei Kepayang 39.225
40.095 16.833
235,30 71,54
7 Sei Kepayang Barat
12.383 82,92
149,34 8
Sei Kepayang Timur 9.354
142,80 65,51
9 Buntu Pane
53.566 54.436
23.466 218,28
107,51 10
Tinggi Raja 21.498
125,56 171,22
11 Setia Janji
13.200 202,66
65,13 12
Air Joman 59.815
60.744 42.119
92,86 453,57
13 Silau Laut
20.930 89,45
233,99 14
Meranti 62.683
69.978 23.549
90,75 259,48
15 Rawang Panca Arga
16.305 90,30
180,56 16
Pulo Bandung 25.828
99,91 258,52
17 Simpang empat
52.952 53.822
40.124 130,55
307,35 18
Teluk Dalam 17.289
96,00 180,09
19 Aek Kuasan
43.732 44.602
25.665 95,23
269,52 20
Aek Ledong 19.925
82,13 242,59
21 BP Mandoge
32.777 33.647
32.006 651,00
49,16 22
Pulau Rakyat 31.952
32.822 32.515
250,99 129,55
23 Kisaran Barat
57.460 58.330
62.917 32,96
1.909,17 24
Kisaran Timur 66.678
67.485 68.139
38,92 1.750,85
25 Tanjung Balai
34.103 34.973
33.424 55,61
601,03 Jumlah
658.876 676.605
688.529 3.799,49
181,22
Sumber : Proyeksi penduduk, BPS Kab. Asahan, 2011
4.2 Perekonomian Wilayah Kabupaten Asahan 4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto PDRB
PDRB Kabupaten Asahan atas dasar harga berlaku adhb mencapai Rp. 16,648 triliun. Sektor Industri merupakan kontibutor yaitu sektor pertanian dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran.Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya menyumbang total kontribusi. PDRB Kabupaten Asahan mencapai Rp. 10,202
triliun.
Universitas Sumatera Utara
Berfluktuasinya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan hal ini juga terjadi pada KabupatenKota lain di Sumatera Utara disebabkan berbagai faktor,
terutama situasi perekonomian kita yang belum cukup kondusif.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Asahan
No Uraian
2008 2009
2010 1
Pertumbuhan Ekonomi Persen 5,93
4,85 4,44
2 PDRB Harga Berlaku juta rupiah
7.260.768 8.221.172
9.551.080 3
PDRB Harga Konstan juta rupiah 4.453.183
4.670.899 4.896.026
Sumber : BPS, Asahan 2011
Terjadi pergeseran struktur perekonomian Kabupaten Asahan sesudah pemekaran dengan Kabupaten Batu Bara yang biasanya di dominasi oleh sektor
industri pengolahan bergeser ke sektor pertanian.Hal ini berkaitan dengan Industri strategis banyak terletak di Kabupaten Batu Bara. Konstribusi sektor pertanian
terbesar disumbangkan oleh sub-sektor perkebunan, terutama komoditi kelapa sawit yang menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Asahan. Sektor dominan
kedua adalah industri pengolahan dengan adanya perusahaan pengolahan hasil- hasil perkebunan seperti pengolahan kelapa sawit dan karet.
Tabel 4.3 Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha persen
No Lapangan Usaha
2008 2009
2010 1
Industri 42,35
40,54 38,54
2 Pertanian
35,58 36,31
40,31 3
Perdagangan 12,08
13,05 13,07
4 Bangunan
2,87 2,82
2,92 5
Jasa-jasa 2,97
3,08 3,18
6 Angkutan dan Komunikasi
2,36 2,38
2,88 7
Keuangan 1,32
1,33 1,63
8 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,27 0,28
0,48 9
Penggalian 0,20
0,21 0,31
Sumber : BPS, Asahan 2011
Universitas Sumatera Utara
PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. PDRB perkapita
diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB perkapita Kabupaten Asahan tiap
tahun mengalami kenaikan tiap tahun tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan. Peningkatan PDRB perkapita tiap tahun belum dapat menggambarkan
pemerataan pendapatan masyarakat di setiap strata ekonomi, karena dalam penghitungan nilai PDRB sangat dipengaruhi oleh inflasi.
