perbankan dan pemerintah hanya menyediakan subsidi suku bunga. Bank pelaksana KKP terdiri dari 9 bank umum BRI, BNI, Bank Mandiri, Bukopin,
BCA, Bank Agro Niaga, BBI, Bank Niaga, Bank Danamon dan 20 Bank Pembangunan Daerah.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dan menjadikan sebagai skripsi dengan judul
“Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Sawit di
Kecamatan P.Rakyat Asahan ”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan masalah yang menjadi objek analisis. Adapun perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kredit pangan, jumlah pohon sawit dan jumlah petani sawit secara
simultan berpengaruh terhadap pendapatan petani sawit? 2. Apakah kredit pangan secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan petani
sawit? 3. Apakah jumlah pohon sawit secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan
petani sawit? 4. Apakah jumlah petani sawit secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan
petani sawit?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan petani sawit di Kecamatan P.
Rakyat Asahan. 2. Untuk mengetahui apakah Kredit Ketahanan Pangan KKP, jumlah pohon
sawit, dan jumlah petani sawit berpengaruh terhadap pendapatan petani sawit di Kecamatan P. Rakyat Asahan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai tambahan informasi dan masukan bagi perbandingan yang berkaitan
dengan kredit ketahanan pangan dan pendapatan petani sawit. 2. Sebagai bahan masukan maupun perbandingan bagi kalangan akademisi dan
peneliti lainnya yang menganalisa masalah yang berkenaan dengan kredit ketahanan pangan dan pendapatan petani sawit.
3. Sebagai bahan studi atau tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswai
Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
4. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang penelitian bagi
penulis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kredit Ketahanan Pangan KKP 2.1.1 Pengertian Ketahanan Pangan
Krisnamuth 2006 dalam penelitiannya mengenai konsep ketahanan pangan mengungkapkan bahwa dari perspektif sejarah istilah ketahanan pangan
food security muncul dan dibangkitkan karena kejadian krisis pangan dan kelaparan. Istilah ketahanan pangan dalam kebijakan pangan dunia pertama kali
digunakan pada tahun 1971 oleh PBB untuk membebaskan dunia terutama negara
–negara berkembang dari krisis produksi dan suplai makanan pokok. Ketahanan pangan memiliki definisi yang sangat bervariasi dalam tiap
konteks, waktu dan tempat, namun umumnya mengacu pada definisi Bank Dunia dan Maxwell dan Frankenberger yaitu “akses semua orang setiap saat pada
pangan yang cukup untuk hidup sehat” secure access at all times to sufficient food for healthy life.
Menurut Basauki 2003 ketahanan pangan memiliki 5 lima unsur yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Berorientasi pada rumah tangga dan individu b. Dimensi watu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses
c. Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial
d. Berorientasi pada pemenuhan gizi e. Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia, definisi dan konsep ketahanan pangan terdapat pada Undang-Undang Pangan No. 7 Tahun 1996, yang menyatakan bahwa ketahanan
pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau. Definisi tersebut menunjukkan bahwa target akhir dari ketahanan pangan adalah pada tingkat rumah tangga.
Menurut Hastuti, dkk 2002 perwujudan ketahanan pangan dapat dipahami sebagai berikut:
a. Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, diartikan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak,
dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya.
b. Terpenuhinya pangan dalam kondisi yang aman, diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia, serta aman dari kaidah agama. c. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan pangan yang
harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air. d. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang terjangkau, diartikan pangan
mudah diperoleh rumah tanggadengan harga yang terjangkau Kartasasmita 2005 menyatakan bahwa ketahanan pangan tidak
mensyaratkan untuk melakukan swasembada produksi pangan karena tergantung pada sumberdaya yang dimiliki. Suatu negara bisa menghasilkan dan mengekspor
komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi dan barang-barang industri,
Universitas Sumatera Utara
kemudian membeli komoditas pangan di pasar internasional. Sebaliknya, negara yang melakukan swasembada produksi pangan pada level nasional, namun
dijumpai masyarakatnya yang rawan pangan karena ada hambatan akses dan distribusi pangan.
