Ketenangan Diri KETENANGAN DIRI DALAM SULUK

Amalan utama yang diamalkan dalam tarekat dan suluk Naqsyabandiyyah adalah dzikir lathoif lathifah-lathifah. Dengan dzikir ini, seseorang memusatkan kesadarannya berturut-turut pada tujuh titik halus lathoif pada tubuh Syaikhu, 2003. Aktifnya energi lathifah qalab menghasilkan kesadaran diri dengan tubuh serta kesadaran diri; lathifah nafs menghasilkan kesadaran identitas hubungan diri dengan orang lain; lathifah qalb menghasilkan kesadaran teori adlerian serta kesadaran bersama; lathifah sirr menghasilkan kesadaran nilai-nilai altruistik, psikologi jungian, pengalaman pertama dengan ketuhanan di dalam diri, kesadaran alam semesta; lathifah ruh menghasilkan kapasitas kesadaran bidang pengalaman mental, realitas dunia ruh dan mendengarkan suara hati diri serta orang lain; lathifah khafi menghasilkan kesadaran indera keenam, kekuatan- kekuatan paranormal atau supernatural serta diri sebagai psike dan puncaknya yaitu lathifah haqq menghasilkan kesadaran non-dualitas suprakosmik dan kehampaan metakosmik dan non-duality. Dengan kata lain, ke-eksis-an diri sebagai suatu entitas yang tidak terpisah O`Kane, 1989.

4.4 Ketenangan Diri

Ketenangan diri yang diperoleh setelah mengikuti proses kegiatan suluk merupakan hal yang lazim diterima oleh individu yang memilih jalan suluk dalam mencapai ketenangan diri, hal ini dimungkinkan karena adanya penerimaan terhadap sesuatu yang baru bagi diri individu. Sikap penerimaan terhadap sesuatu yang baru dalam hal ini merupakan munculnya kesadaran terhadap keberadaan Allah S.W.T dalam kehidupan sebagai pencipta dan juga munculnya kesadaran individu yang mengikuti kegiatan suluk Universitas Sumatra Utara sebagai manusia ciptaan Tuhan beserta dengan mahluk lainnya di alam semesta. Atas kemunculan kesadaran akan penerimaan atau kesadaran sebagai umat manusia menyebabkan timbulnya ketenangan diri pada individu, setidaknya salah satu persoalan mengenai hubungan antara manusia dan penciptaNya mampu dijelaskan dalam proses kegiatan suluk. Keterangan salah seorang informan Ahmad 28 Tahun mengatakan bahwa: “Ketenangan diri yang saya dapatkan berbeda dengan ketenangan diri secara personal yang selama ini saya temukan, melainkan sebagai ketenangan diri yang stabil dan bertahan lama hal ini dimungkinkan dengan munculnya kesadaran terhadap keberadaan manusia sebagai mahluk hidup dan Allah S.W.T, selain itu dalam mencapai ketenangan diri juga harus menjaga wudhu dan sholat.” Keterangan yang diberikan oleh informan tersebut memberikan sedikit gambaran mengenai proses ketenangan diri yang dicapai, dan perlunya menjaga bentuk ibadah wudhu dan sholat sebagai suatu hal yang menjaga tetap berada dalam ketenangan diri. Beberapa bentuk ketenangan diri yang umumnya didapatkan oleh individu yang ikut dalam kegiatan suluk adalah : 1. Ketenangan diri secara jiwa, dimana seorang individu merasakan jiwa yang damai dan mampu mengendalikan emosi serta menempatkan diri dalam kondisi yang seimbang, hal ini dikendalikan melalui proses dzikir secara terus- menerus yang secara sederhana dapat mengendalikan pikiran dan jiwa hanya untuk mengingat Allah S.W.T 2. Ketenangan diri secara fisik, hal ini berarti telah muncul kesadaran dalam diri individu untuk dapat mengatur fisik ragawi individu seperti dengan Universitas Sumatra Utara menjalankan ibadah sholat tepat waktu dan melakukan gerakan sholat yang benar, 3. Berfikir secara jernih, dengan adanya ketenangan diri secara jiwa dan fisik mampu menjadikan individu yang mengikuti kegiatan suluk sebagai individu yang dapat berfikir dengan jernih dalam menyelesaikan beragam persoalan dalam hidup. Universitas Sumatra Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran sangat penting dalam akhir suatu penelitian, kesimpulan memberikan suatu jawaban atas beragam pertanyaan yang menjadi tujuan penelitian, sedangkan saran memuat masukan yang dapat mendukung keberlanjutan dari fenomena.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap kegiatan suluk sebagai bentuk kegiatan religi di Desa Besilam atau Babussalam adalah : Terdapat beragam motivasi yang memicu atau mendorong seseorang untuk ikut serta dalam kegiatan suluk, seperti adanya sistem pewarisan pengetahuan secara turun-temurun yang menyebabkan seseorang ikut dalam kegiatan suluk, munculnya keinginan dari dalam diri invidu untuk menambah wawasan pengetahuan agama dan mendekatkan diri kepada Allah S.W.T hingga pada motivasi mengikuti kegiatan suluk yang disebabkan oleh adanya keinginan dari individu untuk mendapatkan ketenangan diri secara jiwa dan fisik. Hal ini menggambarkan keberagaman motivasi atau dasar seorang individu untuk turut serta dalam kegiatan suluk. Motivasi yang menjadi dasar seorang individu untuk turut dalam kegiatan suluk juga berkaitan dengan bagaimana kegiatan suluk dilakukan, mengenai hal Universitas Sumatra Utara