4.2.2 Potensi Perekonomian
Sampai dengan saat ini terdapat berbagai potensi sektor perekonomian daerah yaitu terutama sektor pertanian yang memang sangat berperan akan
dibahas pada bagian sendiri. Selain itu sektor lain yang cukup menjanjikan dan belum dikelola secara optimaldan Diharapkan pengembangan potensi ini mampu
meningkatkan pendapatan daerah dan tentunya juga tingkat kesejahteraan masyarakat.
4.2.3 Pola Penggunaan Lahan dan Tanah
Penggunaan lahan di Kabupaten Asahan lebih dominan dipergunakan oleh penggunaan lahan perkebunan, dan untuk perkarangan permukiman atau hunian
seluas 19,101 Ha, Sedangkan untuk status pemilikan tanah kabupaten asahan banyak lahan yang berstatus hak milik dan ada juga pengguna hak pakai dan hak
guna usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan dan Kecamatan Tahun 2009
No Kecamatan
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah Ha Jumlah
Persawahan Perkebunan
TegalKebun Bangunan
Perkarangan Lainnya
1 Aek Songsongan
120 8,230
55 667
2,659 11,731
2 Rahuning
17,409 40
862 116
18,427 3
Bandar Pulau 22,426
220 1,045
19,651 43,342
4 Air Batu
180 10,576
210 884
640 12,490
5 Sei Dadap
230 5,506
120 456
-6,305 6,581
6 Sei Kepayang
2,781 14,044
58 430
-17,289 23,828
7 Sei Kepayang Barat
5,446 315
2,531 8,292
8 Sei Kepayang Timur
8,974 306
5,000 14,280
9 Buntu Pane
205 14,996
564 1,135
881 17,781
10 Tinggi Raja
330 9,194
579 847
1,314 12,264
11 Setia Janji
985 10,573
541 673
733 13,505
12 Air Joman
435 5,947
883 1,601
1,008 9,874
13 Silau Laut
705 7,248
29 220
618 8,820
14 Meranti
2,406 1,200
143 229
226 4,204
15 Rawang Panca Arga
3,168 5,289
238 332
418 9,445
16 Pulo Bandung
305 11,809
377 212
549 13,252
17 Simpang empat
386 4,807
278 400
1,715 7,586
18 Teluk Dalam
469 11,400
290 363
2,547 15,069
19 Aek Kuasan
6,802 44
526 3,314
10,686 20
Aek Ledong 6,616
35 474
290 7,415
21 BP Mandoge
31,711 9,037
3,008 21,344
65,100 22
Pulau Rakyat 355
12,292 59
907 11,486
25,099 23
Kisaran Barat 2,221
47 722
306 3,296
24 Kisaran Timur
60 1,103
223 2,006
500 3,892
25 Tanjung Balai
90 4,126
481 864
5,561
Sumber : BPS, Asahan 2011
4.3 Hasil Uji Kualitas Instrumen
Kualitas instrumen penelitian yang dipergunakan untuk mendapatkan data dari responden terlebih dahulu harus diuji validitas dan uji reliabilitas. Apabila
hasil pengukuran instrumen valid dan reliabel berarti data yang didapat berkualitas baik dan layak untuk digunakan.
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Kuesioner adalah alat yang digunakan dalam
pengumpulan data yang perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai Correlated Item- Total Correlation dengan r tabel untuk degree of freedom df = n-2, dimana n
adalah jumlah sampel. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 42 sampel, sehingga dapat dihitung df = 4-
2 = 40 dan signifikansi α = 5 maka didapat r tabel = 0,304.
Hasil pengujian validitas dari masing-masing pengukuran variabel diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas
Butir Pertanyaan Variabel
Corrected Item-Total
Correlation r tabel
Keterangan
Pendapatan Butir 1
1 0,590
0,304 Valid
Butir 2 2
0,759 0,304
Valid Butir 3
3 0,738
0,304 Valid
Butir 4 4
0,712 0,304
Valid Butir 5
5 0,798
0,304 Valid
Kredit Pangan Butir 6
1 0,756
0,304 Valid
Butir 7 2
0,783 0,304
Valid Butir 8
3 0,553
0,304 Valid
Butir 9 4
0,656 0,304
Valid Butir 10
5 0,632
0,304 Valid
Jumlah Pohon Sawit Butir 11
1 0,686
0,304 Valid
Butir 12 2
0,660 0,304
Valid Butir 13
3 0,630
0,304 Valid
Butir 14 4
0,662 0,304
Valid Butir 15
5 0,673
0,304 Valid
Jumlah Petani Sawit Butir 16
1 0,653
0,304 Valid
Butir 17 2
0,675 0,304
Valid Butir 18
3 0,748
0,304 Valid
Butir 19 4
0,667 0,304
Valid Butir 20
5 0,578
0,304 Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada Tabel diatas merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan
untuk menguji validitas instrumen. Dalam hal ini ditetapkan sebesar 0,304 Sugiyono, 2004 : 116 yaitu jika r
hitung
positif atau r
hitung
r
tabel
maka butir pertanyaan tersebut valid. Jika r
hitung
negatif atau r
hitung
r
tabel
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid, dalam hal ini r
hitung
dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua
pertanyaan telah valid.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18. Butir pertanyaan yang sudah valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan
kriteria, yaitu : jika r
alpha
positif atau r
alpha
r
tabel
maka pertanyaan reliabel. Jika r
alpha
negatif atau r
alpha
r
tabel
maka pertanyaan tidak reliabel, dalam hal ini r
alpha
dapat dilihat pada kolom Cronbachs Alpha.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbachs Alpha
Nilai Batas Keterangan
Pendapatan Petani 0,918
0,6 Reliabel
Kredit Pangan 0,848
0,6 Reliabel
Jumlah Pohon Sawit 0,922
0,6 Reliabel
Jangka Petani Sawit 0,838
0,6 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha Cronbachs Alpha yang lebih besar dari 0,60.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisa Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari berbagai karakteristik responden secara keseluruhan berdasarkan
jenis kelamin, usia, pekerjaan dan status pernikahan. Analisis ini menggunakan metode analisis frekuensi. Selain karakteristik responden, analisis deskriptif juga
dilakukan untuk mengetahui sebaran jawaban responden dan seberapa jauh variasi jawaban responden dari setiap variabel penelitian.
4.4.1 Karakteristik Responden 4.4.1.1 Petani
Dalam penelitian ini banyaknya jumlah responden adalah 42 orang yang merupakan petani sawit di Kecamatan Pulau Rakyat Asahan. Petani adalah semua
petani yang berusaha tani kelapa sawit. Petani contoh berada pada usia 30-60 tahun. Tingkatan umur petani sebagian besar berada pada usia 40-50 tahun yakni
sebesar 40. Jumlah tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan tingkatan umur pada usia 30-40 tahun 33,33 dan 50-60 tahun 26,67. Meskipun dari
sisi umur petani terlihat perbedaan yang bervariasi, namun pengalaman mereka relatif sama dalam hal berusahatani kelapa sawit.
Tingkat pendidikan petani bervariasi terdiri dari tamatan SD, SMP, SMA, Diploma dan Perguruan Tinggi. Mayoritas tingkat pendidikan petani berada pada
tingkat tamatan sekolah dasar sebanyak 46,67 persen. Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah untuk tamatan perguruaan tinggi dan tamatan diploma yang
masing-masing hanya berjumlah 1 orang dengan persentase masing-masing sebesar 3,33 persen. Untuk tingkat pendidikan petani tamatan SMP sebanyak 9
Universitas Sumatera Utara
orang atau dengan persentase sebesar 30,00 persen. Tingkat pendidikan petani contoh tamatan SMA sebesar 16,67 persen. Salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat pendidikan petani berada pada tingkat tamatan sekolah dasar SD adalah jumlah tanggungan yang dimiliki oleh petani. Jumlah tanggungan petani
terbanyak berada pada jumlah 4-5 orang sebesar 48,15 persen. Untuk jumlah tanggungan terendah berada pada jumlah 2-3 orang, yakni sebanyak 22,22 persen.
4.4.1.2 Tingkat Keberdayaan Petani dalam Usaha tani Kelapa Sawit
Dalam usahatani kelapa sawit di Kecamatan P. Rakyat Asahan ini keberdayaan petani dilihat dari kemampuan petani, kelembagaan petani dan posisi
ekonomi petani. Skor rata-rata untuk keberdayaan petani berjumlah 12,10 dengan kriteria sedang artinya petani memiliki tingkat keberdayaan petani dengan tingkat
sedang. Untuk mengetahui skor rata-rata keberdayaan petani dapat dilihat pada
tabel berikut: Tabel 4.7
Skor rata-rata keberdayaan petani dalam usahatani kelapa sawit di Kecamatan P. Rakyat Asahan, tahun 2012
N O
Uraian Frekuensi orang
Skor rata-rata Kriteria
T S
R 1
2 3
Kemampuan petani Kelembagaan petani
Posisi ekonomi petani 9
11 5
10 13
11 11
6 14
4,07 4,33
3,70 S
S S
Keberdayaan petani 6
18 6
12,10 S
Sumber : Data primer yang diolah
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa kemampuan petani berada pada kriteria sedang dengan nilai skor sebesar 4,07 berarti kemampuan petani dalam usahatani
Universitas Sumatera Utara
kelapa sawit berada pada tingkat sedang. Hal ini berarti petani memiliki kemampuan yang cukup dalam dalam penggunaan saprotan dan pengolahan
kebun kelapa sawit . Kelembagaan petani berada pada skor 4,33 dengan kriteria sedang berarti
kelembagaan petani dalam usahatani kelapa sawit berada pada tingkat sedang. Hal ini berarti petani memiliki tingkat kelembagaan dalam usahatani kelapa sawit
dalam keanggotaannya dalam KUD dan kelompok tani. Posisi ekonomi petani juga berada pada kriteria sedang dengan nilai skor
sebesar 3,70 artinya posisi ekonomi petani contoh berada pada tingkat sedang. Untuk posisi ekonomi petani pada kriteria sedang berarti petani memiliki posisi
dalam tawar-menawar harga TBS dan juga pengolahan tanaman kelapa sawit saat
produksi maupun pasca produksi. 4.4.1.3 Kemampuan Petani
Kemampuan petani dalam usahatani kelapa sawit dilihat dari pengggunaan sarana produksi tanaman saprotan yang digunakan oleh petani dan juga
pengolahan usahatani kelapa sawit yang dilakukan oleh petani. Untuk nilai skornya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Skor rata-rata kemampuan petani contoh dalam usahatani kelapa sawit di
Kecamatan P. Rakyat Asahan, 2012
No Uraian
Frekuensi jumlah Skor Rata-
rata Kriteria
T S
R 1
2 Pengggunaan sarana
produksi tanaman Pengolahan usahatani
kelapa sawit
Pengolahan usahatani kelapa sawit
8
4 16
21 6
5 2,07
2,00 S
S
Kemampuan petani 9
10 11
4,07 S
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan pada tabel 4.8 sarana produksi yang digunakan oleh petani dalam usahatani kelapa sawit di desa ini berada pada kriteria sedang dengan nilai
sebesar 2,07. Hal ini menunjukkan bahwa petani di desa ini sudah menggunakan sarana produksi tanaman kelapa sawit sebagaimana mestinya. Adapun sarana
produksi yang digunakan, misalnya parang untuk menebas rumput yang tumbuh di sekitar tanaman yang dapat merugikan atau menghambat pertumbuhan tanaman
inti, yakni kelapa sawit. Alat semprot untuk menyemprotkan pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Egrek digunakan
petani untuk memanen buah sawit dan angkong digunakan untuk mengangkut buah sawit yang telah di panen. Pupuk sebagai zat penambah unsur hara dan
pestisida sebagai zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. kriteria tinggi artinya ada petani yang dalam menggunakan
saprotan pada tingkat tinggi, yakni alat semprot, egrek, cangkul, parang, pestisida dan pupuk.
Universitas Sumatera Utara
Pengolahan usahatani tanaman kelapa sawit petani juga berada pada kriteria sedang dengan nilai 2,00 yang artinya bahwa petani di desa ini dalam
melakukan usahatani kelapa sawit telah melakukan kegiatan pengolahan dengan baik dan sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh perusahaan inti. Adapun
kegiatan pengolahan usahatani yang dilakukan oleh petani di antaranya membersihkan lahan, mengendalikan hama dan penyakit, pemupukan dan
pemanenan. Pada kriteria sedang berarti petani memiliki kemampuan mengolah usahatani kelapa sawitnya pada tingkat sedang, yakni dengan melakukan kegiatan
pemangkasan daun dan pemanenan. Skor rata-rata untuk kemampuan petani adalah 4,07 yang berada pada kriteria sedang berarti rata-rata kemampuan petani
contoh dalam usahatani kelapa sawit berada pada tingkat sedang. Pada kriteria sedang ada sepuluh orang artinya ada sepuluh petani contoh yang memiliki tingkat
kemampuan sedang dalam usahatani kelapa sawit. Kriteria rendah ada 11 orang artinya ada 11 petani yang memiliki tingkat kemampuan rendah dalam usahatani
kelapa sawit.
4.4.1.4 Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani dalam usahatani kelapa sawit di desa ini dilihat dari keanggotaan petani terhadap kelompok tani dan KUD. Nilai skor mengenai
kelembagaan petani dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Skor rata-rata kelembagaan petani dalam usahatani kelapa sawit di
Kecamatan P. Rakyat Asahan, tahun 2012
No Uraian
Frekuensi orang Skor Rata-rata
Kriteria T
S R
1 2
Keanggotaan Kelompok
tani Keanggotaan KUD
10 6
20 18
- 6
2,30 2,00
S S
Kelembagaan petani 11
13 6
4,30 S
Sumber : Data primer yang diolah
Keanggotaan petani dalam kelompok tani dilihat dari kegiatan yang biasa dilakukan oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani tersebut. Berdasarkan
pada Tabel 3 skor nilai petani dalam keanggotaanya dalam kelompok tani berada pada nilai 2,30 dan berada pada kriteria sedang. Hal ini berarti bahwa dalam
usahatani kelapa sawit ini petani memiliki tingkat sedang dalam keanggotaannya pada kelompok tani. Tergabungnya petani dalam kelompok tani bertujuan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam usahatani kelapa sawit, misalnya penggunaan pupuk dan pestisida jenis, dosis,waktu dan cara untuk mengatasi
permasalahan tersebut biasanya petani menanyakan pada petani lainnya yang produksi kebunnya tinggi. Pada kriteria tinggi berarti ada petani contoh yang
melakukan pertemuan kelompok dua kali dalam satu bulan dengan membahas topik mengenai produksi, pupuk dan pestisida jenis, cara, dosis dan waktu. Pada
kriteria sedang berarti petani melakukan pertemuan kelompok satu kali dalam satu bulan dengan membahas topik mengenai produksi, pupuk dan pestisida jenis,
cara, dosis dan waktu.
Universitas Sumatera Utara
Untuk keanggotaan dalam KUD juga dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh petani yang tergabung dalam KUD. Selain itu juga untuk mengetahui
intensitas pertemuan yang dilakukan. Dari Tabel 4.9 dapat dilihat petani juga tergabung dalam KUD dengan nilai skor 2,00 dan juga berada pada kriteria
sedang artinya keanggotaan petani dalam KUD berada pada tingkat sedang. Kriteria sedang artinya petani melakukan pertemuan kelompok satu kali dalam
satu bulan dengan membahas topik mengenai produksi, pupuk dan pestisida jenis, cara, dosis dan waktu. Pada kriteria rendah berarti ada petani contoh yang
tidak melakukan kegiatan pertemuan kelompok. Skor rata-rata untuk kelembagaan petani berjumlah 4,33 dengan kriteria
sedang artinya petani selain tergabung dalam kelompok tani juga tergabung dalam KUD dan biasanya melakukan pertemuan satu sampai dengan dua kali dalam
sebulan yang membahas mengenai produksi, pupuk dan pestisida jenis, cara, dosis dan waktu.
4.4.1.5 Posisi Ekonomi Petani
Posisi ekonomi petani dalam hal ini dilihat dari posisi tawar menawar harga TBS dan juga nilai tambah yang diperoleh pada saat produksi maupun pasca
produksi. Skor rata-rata untuk posisi ekonomi petani berjumlah 3,70 pada kriteria sedang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Skor rata-rata posisi ekonomi petani contoh dalam usahatani kelapa sawit di
Kecamatan P. Rakyat Asahan, 2012
N o
Uraian Frekuensi orang
Skor Rata-rata Kriteria
T S
R 1
2 Posisi tawar menawar harga
TBS Nilai tambah yang diperoleh
pada saat produksi maupun pasca produksi
-
5 30
11 -
14 2,00
1,70 S
S Posisi ekonomi petani
5 11
14 3,70
S
Sumber : Data primer yang diolah
Posisi tawar menawar harga TBS ini dilihat dari pihak mana yang menentukan harga TBS. Dalam usahatani kelapa sawit di Desa Budi Asih ini
untuk menentukan posisi tawar menawar harga TBS berada pada kriteria sedang dengan nilai 2,00 artinya semua posisi ekonomi petani berada pada tingkat
sedang. Untuk perolehan nilai tambah yang diperoleh pada saat produksi maupun pasca produksi dilihat dari kemampuan petani memanfaatkan tanaman kelapa
sawit maupun limbah dari tanaman kelapa sawit. Untuk perolehan nilai tambah yang diperoleh pada saat produksi maupun pasca produksi juga berada pada
kriteria sedang dengan nilai 1,70 yang artinya bahwa petani dalam memanfaatkan tanaman kelapa sawit maupun limbahnya untuk memperoleh nilai tambah sudah
cukup baik misalnya saja tandan daun kelapa sawit yang sudah tidak terpakai lagi digunakan untuk kayu bakar dan daun kelapa sawit digunakan untuk membuat
sapu lidi. Pada kriteria sedang artinya ada petani yang telah memanfaatkan cabang pohon yang telah dipangkas untuk kayu bakar dan pada kriteria rendah ada petani
Universitas Sumatera Utara
yang tidak memanfaatkan tanaman kelapa sawitnya selain melakukan pemanenan baik saat produksi maupun pasca produksi.
4.4.2 Pendapatan Petani dalam Usahatani Kelapa Sawit
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan biaya produksi yang dikeluarkan selama berlangsungnya proses produksi. Pendapatan
petani dalam usahatani kelapa sawit adalah hasil yang diterima oleh petani setelah hasil penjualan yang didapatkan dikurangi dengan biaya-biaya produksi yang
dikeluarkan petani. Rata-rata pendapatan petani sebesar Rp 13.419.403,57 thnkv. Tabel 4.11
Produksi, pernerimaan dan pendapatan petani contoh dalam usahatani kelapa sawit di Kecamatan P. Rakyat Asahan, Tahun 2012.
No Uraian
Jumlah rata-ratathn
1 2.
3. 4.
5. 6.
Produksi kgkv Penyusutan alat rpkgkv
Biaya Pestisida Biaya total kv
Penerimaan Pendapatan
20.053,07 97.468,77
101.800,00 2.826.582,22
17.756.745,67 13.419.403,57
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel, Produksi adalah hasil yang diperoleh oleh petani dalam menjalankan usahataninya. Dalam usahatani kelapa sawit produksi yang diterima
oleh petani dalam bentuk tandan buah segar TBS yang biasanya dihitung perkilogramnya. Adapun kriteria pendapatan petani contoh sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Kriteria pendapatan petani contoh dalam usahatani kelapa
sawit di Kecamatan P. Rakyat Asahan, Tahun 2012
No Kriteria Pendapatan
Jumlah orang
Persentase
1 2
3 Rendah Rp 9.560.463,34
– Rp 11.416.653,33 Sedang Rp 11.416.653,33
– Rp 13.272.843,33 Tinggi Rp 13.272.843,33 - Rp 15.129.033,34
1 11
18 3,33
36,37 60,00
Jumlah 30
100,00
Sumber : Data primer yang diolah
Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa jumlah petani yang memiliki tingkat pendapatan pada kriteria tinggi berjumlah 18 orang atau sebesar 60,00 persen.
Pada kriteria sedang berjumlah 11 orang dan pada kriteria rendah ada satu orang dengan persentase sebesar 36,37 dan 3,33 persen.
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik harus bebas dari masalah asumsi klasik. Uraian berikut akan membahas mengenai uji asumsi kasik pada regresi berganda
diantaranya:
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya berdistribusi normal atau
tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melaui 2 cara yaitu analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov.
Universitas Sumatera Utara
a. Analisis Grafik
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Hasil pengujian sebagaimana pada Gambar 4.2 tersebut menunjukkan bahwa data residual sudah berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan titik-
titik yang tidak jauh dari garis diagonal. b. Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
42 Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.33338747
Most Extreme
Differences Absolute
.136 Positive
.136 Negative
-.079 Kolmogorov-Smirnov Z
.880 Asymp. Sig. 2-tailed
.421
Sumber : Data primer yang diolah
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengujian terlihat pada tabel 4.13 tersebut terlihat besarnya nilai Kolomogorov-Smirnov adalah 0,880 dan signifikansinya pada 0,421 dan nilainya
jauh diatas α = 0,05. Suatu model dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi dari Kolomogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu
model ini dikatakan berdistribusi normal.
4.5.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Karena model awal regresi memiliki masalah multikolinieritas dimana nilai VIF
sangat tinggi. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika nilai VIF dibawah 10. Hasil uji multikoliniearitas dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 X1
0,388 2,576
X2 0,327
3,060 X3
0,631 1,584
Dependent Variable: Y
Sumber : Data primer yang diolah
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai VIF yang berada jauh di bawah angka 10 sehingga dapat dikatakan semua
konsep pengukur variabel-variabel yang digunakan tidak mengandung masalah multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi Heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik Scatter Plot dan uji Glejser.
a. Grafik Scatter Plot
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik scatterplot tidak mempunyai pola penyebaran yang jelas dan titik-titik tersebut menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Glejser
Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 1.423 1.206
1.181 .245
x1 -.059
.092 -.159
-.643 .524
.388 2.576
x2 -.051
.108 -.128
-.472 .639
.327 3.060
x3 .136
.072 .368
1.893 .066
.631 1.584
Sumber : Data primer yang diolah
Dari hasil pengujian terlihat pada tabel 4.15 tersebut terlihat besarnya nilai signifikansinya di atas tingkat signifikansi α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
4.6 Hasil Uji Ketepatan Model Test of Goodness Of Fit Tabel 4.16
Hasil Uji Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.823 .678
.653 2.42375
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi atau angka R square adalah sebesar 0,678, yang berarti variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 67,8. Jadi model baik. Sedangkan sisanya 32,2 dijelaskan oleh variabel-variabel independen lain yang
tidak diteliti dan tidak dimasukkan ke dalam model regresi.
Universitas Sumatera Utara
4.7 Uji Hipotesis Penelitian Tabel 4.17
Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant .845 1.863
.454 .653
x1 .286
.141 .299
2.023 .050
x2 .364
.167 .351
2.177 .036
x3 .284
.111 .296
2.558 .015
Sumber : data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat pada kolom Unstandardized Coefficients, maka diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut :
Y = 0,845 + 0,286 X
1
+ 0,364 X
2
+ 0,284 X
3
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Koefisien regresi X
1
kredit pangan bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kredit pangan adalah searah dengan pendapatan petani sawit.
b. Koefisien regresi X
2
jumlah pohon sawit bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh jumlah pohon sawit adalah searah dengan
pendapatan petani sawit. c. Koefisien regresi X
3
jumlah petani sawit bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh jumlah petani sawit adalah searah dengan
pendapatan petani sawit.
