Konsep Tanaman Kelapa Sawit Meningkatkan Pendapatan Petani

gunakan. Karena pemilik perusahaan dan pemilik modal adalah sama, laba ekonomis dan pengembalian modal return to capital seringkali disatukan. Pendapatan total rumah tangga petani adalah penjumlahan antara pendapatan dari usaha tani, pendapatan non usaha tani, pendapatan dari bekerja di rumah tangga, pendapatan bukan hasil bekerja serta pendapatan yang diperoleh dengan meminjam kredit. Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan total dikurangi pajak. Pendapatan yang siap dibelanjakan akan dialokasikan untuk memperoleh kepuasan rumah tangga melalui fungsi pengeluaran.

2.5 Konsep Tanaman Kelapa Sawit

Sejarah kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam yang kemudian ditanam di kebun Raya Bogor. Perintis budidaya perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh Adrien Hallet berkebangsaan Belgia pada tahun 1911, yang kemudian diikuti oleh K. Schadt budidaya perkebunan kelapa sawit ini hingga mulai berkembang di Indonesia. Di Sumatera perkebunan kelapa sawit ini mulai berkembang berlokasi di bagian Pantai Timur Sumatera Deli dan Aceh hingga luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha. Tanaman kelapa sawit hanya dapat tumbuh di daerah tropis daerah khatulistiwa. Tanaman kelapa sawit mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan tanaman lainnya penghasil minyak nabati. Keunggulan tersebut dapat dilihat dari segi produktivitas minyak kelapa sawit tersebut sehingga harga Universitas Sumatera Utara produksi menjadi lebih ringan. Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang hingga 25 tahun juga akan mempengaruhi ringannya biaya produksi yang akan dikeluarkan petani. Dari segi hama dan penyakit tanaman kelapa sawit termasuk tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit jika dibandingkan dengan tanaman lainnya. Selain itu jika dilihat dari kebutuhan konsumsi orang terhadap minyak kelapa sawit hingga mencapai ratarata 25 kgtahun. Sampai saat ini tanaman kelapa sawit merupakan salah satu sub sector penyumbang devisa non migas yang terbesar karena minyak sawit dan inti sawitnya telah di ekspor ke luar negeri sehingga saat sekarang tanaman kelapa sawit merupakan primadona bagi masyarakat Indonesia. Dengan begitu baiknya prospek kelapa sawit tersebut telah mendorong pemerintah untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit tersebut.

2.6 Meningkatkan Pendapatan Petani

Peran sektor pertanian yang utama adalah sebagai penyedia pangan bagi penduduk. Jenis komoditas pangan yang dihasilkan oleh sektor pertanian akan sangat tergantung dari pola konsumsi masyarakat. Pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan secara bertahap akan mengubah pola produksi pertanian di tingkat petani diversifikasi produksi pertanian. Petani akan memproduksi komoditas yang banyak dibutuhkan oleh konsumen dan yang memiliki harga cukup tinggi. Kondisi ini akan membawa dampak pada peningkatan pendapatan petani. Mereka tidak lagi tergantung pada komoditas padi sebagai sumber pendapatan usahataninya, tetapi dapat mencoba tanaman lain yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Hal ini juga secara ekplisit dituangkan dalam PP No. Universitas Sumatera Utara 68 yang menyebutkan bahwa penganekaragaman pangan dilakukan dengan mengembangkan teknologi pengolahan dan produk pangan. Anonimus 2006, berpendapat bahwa usaha pembuatan aneka tepung lokal dan olahannya memiliki prospek yang cerah dan dapat dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki potensi ketersediaan bahan pangan lokal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, membuka lapangan kerja dan meningkatkan ketahanan pangan nasional, sehingga layak dipromosikan.

2.7 Kerangka Konseptual