2.1.2 Keterkaitan Kredit Pertanian dengan Ketahanan Pangan
Kredit pertanian memiliki peran yang penting dalam pembangunan sektor pertanian. Pentingnya peranan kredit disebabkan bahwa secara relatif modal
merupakan faktor produksi non alami yang persediaannya masih sangat terbatas terutama di negara yang sedang berkembang. Di samping itu, karena
kemungkinan kecil untuk memperluas tanah pertanian dan persediaan tenaga kerja yang melimpah, diperkirakan bahwa cara yang lebih mudah dan tepat untuk
memajukan pertanian dan peningkatan produksi adalah dengan memperbesar penggunaan modal.
Wibowo 2010 menyatakan bahwa kredit berperan untuk memperlancar pembangunan pertanian, antara lain karena:
a. Membantu petani kecil dalam mengatasi keterbatasan modal dengan bunga relatif ringan.
b. Mengurangi ketergantungan petani pada pedagang perantara dan pelepas uang sehingga bisa berperan dalam memperbaiki struktur dan pola pemasaran hasil
pertanian. c. Mekanisme transfer pendapatan untuk mendorong pemerataan.
d. Insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan produksi
pertanian dan
pendapatan petani
akan mempengaruhi status ketahanan pangan, karena dengan meningkatnya produksi
maka ketersediaan pangan juga meningkat. Sementara peningkatan pendapatan petani akan meningkatkan aksesibilitas ekonomi dimana daya beli petani menjadi
lebih tinggi dan skala usaha taninya juga dapat ditingkatkan.
2.1.3 Keterkaitan Pemerintah di Bidang Infrastruktur dengan Ketahanan Pangan
Menurut Satori 2010 infrastruktur merupakan suatu sarana fisik pendukung agar pembangunan ekonomi suatu negara dapat terwujud.
Infrastruktur juga menunjukkan seberapa besar pemerataan pembangunan terjadi. Suatu negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi akan mampu melakukan
pemerataan pembangunan kemudian melakukan pembangunan infrastruktur keseluruh bagian wilayahnya. Perekonomian yang terintegrasi membutuhkan
pembangunan infrastruktur. Menurut kajian ilmiah yang dilakukan Deni Friawan 2008 menjelaskan setidaknya ada tiga alasan utama mengapa infrastruktur
penting dalam sebuah integrasi ekonomi. Pertama, ketersedian infrastruktur yang baik merupakan mesin utama pemacu pertumbuhan ekonomi, misalnya studi The
World bank 2004 menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah dalam beberapa tahun terakhir pasca krisis ekonomi 1998 salah satunya
dipengaruhi rendahnya tingkat investasi. Kurangnya ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu hambatan utama dalam perbaikan iklim investasi di
Indonesia. Kedua, untuk memperoleh manfaat yang penuh dari integrasi, ketersediaan jaringan infrastruktur sangat penting dalam memperlancar aktifitas
Universitas Sumatera Utara
perdagangan dan investasi. Penurunan tarif akibat integrasi ekonomi tidak dapat menjamin bahwa akan meningkatkan aktivitas perdagangan dan investasi tanpa
adanya dukungan dari infrastruktur yang memadai. Ketiga, perhatian terhadap perbaikan infrastruktur juga penting untuk mengatasi kesenjangan pemba ngunan
ekonomi antar negara-negara di Asia dan juga mempercepat integrasi perekonomian Asia.
Pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan sarana irigasi, akan mampu melayani pergerakan ekonomi dengan baik. Peningkatan sarana
perhubungan seperti jalan dan jembatan berimplikasi pada semakin murahnya biaya distribusi, dan mempercepat distribusi, sehingga akses masyarakat terhadap
pangan menjadi lebih mudah dan cepat. Peningkatan sarana irigasi juga dapat menjadi insentif bagi petani dan meningkatkan produksi. Namun, proses
akumulasi di sektor pertanian biasanya lebih lambat karena tingkat produktivitas pekerja yang lebih rendah daripada sektor di luar pertanian. Selain itu, kenaikan
produktivitas per pekerja di sektor pertanian juga lebih lambat daripada sektor di luar pertanian. Itulah sebabnya investasi di sektor pertanian memiliki arti yang
penting. Peningkatan pengeluaran pemerintah atas infrastruktur harus diikuti
dengan efektifitas dan efisiensi dari pengeluaran tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur yang dibangun dan agar terciptanya
transparansi dalam proses pengadaan barang dan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Konsep Kredit Ketahanan Pangan KKP
Tujuan penyelenggaraan KKP adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan petani, peternak, nelayan dan petani ikan
melalui penyediaan kredit investasi dan atau modal kerja dengan tingkat bunga yang terjangkau. Sesuai dengan surat keputusan menteri keuangan RI Nomer
345kmk.0172000 tentang petunjuk teknis pemanfaatan sekim kredit ketahanan pangan tanggal 22 Agustus 2000, dan memorandum kesepakatan bersama antara
Bank Bukopin dengan pemerintah Menteri Keuangan Nomer MKB- 19KKPDP32000 tentang penyaluran KKP TP 2000 periode Oktober 2000
sesudah September 2001. Sedangkan pengertian kredit ketahanan pangan KKP adalah kredit
investasi atau kredit modal kerja yang di berikan Bank Bukopin kepada petani, peternak, nelayan, petani ikan, kelompok dalam rangka:
a. Pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar b. Pembiayaan pengembangan budidaya tanaman tebuh
c. Pembiayaan peternakan sapi potong, ayam buras dan itik d. Pembiayaan usaha rengkap dan budidaya ikan
Pembiayaan kepada kopaersi dalam rangka pengadaan pangan berupa gabah jagung dan kedelai. Sedangkan resiko KKP sepenuhnya di tanggung oleh
Bank Bukopin, oleh karena itu dalam penyaluran KKP harus betul-betul memperhatikan aspek kehati-hatian.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Sumber Dana Kredit Ketahanan Pangan KKP
Sumber dana pembiayaan 100 berasal dari Bank Bukopin, dengan komposisi 25 di sediakan dari cabang pelaksana dan 75 di sediakan oleh
kantor pusat dan sumber dana untuk pembiayaan KKP untuk TP 20002001 berasal dari dana yang dihimpun oleh Bank Bukopin sendiri dengan pengaturan:
a. Dana untuk pembiayaan KKP di sediakan oleh cabang sendiri sbesar 25 dan 75 disediaka oleh kantor pusat.
b. Dana yang disediakan oleh kantor pusat dalam bentuk RKP khusus KKP kantor pusat dan cabang akan membuka 2 dua fasilitas RKP khusus KKP
yaitu khusus untuk intensifikasi padi jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar dan RKP khusus KKP lainnya.
c. Ketentuan RKP khusus KKP akan diatur dalam Memorandum tersendiri yang antara lain memuat: tingkat bunga RKP, jangka waktu RKP, perlakuan subsidi
bunga yang mempengaruhi d. Pengajuan RKP khusus KKP ke kantor pusat di lakukan dengan pola
reimbursment setelah kredit di droping oleh cabang kepada debitur. e. Permohonan RKP khusus KKP di ajukan cabang ke kantor pusat CQ urusan
hubungan kerjasama kelembagaan untuk di teruskan kepada urusan Traesur dengan mencantumkan data-data yang memuat nama debitur, nomer pinjaman
plapod kredit, fasilitas pembiayaan, dan jangka waktu kredit ke dalam bentuk tabel seperti pada lampiran.
f. Besarnya dana RKP khusus KKP yang dimintakan reimbursment ke kantor pusat di tetapkan sebesar 75 daro flapod kredit.