Universitas Sumatera Utara
4.7.1 Hasil Uji Hipotesis Penelitian 4.7.1.1 Uji Simultan Uji-F
Digunakan untuk melihat pengaruh dari semua variabel independent yaitu kredit pangan X
1
, jumlah pohon sawit X
2
, dan jumlah petani sawit X
3
terhadap variabel dependen yaitu pendapatan petani sawit Y apakah secara simultan berpengaruh atau tidak.
Tabel 4.18 Hasil Uji Simultan Uji F
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
469.910 3
156.637 26.664
.000 Residual
223.233 38
5.875 Total
693.143 41
Sumber : Data primer yang diolah
Dari hasil uji F pada penelitian ini didapatkan nilai F statistik sebesar 26,664 dengan angka probabilitas sebesar 0,000. Dengan tingkat signifikansi 95
α = 0,05. Angka signifikansi sebesar 0,0000,05. Atas dasar perbandingan tersebut, kredit pangan, jumlah pohon sawit, dan jumlah petani sawit secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani sawit di kecamatan pulau rakyat.
4.7.1.2 Uji Parsial Uji-t
Digunakan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel independent yaitu kredit pangan X
1
, jumlah pohon sawit X
2
, dan jumlah petani sawit X
3
terhadap variabel dependen yaitu pendapatan petani sawit Y apakah secara parsial berpengaruh atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 Hasil Uji Parsial Uji t
Variabel Signifikansi
Kredit Pangan 0,050
Jumlah Pohon Sawit 0,036
Jumlah Petani Sawit 0,015
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.19, maka hasil uji t pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kredit Pangan Berdasarkan tabel diatas diketahui secara parsial variabel kredit pangan
berpengaruh terhadap jumlah pendapatan petani sawit dimana nilai probabilitas dari kredit pangan sebesar 0,050 sama dengan
α = 0,05. Dengan demikian kredit pangan secara signifikan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani sawit di
kecamatan pulau rakyat. b. Jumlah Pohon Sawit
Berdasarkan tabel diatas diketahui secara parsial variabel jumlah pohon sawit berpengaruh terhadap pendapatan petani sawit dimana nilai probabilitas dari
jumlah pohon sawit sebesar 0,036 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian
jumlah pohon sawit secara signifikan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani sawit di kecamatan pulau rakyat.
c. Jumlah Petani Sawit Berdasarkan tabel diatas diketahui secara parsial variabel jumlah petani
sawit berpengaruh terhadap pendapatan petani sawit dimana nilai probabilitas dari jumlah petani sawit sebesar 0,015
lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
jumlah petani sawit secara signifikan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani sawit di kecamatan pulau rakyat bertentangan dengan hipotesis yang ada.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan adalah sebagai
berikut: 1. Hasil uji F diperoleh probabilitas F-statistik sebesar 0,000 sehingga signifikan
pada tingkat alpa 5. Dengan demikian hipotesis 1 diterima sehingga kredit pangan, jumlah pohon sawit, dan jumlah petani sawit berpengaruh terhadap
pendapatan petani sawit di kecamatan pulau rakyat. 2. Hasil uji t pada tabel diperoleh probabilitas t-statistik untuk kredit pangan
sebesar 0,050 signifikan pada tingkat alpa 5 sehingga hipotesis 2 diterima. Probabilitas t-statistik untuk jumlah pohon sawit sebesar 0,036 signifikan
pada tingkat alpa 5 sehingga hipotesis 3 diterima. Probabilitas t-statistik untuk jumlah petani sawit sebesar 0,015 signifikan pada tingkat alpa 5
sehingga hipotesis 4 ditolak. Dengan demikian dalam penelitian ini kredit pangan dan jumlah pohon sawit secara signifikan berpengaruh positif
terhadap pendapatan petani sawit di kecamatan pulau rakyat sedangkan jumlah petani sawit secara signifikan berpengaruh positif terhadap
pendapatan petani sawit di kecamatan pulau rakyat yang bertentangan dengan hipotesis yang ada.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran