lainnya. Kredit ini bersifat masal, pemberian kredit ini disesuaikan dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok RDKK atas rekomendasi dari dinas
tehnis. 4. Kredit Ketahanan Pangan KKP
Kredit ketahanan pangan yang selanjutnya disebut KKP adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Bank pelaksana kepada petani,
peternak, nelayan dan petani ikan, kelompok tani, ternak,nelayan dan petani ikan dalam rangka pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi
jalar, pengembangan budidaya tanaman tebu, peternak sapi potong, ayam buras dan itik, usaha penangkapan dan budidaya ikan, serta kepada koperasi dalam
rangka pengadaan pangan berupa gabah, jagung dan kedelai.
2.3.3 Resiko Kredit Sektor Pertanian
Dalam mengarugi kehidupan, setiap manusia selalu menghadapi resiko, tidak terkecuali kehidupan para petani dalam rangka pengembangan hasil usaha
taninya, resiko tersebut yaitu kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian kepada tanaman dan kehidupan para petani sendiri. Pada
hakekatnya setiap kegiatan manusia di dunia ini betapapun sederhananya, selalu mengandung berbagai kemungkinan, baik yang positif maupun negatif. Ada
kalanya beruntung dan ada kalanya mengalami kerugian. Sehinga dapat dikatakan, bahwa setiap kegiatan manusia itu selalu
mengandung suatu keadaan yang tidak pasti. Keadaan yang tidak pasti itu adalah sebagai suatu keadaan yang dengan penuh tanda tanya, kemungkinan menderita
kerugian itu akan menimbulkan suatu peranan yang tidak aman. Keadaan tidak
Universitas Sumatera Utara
pasti yang menimbulkan rasa tidak aman terhadap setiap kemungkinan menderita itu disebut resiko atau dengan perkataan lain resiko adalah suatu ketidak pastian
suatu peristiwa yang menciptakan kerugian sehingga menimbulkan rasa tidak aman.
Menurut TjiptoAdinugroho 1997 Resiko merupakan salah satu unsur dari suatu pemberian kredit, resiko sebagai suatu yang dihadapi akibat dari adanya
jangka waktu yang memisahkan dan kontra prestasi yang akan diterima kelak kemudian hari, semakin lama jangka waktu kredit diberikan semakin tinggi
tingkat resiko yang mungkin terjadi. Sesuatu ketidak pastian dimasa mendatang sebagai sebab yang mendasari munculnya resiko. Resiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan-kemungkinan menderita kerugian, sehingga didalamnya terkandung pengertian negatif.
Resiko menurut GE.Golding Pada hakekatnya resiko itu dapat menimpa pada setiap orang, baik secara pribadi atau dalam kelompok termasuk badan
hukum. Disamping itu resiko dapat pula menimpa pada kegiatan-kegiatan manusia pada umumnya, baik kegiatan yang sederhana sampai kegiatan-kegiatan
lain yang paling komplek misalnya : kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan,
industri, penggangkutan
dan sebagainya.
Upaya untuk
menanggulangi, mengelakan, mengurangi, atau memperkecil resiko tersebut adalah dengan jalan mengalihkan pada pihak lain berdasarkan perjanjian.
Kredit sektor pertanian, merupakan kredit yang diberikan kepada para petani dalam rangka mengembangkan hasil usaha tani, para petani tersebut dalam
menjalankan usahanya banyak menghadapi resiko yaitu kemungkinan-
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian kepada tanaman, yang pada akhirnya berpengaruh pada pembayaran kembali kredit yang telah diberikan
bank. Salah satu usaha untuk mengatasi kemungkinan menderita kerugian tersebut adalah melalui Asuransi Hasil Pertanian. Sebagaimana yang diatur dalam
pasal 299 sampai dengan pasal 301 Kitab Undang Undang Hukum dagang KUHD kita.
Asuransi hasil pertanian sebagaimana diatur dalam KUHD tersebut bersifat sukarela, oleh karena itu ditutupnya asuransi terhadap bahaya-bahaya
yang mengancam hasil pertanian yang belum dipanen tergantung dari kehendak petani sendiri,.Sifat sebagai asuransi sukarela ini pada umumnya tidak dipahami
oleh para petani, sehingga asuransi ini kurang memasyarakat sehingga dapat dipahami jika sebagian besar petani tidak melakukan penutupan asuransi hasil
pertaniannya.
2.3.4 Fasilitas Kredit Sektor Pertanian