Universitas Sumatera Utara
g. Kantor pusat CQ. Unsur Hubungan Kerjasama Kelembagaan, UHKK melakukan ferifikasi atas permohonan reimbursment untuk selanjutnya di
teruskan permintaan dananya kepada urusan treasury. h. Treasury memberikan persetujuan dan pengiriman dana atas permohonan RKP
khusus KKP ke cabang dengan tembusan ke UHKK i. Dalam persetujuan RKP khusus KKP oleh urusan treasury di cantumkan
persyaratan bahwa jangka waktu RKP sesuai dengan jangka waktu KKP dan RKP tidak dapat di perpanjang. Pada 1 satu bulan sebelum jatuh tempo RKP
urusan treasury akan memberitahukan kepada cabang tembusan UHKK bahwa RKP akan jatuh tempo dan RKP di tarik kembali.
j. Apabila besarnya subsidi bunga KKP di rubah oleh departemen keuangan maka perubahan tingkat bunga RKP khusus KKP akan diberitahukan ke
cabang dalam memorandum tersendiri. Sedangkan subsidi bunga yang di berikan pemerintah adalah subsidi bunga
atas dana KKP yang bersumber dan di salurkan oleh Bank Bukopin yang di sepakati dalam memorandum kesepakatan bersama MKB antara dengan Menteri
Keuangan yang besarnya ditetapkan yaitu: a. Subsidi bunga dalam rangka intenfikasi padi, jagung, kedelai, dan ubi jalar
adalah sebesar 10 pertahun b. Subsidi bunga dalam rangka sumber dana.
2.2 Kebijakan Umum Kredit Ketahanan Pangan
Ghozali 2007 substansi kebijakan umum ketahanan pangan yang terdiri dari 15 elemen penting yang diharapkan menjadi panduan bagi pemerintah, swasta
Universitas Sumatera Utara
dan elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, tingkat wilayah dan tingka nasional. Selain memberikan
arah kebijakan yang lebih jelas dan mudah dicerna, pemerintah berperan menjabarkan secara rinci kebijakan-kebijakan lain yang mampu memberikan
insentif dari hulu sampai hilir atau perlindungan kepada petani dan konsumen sekaligus. Langkah nyata yang berhubungan dengan hal-hal berikut menjadi
sangat mutlak: penyediaan, distribusi, aksesibilitas, dan stabilitas harga pangan, diversifikasi usaha dan penganekaragaman pangan, penanganan pasca panen,
keamanan pangan, pencegahanan kerawanan pangan, kerjasama internasional, penelitian dan pengembangan, penangulangan risiko, penataan aspek pertanahan
dan tata ruang daerah dan wilayah, partisipasi masyarakat dan lain-lain. Menurut Solehatul 2005 adapun kebijakan umum kredit ketahanan
pangan yaitu:
a. Menjamin Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga dengan bertumpu pada kemampuan produksi dalam negeri
melalui pengembangan sistem produksi, efisiensi sistem usaha pangan, teknologi produksi pangan, sarana dan prasarana produksi pangan dan mempertahankan dan
mengembangkan lahan produktif dan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal. Pemerintah memberikan dukungan peningkatan produktivitas pangan, terutama
pangan pokok, termasuk pemanfaatan sumberdaya lahan dan air.
Universitas Sumatera Utara
b. Menata Pertanahan dan Tata Ruang dan Wilayah Pemerintah mengembangkan lahan pertanian produktif, mencegah alih
fungsi lahan pertanian subur berigasi teknis, dan memperbaiki tata ruang, administrasi dan sertifikasi pertanahan agar tidak menimbulkan ketidakadilan
baru. Pemerintah memfasilitasi pelestarian sumberdaya air, membangun dan memelihara jaringan irigasi, dan bersama masyarakat mengelola pemanfaatan
sumberdaya air secara adil dan berkelanjutan.
c. Melakukan Antisipasi, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim